Sosok itu terus mendekati Andien dengan bibir tersenyum lebar...
“Kalau di surga kenapa malaikatnya seperti itu..” gumam Andien di dalam hati sambil mengernyitkan keningnya dan terus mengamati sosok yang terus mendekat. Di dalam bayangannya malaikat itu perempuan cantik atau laki laki tampan dengan pakaian putih bersih dan memakai sayap putih. Tetapi kini yang ada di depannya sangat jauh dari bayangannya sebagai sosok malaikat di surga.
“Eee Gusti Puteri sudah terbangun, Nyi ambilkan minuman dulu ya...” ucap sosok itu seorang perempuan setengah baya yang berbadan gemuk dengan memakai pakaian kain dari batas dada atas sampai mata kaki. Rambut disanggul besar dan ada kalung emas cukup besar di lehernya liontin permata pun menempel di dadanya yang montok. Dia lah Nyi Dasih pengasuh Pangeran Dewa Anum. Dia pula yang ikut membantu Sang Ibunda Ratu dan Pangeran Dewa Anum dalam misinya menjemput mempelai wanita.
Nyi Dasih lalu melangkah ke gazebo yang ada di dalam taman bunga keputren (tempat untuk Puteri Kerajaan) itu. Di gazebo ada dayang dayang yang siap melayani kebutuhan keluarga Kerajaan.. Nyi Dasih pun meminta dayang dayang membuatkan aneka minuman karena belum tahu minuman favorit Andien.
Setelah membawa nampan berisi empat gelas aneka minuman dan satu piring cemilan. Nyi Dasih kembali melangkah menuju ke kursi panjang di taman yang kini Andien sudah duduk tidak lagi berbaring. Andien tampak masih berpikir pikir, sesekali dia menepuk nepuk pipinya sendiri dan mencubit tangannya..
“Kok aku masih merasakan sakit ya? Aku tidak bermimpi dan tidak mati? Tapi aku di mana? Di Kraton Yogya? Rasa rasa nya tidak.. Di Kraton Solo? Juga tidak...” gumam Andien di dalam hati sambil terus berpikir pikir.
“Di kerajaan mana ya....” gumam Andien lagi dan tiba tiba mata melotot dan keringat dingin mulai keluar dari pori pori tubuhnya saat ingat tentang kerajaan jin dari cerita teman temannya...
“Tidak mungkin! Ini tidak mungkin!” teriak Andien mulai panik dan ketakutan..
Sesaat Nyi Dasih sudah berada di dekat Andien...
“Gusti Puteri kenapa?” tanya Nyi Dasih sambil menaruh nampan di atas meja..
“Kamu siapa?” tanya Andien dengan ketus sambil menatap tajam Nyi Dasih..
“Ooooh... Maaf Gusti Puteri saya belum mengenalkan diri.. Saya Nyi Dasih mendapat tugas dari Ibunda Ratu untuk melayani Gusti Puteri..” ucap Nyi Dasih sambil mengulurkan tangannya..
“Ibunda Ratu siapa?” tanya Andien dan tidak mau menerima uluran tangan Nyi Dasih..
“Ibunda Ratu yang berkuasa di sini Gusti Puteri.. yang berkuasa di kerajaan yang sangat besar dan luas ini.. Dan sebentar lagi Gusti Puteri pun juga turut ikut berkuasa karena akan menjadi istri Gusti Pangeran Dewa Anum...” ucap Nyi Dasih dengan bibir tersenyum menatap wajah Andien... Andien yang mendengar sangat kaget dia pun langsung berdiri...
“Aku tidak mau! Aku mau pulang!” teriak Andien sambil terus melangkah dengan cepat..
“Gusti Puteri jangan pergi.. ini diminum dulu biar tenang hatinya..” ucap Nyi Dasih sambil mengambil satu gelas dan dia mengikuti langkah kaki Andien..
Andien terus melangkah dan Nyi Dasih terus mengikuti.. Nyi Dasih sangat khawatir jika dia kena marah oleh Ibunda Ratu dan Sang Pangeran, jika terjadi apa apa dengan Andien..
“Gusti Puteri diminum dulu ..” ucap Nyi Dasih sambil mengulurkan gelas.. Tetapi betapa kagetnya Nyi Dasih saat Andien mengibaskan tangannya dan...
PYAAARRRRR
Gelas jatuh dan pecah berserakan.. Nyi Dasih pun berteriak memanggil dayang dayang...
Andein terus melangkah dengan cepat, akan tetapi langkah Andien terhenti di saat di depan nya ada sosok yang sangat menakutkan.. kera putih yang sangat besar dan wajah menyeramkan.. Jantung Andien berdetak lebih kencang keringat dingin mulai keluar dari pori pori tubuhnya.. tubuh lemas... Dan Andien pun mulai lunglai limbung dan roboh. Untung Nyi Dasih bergerak cekatan segera bisa menangkap tubuh Andien..
“Kamu itu kenapa di situ.. Gusti Puteri takut melihat tampang kamu itu!” teriak Nyi Dasih pada jin kera putih penunggu taman.
“Tugasku kan menjaga agar Gusti Puteri tidak keluar dari taman.” Suara berat jin kera putih penjaga taman..
“Iya tapi kamu lupa belum merubah wujudmu agar Gusti Puteri tidak takut.. Dia belum siap dengan penghuni yang ada di sini!” bentak Nyi Dasih.. lalu dia membawa tubuh Andien yang pingsan ke gazebo terdekat.
Sementara itu di dalam satu kamar di dalam istana kerajaan jin. Seorang pemuda yang gagah dan tampan, dengan rambut panjangnya yang berwarna putih digelung rapi di atas kepala. Wajahnya ditumbuhi bulu bulu putih di rahang janggut dan kumisnya.. Dia lah Pangeran Dewa Anum sang calon pengantin pria. Pangeran Dewa Anum masih sedih hatinya.. Wajah tampannya terlihat murung.. Dia masih kecewa dan patah hati karena gadis pujaan hati nya telah menikah dan sudah diperiwinin oleh suaminya. Meskipun kini di istana sudah ada Andien gadis yang akan menggantikan pujaan hati nya..
Melihat Sang Putra Mahkota bersedih hati Sang Ibunda Ratu pun datang untuk menghibur...
“Putraku jangan kamu bersedih, gadis itu aku lihat juga baik dan bisa untuk memberikan kamu keturunan manusia sempurna.” Ucap Sang Ibunda Ratu dengan lembut..
“Tapi tingkah laku dia tidak seperti gadis pujaan hati ku Bunda..” ucap Pangeran Dewa Anum yang bisa melihat Andien yang berada di taman bunga keputren, meskipun dia berada di kamar.
Ibunda Ratu tersenyum sambil menatap Sang Putra...
“Itu karena dia anak satu satunya di keluarga nya.. Dan jika Ibu lihat, dia ada aliran darah biru.. orang tuanya masih keturunan ningrat itu akan sangat bagus buat keturunan kamu kelak.. Putraku..” ucap Ibunda Ratu dengan nada serius sambil terus menatap Sang Putra Mahkota yang masih bermuram durja wajahnya .
“Percaya lah Nyi Dasih akan bisa mengubah tingkah lakunya menjadi lembut..” ucap Sang Ibunda Ratu sambil tersenyum.. Sang Ibunda pun juga bisa melihat saat Andien berbicara ketus pada Nyi Dasih dan memecahkan gelas di taman tadi..
“Iya Ibu.. saat dia tidur waktu itu dia juga sangat cantik.. Aku pun telah membelai dan mencium rambutnya sangat harum dan sangat halus rambutnya..” ucap Pangeran Dewa Anum sambil mengingat ingat momen salah masuk kamar..
“Ya sudah Ibu percaya kamu nanti lama lama akan lupa dengan gadis pujaan hati mu itu dan beralih mencintai gadis yang sudah pasti akan menjadi istri kamu itu.” Ucap Sang Ibunda Ratu sambil terus menatap Sang Putra Mahkota.
“Kita tidak memikirkan waktu itu kalau mereka akan bertindak sangat cepat. Maka sekarang kita yang bertindak lebih cepat. Kalau kamu tidak mengamuk pernikahan bisa segera kita laksanakan. Memperbaiki satu kembar mayang yang rusak tidak lama...” ucap Ibunda Ratu lagi..
“Tapi tak apalah agar gadis itu juga mulai senang tinggal di sini..” ucap Sang Ibunda Ratu lagi..
Akan tetapi tiba tiba mereka kaget karena ada suara ketukan pintu kamar Pangeran Dewa Anum..
TOK
TOK
TOK
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Tuxepos Jasmine
jd skr ttg anum andien dan pungki nih yahhh
2024-07-09
2
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
paling mbok emban tuh yg ketok2 pintu /Slight/
2024-07-08
4
naynay
penasaraaannnn
2024-07-08
2