“Masuk!” suara Ibunda Ratu sambil menoleh ke arah pintu kamar yang tidak dikunci itu.
Sesaat pintu terbuka dan muncul laki laki bertubuh tinggi tegap dengan wajah kera dan tubuh penuh bulu bulu putih.. Sosok itu pun langsung membungkukkan badannya menghadap Sang Ibunda Ratu dan Pangeran Dewa Anum yang sedang duduk di sofa yang ada di dalam kamar.
“Ada apa?” tanya Ibunda Ratu pada sosok itu yang merupakan penjaga kamar Pangeran Dewa Anum..
“Maaf Gusti Ratu.. baru saja penjaga keputren melaporkan kalau Gusti Puteri manusia yang baru datang itu pingsan dan belum sadar sadar dan tubuhnya demam..” ucap penjaga kamar Pangeran Dewa Anum itu dengan sopan dan santun..
“Hmmmm bagaimana Nyi Dasih menjaga dia..” gumam Sang Ibunda Ratu. Tampak wajah Pangeran Dewa Anum pun sangat khawatir
“Gadis itu sakit Ibu..” ucap Pangeran Dewa Anum.
“Baiklah aku akan ke sana.” Ucap Ibunda Ratu sambil bangkit berdiri dan penjaga kamar itu pun segera keluar dari kamar.
“Aku ikut Ibu..” ucap Pangeran Dewa Anum sambil bangkit berdiri juga..
“Jangan. Kamu tetap di sini saja. Kamu harus bisa mengikhlaskan gadis pujaan hatimu itu dan menerima gadis manusia yang sudah berada di sini.” Ucap Sang Ibunda Ratu sambil menoleh ke arah Pangeran Dewa Anum lalu dia segera keluar untuk menuju ke keputren tempat para puteri puteri kerajaan..
CLING
Dalam sekejap Sang Ibunda Ratu sudah berada di keputren.. Dia terus berjalan menuju ke arah kamar di mana kini Andien berada di sana.. Para dayang dayang di keputren pun mengikuti kaki Sang Ibunda Ratu.
Sesaat kemudian..
TOK
TOK
TOK
“Nyi Dasih, Sang Ratu sudah datang...” Ucap seorang dayang dayang sambil mengetuk ngetuk pintu kamar..
Sesaat pintu terbuka tampak sosok Nyi Dasih dengan wajah yang sangat panik..
“Maaf Gusti Ratu.. gadis itu demam..” ucap Nyi Dasih dengan nada dan ekspresi wajah ketakutan ..
“Sekarang ke luar lah dari dalam kamar ini!” perintah Sang Ibunda Ratu pada Nyi Dasih.
“Baik Gusti Ratu maafkan saya..” ucap Nyi Dasih dengan wajah memelas dia menoleh ke arah tempat tidur di mana Andien terbaring di sana lalu pelan pelan dia keluar kamar dan menutup pintu kamar itu..
Kini hanya ada Ibunda Ratu dan Andien yang masih pingsan..
“Aku harus menyamar menjadi orang tuanya.” Gumam Sang Ibunda Ratu lalu dia bersedekap tangannya dan kedua mata terpejam...
CLING
Dalam sekejap sosok Sang Ibunda Ratu sudah berubah wujud menjadi sosok perempuan cantik yang tidak lain adalah sosok Mamanya Andien..
“Ehmmm ehmmmm.” Sang Ibunda Ratu berdehem dehem untuk mengetes suaranya.. Dan ternyata sudah berubah juga menyerupai suara Mamanya Andien..
Sang Ibunda Ratu yang telah berubah wujud itu pun melangkah mendekati tempat tidur.. Dia lalu duduk di tepi tempat tidur, tangannya terulur lalu menempel di kening Andien..
“Benar sangat panas suhu tubuhnya.. Dia tidak boleh mati, meskipun kalau mati Roh nya bisa aku kuasai tetapi aku tidak bisa mendapatkan keturunan manusia yang sempurna bisa berkuasa di alam nyata dan alam gaib..” gumam Sang Ibunda Ratu di dalam hati..
Tangan Sang Ibunda Ratu pun mengusap usap kening Andien dengan sangat lembut sambil membatin mantera mantera warisan lelehur..
“Sayang bangunlah...” suara Sang Ibunda Ratu yang sangat persis dengan suara Mamanya Andien..
Andien pun telinganya sayup sayup mendengar suara Sang Mama.. pelan pelan mata Andien terbuka... Dan betapa kagetnya Andien saat melihat sosok Sang Mama berada di depannya...
“Mama...” ucap Andien dengan mata berkaca kaca..
“Iya Sayang ini Mama datang.” Ucap Sang Ibunda Ratu..
“Mama.. peluk Andien Ma.. Andien sangat takut...” ucap Andien kini air mata sudah mengalir deras di pipinya.. Sang Ibunda Ratu pun lalu memeluk tubuh Andien dengan sangat erat sambil mengusap usap rambut panjang Andien...
Sementara itu di tempat lain di rumah Ningrum.. Syahrul dan Pungki sudah tiba di sana, mereka berdua sudah duduk di kursi di ruang pendapa untuk menunggu Ningrum. Di ruang pendapa yang luas itu banyak kursi, di set kursi lain yang agak jauh dari tempat duduk Syahrul dan Pungki, tampak ada beberapa polisi yang duduk sambil berbincang bincang dengan Pak Kades dan Pak Babin yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di desa itu.
“Mas apa mereka percaya ya kalau Andien dibawa ke kerajaan jin yang sangat jauh.” Ucap lirih Pungki sambil menatap Syahrul.
“Ya tidak tahu Pung, tapi aku rasa kalau Pak Kades mungkin percaya karena kemarin orang orang juga mencari Andien dengan cara cara mistis, tapi tidak ditemukan di sekitar sini. Polisi mungkin mencari kalau kalau Andien diculik manusia. Karena pasti ada orang orang yang tidak percaya dengan hilangnya orang secara gaib.” Ucap Syahrul dengan nada serius.
“Kita tunggu juga orang tua Andien nanti dia percaya pada hal yang mana. Andien hilang diculik orang atau hilang secara gaib.” Ucap Syahrul selanjutnya..
Sesaat tampak sosok Ningrum sudah berjalan wajah Ningrum tampak sembab, sebab dia terus saja menangis menyesal karena tidak mau mengantar Andien ke kamar mandi. Di belakang Ningrum ada mbok Piyah yang berjalan sambil membawa nampan besar berisi minuman dan satu piring berisi pisang goreng panas kemebul..
Syahrul menatap wajah Ningrum dengan penuh perhatian...
“Jangan terus bersedih Ning kita berusaha mencari Andien.” Ucap Syahrul saat Ningrum sudah duduk di kursi..
“Aku benar benar menyesal Mas, andai aku mau mengantar Andien ke kamar mandi tidak akan muncul masalah ini..” ucap Ningrum air matanya kembali menetes.. Ningrum pun cepat cepat menghapus air matanya..
“Mbak ini.” Ucap Mbok Piyah sambil menyodorkan nampan. Ningrum pun segera mengambil dua gelas kopi dan satu piring pisang goreng panas panas dan di taruh di meja...
Melihat hal itu iman Pungki pun tergoda rasa rasanya tangan Pungki sangat ingin meraih gelas kopi dan menyeruput kopi yang tampak sedap itu dan setelah nya mencomot pisang goreng pasti enak sekali..
“Mas... Pung.. silakan diminum dan dimakan..” ucap Ningrum selanjutnya..
“Iya Ning, tadi aku sudah sarapan di hotel tetapi kok kayaknya kopi dan pisang goreng enak sekali..” ucap Syahrul sambil meraih gelas kopi hitam..
“Hasil kebun sendiri itu Mas.. Bapak punya kebun kopi dan kalau pohon pisang banyak di kebun belakang.. kemarin Andien yang minta di buatin pisang goreng buat teman kopi.. hiks... hiks... hiks .. Sekarang malah hilang...” ucap Ningrum kembali terisak isak menangis ingat hilang nya Andein lagi..
“Jangan bersedih lagi Ning, kita berdoa dan berusaha untuk kembali dan keselamatannya Andien.. kita masih punya waktu kok.. maka aku dan Pungki ke sini nanti ikut menemui orang tua Andien. “ ucap Syahrul yang sudah menyeruput kopi lalu dan menatap Ningrum dengan penuh perhatian..
“Terima kasih Mas, Pung.” Ucap Ningrum sambil tangan menghapus air matanya..
“Ayo Pung diminum dan dimakan.” Ucap Ningrum selanjutnya sambil menatap Pungki yang diam saja...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Nit_Nit
bahaya ya kalo bisa nyamar nyamar gitu, bisa persis lagi 😫
2024-07-11
0
ᴊʀ ⍣⃝☠️
kuatkan iman mu pung, ingatlah andin🤭🤭🤭
2024-07-11
0
Tuxepos Jasmine
mas pung...sabar yaaahhh
2024-07-10
1