Bu Kades dan ketiga pembantu itu pun mengikuti langkah kaki Pak Kades dan Ningrum menuju ke ruang kerja Pak Kades.. sesaat kemudian Pak Kades sudah berada di depan layar komputernya. Ningrum, Bu Kades dan ketiga pembantu rumah tangga itu ikut berdiri di belakang Pak Kades dengan pandangan mata tertuju pada layar komputer.
Sesaat layar komputer sudah menampilkan rekaman CCTV dimulai saat Andien keluar dari kamar Ningrum.. Ningrum yang melihat tampak kaget karena Andien berjalan seorang diri dan tidak mampir ke kamar Mbok Piyah.
“Benar kan Mbak, Mbak Andien tidak membangunkan saya..” ucap Mbok Piyah sedikit lega karena merasa tidak bersalah sebab Andien tidak membangunkan dirinya.
“Iya, dia kok berani sendiri ya..” gumam Ningrum sambil terus melihat rekaman dan kini Andien berlari cepat menuju ke kamar mandi..
Sesaat mereka melihat Andien yang keluar dan tampak kebingungan...
“Andien itu macam bingung dan mencari cari..” ucap Pak Kades.
“Mungkin saat itu dia memanggil saya Pak.” Ucap Mbok Piyah mulai takut takut, dua pembantu lainnya pun juga mulai takut..
Sesaat kemudian layar monitor menunjukkan rekaman saat Andien berada di ruang terbuka alias longkangan.. tampak ekspresi wajah Andien yang ketakutan, dan dalam sekejap tubuh Andien hilang tidak tertangkap kamera CCTV hanya sandal Andein yang terjatuh lalu tergeletak tidak beraturan dan beberapa menit kemudian muncul sosok Mbok Piyah..
“Pak, bahaya ini Andien digondol lelembut..” ucap Bu Kades dengan nada khawatir..
“Bangunkan semua orang, aku akan hubungi Pak Babin.” Perintah Pak Kades lalu mengangkat ganggang telepon di atas meja kerjanya untuk menghubungi Pak Babin dan melaporkan kalau Andien teman Ningrum hilang baru baru saja.
Suasana di rumah Pak Kades di dini hari pun mendadak heboh.. semua orang di rumah itu dibangunkan.
TOK
TOK
TOK
Mbok Piyah mengetuk ngetuk pintu kamar..
“Bangun bangun bangun Mbak Andien hilang digondol lelembut!” teriak Mbok Piyah membangunkan tukang kebun.
“Cepat bangun!” teriak Mbok Piyah lagi. Sesaat kemudian pintu kamar terbuka.. tampak seorang laki laki muncul dengan mata masih terlihat mengantuk.
“Digondol gendruwo?” tanya laki laki yang merupakan tukang kebun itu.
“Entah gendruwo apa we we gombel. Pokoknya hilang lenyap. Pak Kades sudah melihat CCTV tahu tahu Mbak Andien lenyap hanya sandal nya yang terlihat jatuh. Cepat kamu lakukan sesuatu!” perintah Mbok Piyah yang merupakan senior pembantu di rumah Pak Kades. Laki laki itu pun cepat cepat melangkah keluar dari kamarnya. Dia segera mengambil kentongan dan dibunyikan berkali kali sesuai kode tanda ada anak hilang di malam hari.
Orang orang pun mulai berdatangan di rumah Pak Kades mereka membunyikan benda benda, ada yang memukul kentongan ada yang memukul mukul pohon ada yang memukul mukul alat alat dapur ada yang memukul mukul lesung. Pokoknya sangat ramai. Dan juga membakar jerami jerami kering dan ranting ranting agar ada api yang berkobar menyala nyala.. Mereka semua membuat agar situasi sangat ramai bagai pagi hari telah tiba..
Thong
Thong
Thuk
Thuk
Teng
Teng
Buk
Buk
Ting
Buk
Buk
Ting
“Pukul yang keras itu, agar lelembutnya menari nari dan Mbak Andien dilepas!” teriak Mbok Piyah yang kini memukul mukul panci kosong dengan sendok sayur. Begitulah Mbok Piyah mendapat informasi dari neneknya dulu dari mulut ke mulut secara turun temurun.
“Sambil lihat lihat di pohon pohon siapa tahu Mbak Andien ditaruh di dahan pohon!” teriak Mbok Piyah sambil terus memukul mukul panci.
Bapaknya Fatima yang tadi siang mengadakan acara pernikahan anak pertama nya pun turut datang bersama Lutfi anak kedua nya. Mereka berdua pun ikut memukul mukul kentongan turut meramaikan suasana sebab Mbok Piyah menatap tajam ke arah mereka berdua.
Sedangkan Bu Kades sudah masuk ke dalam mushola bersama anak anaknya untuk sembahyang, kecuali Ningrum yang sibuk dengan hand phone milik nya untuk menghubungi Syahrul, teman baiknya yang bisa berkomunikasi dengan jin. Sementara Pak Kades sibuk dengan Pak Babin memerintahkan orang untuk memanggil Pak Kyai dan Mbah Dukun di ujung desa.
“Duh.. Mas Syahrul pasti tidur pulas..” gumam Ningrum yang belum bisa terhubung dengan Syahrul.
Sementara itu di lain tempat di sebuah kamar hotel yang terletak di kota kecamatan Desa itu. Dua orang pemuda tampan sedang tidur nyenyak. Mereka berdua adalah Syahrul dan Pungki. Keduanya tidur pulas karena merasa sudah bebas tanggung jawab menjaga temannya Fatima dari kejaran Pangeran Jin karena sudah resmi menikah dan sudah disyarati oleh Ndaru suaminya.
Sesaat Syahrul kaget karena mendengar suara dering hand phone miliknya, suara dering khusus yang telah dia program dari nomor yang dia anggap nomor kontak spesial...
“Ningrum.” Gumam Syahrul segera bangun dan meraih hand phone miliknya yang berada di atas nakas. Cepat cepat Syahrul menggeser tombol hijau..
Dari balik hand phone milik nya, Syahrul mendengar suara sangat ramai di seberang sana..
“Ada apa Ning?” tanya Syahrul dengan nada khawatir mendengar suara ramai di dini hari di balik hand phone milik nya.
“Mas Andien hilang. Mbok Piyah curiga Andien digondol lelembut. Tolong Mas.. aku pasti kena marah orang tua Andien. Aku belum ngabari mereka, aku takut Mas.” Suara Ningrum dengan keras untuk mengalahkan suara ramai di rumahnya. Syahrul yang baru saja bangun tidur itu tampak kaget dan belum bisa berkata kata..
“Mas tolong ya tolong Mas Syahrul tanya Kakek Jin.” Suara Ningrum lagi dengan suara yang masih keras.
“Itu kok ramai sekali Ning?” tanya Syahrul yang masih mendengar suara ramai.
“Ada kebiasaan begitu Mas di desa sini kalau ada anak hilang digondol lelembut mereka membuat bunyi bunyian dan membakar jerami dan kayu agar api menyala jadi terang tidak gelap dan suasana panas. Katanya biar lelembut yang menggendong anak menari nari dan anak yang digondol dilepas.” Suara Ningrum masih dengan suara keras..
“Sembahyang lah Ning semoga Andien selamat.. aku juga akan segera sembahyang, coba aku nanti tanya Kakek Jin. “ ucap Syahrul dengan nada serius. Setelah Ningrum mengiyakan sambungan telepon pun berakhir.
Syahrul menaruh hand phone miliknya kembali ke nakas. Dia menatap Pungki yang masih terlelap sambil memeluk guling dengan mesra, bibir Pungki pun tampak tersenyum.. Syahrul sebenarnya tidak tega membangunkan Pungki yang tampaknya sedang bermimpi indah itu..
“Pung...” ucap Syahrul sambil menggoyang goyang telapak kaki Pungki.
Pungki tidak juga terbuka kedua matanya, tangannya masih terus memeluk guling, bibir pun masih tersenyum..
“Pung, bangun..” ucap Syahrul lagi lebih keras, tangan nya yang menggoyang goyang kaki Pungki pun juga lebih keras. Tetapi Pungki tidak juga bangun malah kakinya menendang tangan Syahrul..
“Pung bangun! Andien hilang digondol jin!” suara Pungki dengan keras sambil menarik kaki Pungki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
naynay
pak babin yg polisi itu thor...
2024-07-08
2
FiaNasa
episode pertama Syahrul & pungki berhasil menyelamatkan Fatimah,,kini episode ke dua harus menyelamatkan Andin,,apakah mereka akan berhasil lagi,kita ikuti prosesnya ,😃
2024-07-07
1
ᴊʀ ⍣⃝☠️
@andini andana, bgmn rasanya digondol? 🤣🤣
2024-07-06
9