Bab. 17.

Pungki melihat sosok itu dari belakang, tampak rambut panjangnya tergerai menutupi punggungnya.

“Apa dia pegawai hotel yang menunggu aku atau tamu hotel. Kalau pegawai tapi kok tidak memakai baju seragam.” Gumam Pungki di dalam hati dan tidak berani memanggil perempuan itu karena belum tentu pegawai hotel sebab tidak memakai seragam karyawan hotel.

Pungki terus melangkah menuju ke mini bar yang ada di dalam ruang makan itu.. Hati Pungki terasa lega sebab di balik mini bar itu ada seorang karyawan hotel..

“Selamat pagi Mas, tadi yang pesan makan saur ya?” ucap karyawan di dalam mini bar itu.

“Benar Mas.” Jawab Pungki karena karyawan itu berjenis kellamin laki laki.

“Tunggu sebentar.” Ucap karyawan hotel itu, dan Pungki pun menganggukkan kepalanya, dia sabar berdiri menunggu.

Tidak lama kemudian karyawan tadi muncul sambil membawa satu nampan besar berisi satu kotak makan dan dua gelas minuman. Satu gelas air mineral dan satu gelas sirup cocopandan rumput laut.

“Bisa dimakan di sini atau dibawa ke kamar Mas. Tadi kalau menelepon juga sudah siap saya antar ke kamar.” Ucap karyawan itu sambil menaruh nampan di meja mini bar.

“Terima kasih Mas, apa ada tamu lain yang juga pesan makan saur?” tanya Pungki sambil mengambil nampan menu saur nya.

“Hanya Mas nya saja. Tetapi tidak apa apa Mas, melayani orang puasa kan dapat pahala.” Ucap karyawan itu sambil tersenyum..

“Ooo..” gumam Pungki akan tetapi dia tidak berani bertanya tentang perempuan yang duduk di pojok ruang makan.

Pungki pun membalikkan tubuhnya. Dia berniat untuk membawa makanan itu ke dalam kamarnya saja. Dia takut jika perempuan yang duduk di pojok ruang makan adalah perempuan penghibur laki laki kesepian..

Pungki pun melangkah dengan cepat meninggalkan mini bar itu sambil membawa nampan. Entah kenapa kepala Pungki ingin menoleh ke arah pojok ruang makan itu.. Dan betapa kagetnya Pungki karena sudah tidak ada lagi sosok perempuan berambut panjang tadi.

“Sudah pergi kok tidak terdengar suara langkah kaki dan suara pintu dibuka ya..” gumam Pungki di dalam hati.

Sesampai di pintu Pungki dengan hati hati memutar handel pintu itu dengan hati hati sambil tangannya masih membawa nampan yang berisi menu saur nya.

Pungki pun terus melangkah menuju ke koridor dan berharap tidak lagi mendengar suara perempuan yang memanggilnya dengan mesra dan sedikit mendesaah. Dan juga tidak melihat sosok perempuan berambut panjang, yang membuat jantung berdebar, bulu kuduk meremang hingga sampai kepala pun ikut merinding.

“Kenapa aku tadi tidak minta diantar pegawai hotel.” Gumam Pungki di dalam hati saat mulai menapak di lantai koridor. Pungki melangkah dengan cepat cepat di koridor yang remang remang lampunya itu.

Hati Pungki lega saat di tempat dia mendengar suara perempuan kini tidak ada suara apa apanya dan juga tidak ada sosok perempuan..

“Aman.” Gumam Pungki di dalam hati dan terus melangkah...

Akan tetapi tiba tiba terasa ada angin dingin menerpa tengkuk nya.. bulu kuduk Pungki pun kembali meregang... bersamaan dengan itu terdengar...

“Maasssss...” suara perempuan yang sexie dan mendesah lagi di belakang Pungki..

“Jangan ganggu aku.” Ucap Pungki sambil melangkah cepat setengah berlari..

Tiba tiba telinga Pungki mendengar suara tawa perempuan tadi, suara tawa cekikikan dengan nada tinggi

“Hi.....hi....hi.....hi....hi....hi...”

Pungki pun berlari dan gelas yang berada di atas nampan menggelimpang air minuman manisnya pun tumpah tangan Pungki menahan agar gelas tidak jatuh.. masih untung gelas air mineral tersegel rapat hanya menggelimpang saja dan masih tertahan oleh batas bibir nampan yang agak tinggi.

Saat sampai di depan pintu kamarnya Pungki cepat cepat membuka pintu kamar itu dan beruntung tidak dikunci oleh Syahrul. Pungki cepat cepat masuk dan menutup pintu dengan keras.

BRAAKK

Syahrul yang masih duduk berdoa pun mengakhiri doa sepertiga malamnya..

“Ada apa Pung?” tanya Syahrul sambil menoleh menatap wajah pucat Pungki yang duduk di kursi dan baju terlihat basah oleh air minum nya yang tumpah.

“Entahlah Mas, aku tidak tahu dia hantu atau wanita penghibur kesepian.” Ucap Pungki sambil mengatur nafasnya.

“Kamu melihat apa?” tanya Syahrul sambil bangkit berdiri dan Pungki pun menjelaskan apa yang dia dengar dan dia lihat.

“Kamu tidak melihat wajahnya?” tanya Syahrul selanjutnya.

“Tidak Mas, saat di koridor aku tidak menoleh, dan perempuan yang duduk di ruang makan itu aku lihat dari belakang.” Jawab Pungki sambil menatap Syahrul.

“Dia hantu apa manusia Mas?” tanya Pungki sambil masih menatap wajah Syahrul.

“Makanlah dahulu keburu waktu saur habis.” Ucap Syahrul sambil menatap Pungki, ada rasa kasihan Syahrul melihat gelas kosong di atas nampan Pungki. Dia tahu jika minuman itu tumpah karena baju Pungki yang basah. Dan di atas nampan ada potongan rumput laut yang tersisa. Syahrul pun melangkah menuju ke mini pantry untuk membuatkan teh manis untuk Pungki.

Sambil makan Pungki masih berpikir pikir perempuan yang baru saja dia lihat dan suaranya dia dengar itu manusia apa hantu..

“Kalau manusia harusnya aku mendengar suara langkah kakinya di koridor yang sepi. Tetapi aku tadi tidak mendengarnya.” Gumam Pungki di dalam hati.

Sesaat Syahrul sudah di dekat Pungki sambil membawa satu gelas teh manis..

“Pung kamu harus siap untuk melihat makluk makluk gaib. Beruntung tadi kamu hanya mendengar suara perempuan dan melihat sosok perempuan dari belakang, tidak melihat sosok yang mengerikan.” Ucap Syahrul sambil menaruh gelas teh manis.

Pungki yang masih mengunyah makanan nya itu pun menganggukkan kepalanya..

“Harus siap siap juga jika yang kamu lihat itu makluk yang mengerikan.” Ucap Syahrul lagi sambil menepuk nepuk pundak Pungki.

“Dan kamu harus siap jika ada makluk gaib yang selalu mengikuti kamu.” Ucap Syahrul selanjutnya sambil melangkah menuju ke tempat tidur. Pungki yang mendengar pun hampir hampir tersedak oleh makanannya. Setelah makanan ditelan dia pun cepat cepat minum air mineral yang sudah dia lepas segel penutupnya.

“Mas, yang benar ada makluk gaib yang mengikuti aku?” tanya Pungki sambil melihat Syahrul yang sudah merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

“Iya, ada makluk gaib yang akan mengikuti kamu, akan menjadi teman kamu dia bisa juga akan menolong kamu. Seperti Kakek Jin yang siap menolong aku. Tapi aku tidak tahu makluk gaib macam apa yang akan mengikuti kamu itu, dan tidak tahu kapan dia akan datang pada kamu.” Ucap Syahrul lalu dia memejamkan matanya..

“Aku berharap yang mengikuti aku bukan makluk gaib yang mengerikan atau hantu perempuan tadi mungkin saja wajah dia mengerikan untung aku tadi tidak menoleh.. ..” gumam Pungki di dalam hati akan tetapi tiba tiba tengkuknya terasa lagi dingin macam ada angin semilir semriwing bertiup..

Terpopuler

Comments

naynay

naynay

knp ngga mkn ditempat aja kn ada karyawan jg disana

2024-07-15

1

Tuxepos Jasmine

Tuxepos Jasmine

udh mulai kayanya si pungki di ganggu2 makhluk astral

2024-07-15

2

ᴊʀ ⍣⃝☠️​

ᴊʀ ⍣⃝☠️​

kabuuuuuuuuuuuuuuuuurrrrrrr🏃‍♂️🏃‍♂️🏃‍♂️🏃‍♂️🏃‍♂️

2024-07-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!