MPM

Dengan kasar Xavier menyambar bibir tipis gadis didepannya ini, Xavier mengeram kesal karena gadis itu hanya diam saja.

" Balas ciumanku atau akan ku buat kau tidak bisa berjalan selama seminggu Ara ! "

Xavier kembali melanjutkan aktivitasnya yg sekarang menjadi hobi barunya, dengan amatir Xivella mencoba untuk membalas ciuman pria itu.

" Sial ! Tahan Xavier ! Ingat gadismu masih terluka " umpatnya dalam hati karena dirinya sangat ingin menyatu dengan Xivella.

Tidak ingin lebih manjadi lagi, Xavier terpaksa menghentikan aktivitasnya itu dan memilih untuk membantu sang gadis mandi. Dengan telaten dia membantu Xivella mandi.

" Ada apa dengan wajahmu Baby ? Aku sudah pernah melihatmu seperti ini dan aku suka " celetuk Xavier yg membuat Xivella memutar malas matanya.

" Shitt ! Kenapa miliknya semakin membesar ? " batin Xavier yg dengan susah payah menelan ludahnya saat melihat dua semangka itu.

Setelah hampir 20 menit, Xavier telah selesai memandikan gadisnya. Pria itu memakaikan bathdrobe pada gadisnya dan menggendong gadis itu menuju kamar. Xavier mendudukkan Xivella di atas meja ria dan mengambil hair dryer untuk mengeringkan rambutnya.

Xivella sedikit terkejut, bagaimana bisa Xavier dengan lihainya mengeringkan rambutnya.

Bahkan Xivella yg seorang gadis saja tidak pernah melakukan hal itu, menurutnya hal semacam itu hanya membuang-buang waktu saja. Xivella lebih suka membiarkan rambutnya kering dengan sendirinya.

xivella tidak punya waktu untuk mempercantik diri, di dalam hidupnya hanya kerja, kerja dan kerja.

Setelah selesai Xavier mengambil sebuah cream dan memakaikannya pada bibir Xivella, gadis itu tersentak saat jari kekar Xavier mengusap dengan lembut bibirnya.

" Jaga bibirmu Ara. Ini Italia, berbeda dengan negaramu " perintah sang pria yg hanya diangguki oleh Xivella.

Xavier mengaplikasikam cream itu dengan lembut pada bibir Xivella agar bibir itu tidak kering.

Xivella sedikit insecure dengan jari Xavier, bagaimana bisa jari seorang pria bisa selembut itu.

****

Matahari sudah menampakkan sinarnya, terlihat seorang pria sedang menikmati kopinya dengan seorang gadis yg ada dipangkuannya.

Pria itu terlihat berbicara dengan ponselnya, namun tangan pria itu dengan lihai sudah menjelajahi setiap lekuk tubuh gadis itu.

Kepala maid itu masuk bersama dengan Vanya, karena sekarang Vanya yg menggantikan posisi Selena. Maid itu terkejut dengan aksi tuannya itu.

" Maaf Tuan, kita akan kembali nanti "

" Tidak perlu, lakukan saja sekarang. Bibi bisa menyiapkan sarapan biar dia yg melakukannya " perintahnya datar.

Xavier menunjuk Vanya menggunakan dagunya.

Sementara Vanya terlihat meremas roknya dengan kuat, dia sudah muak dengan pemandangan dihadapannya itu.

Vanya tidak fokus dengan pekerjaannya, dia ingin sekali mendorong Xivella dan dialah yg pantas berada di pangkuan Xavier saat ini.

Maid itu bingung dengan Tuannya, mengapa dia tidak bisa melihat kecantikan dan keindahan tubuhnya. Vanya hanya ingin OSN dengan Xavier.

Mungkin saja nanti Xavier akan menyukai tubuhnya dan menjadikan dia sebagai nyonya Xavier di mansion ini, atau dia akan membuat b3nih Xavier dirahimnya. Agar bisa memberikan keturunan untuk Tuannya.

Namun Xavier tidak pernah melihatnya, padahal Vanya tahu kalau setiap malam Xavier selalu OSN dengan para wanita.

Tapi kenapa sekarang malah Xavier memilih wanita yg jelek dan juga pendek seperti Xivella, sungguh membuat Vanya semakin jengah.

Dia terlihat merapikan ranjang dengan malas, sedangkan sang tuan sedang asyik dengan aktivitasnya.

Meskipun mulutnya sibuk berbicara dengan seseorang diponsel, namun tangan pria itu terlihat berada didalam bathdrobe Xivella dan terlihat bergerak-gerak.

Xivella lebih memilih berdamai dengan keadaan, dia akan bersikap baik dan pura-pura menurut.

Vanya terlihat keluar setelah menyelesaikan pekerjaannya, dengan tidak rela dia meninggalkan Xavier dan Xivella disana.

*****

Sementara di perusahaan William terlihat sibuk dengan laptop yg berada di hadapannya, perusahaan Xavier semakin terkenal setelah insiden kerugian yg dibilang tidak sedikit itu.

Siapa sangka jika perusahaan sang sahabat semakin melambung tinggi, ibarat Xavier memang merugi tetapi dia juga beruntung.

Sekarang William tidak tahu harus mengatakan itu sebagai kemalangan atau keberuntungan, bahkan kerugian yg dialamai perusahaan itu sudah terganti berkali-kali lipat lebih besar dari total kerugian.

Sedangkan ditempat lain, seorang pria dengan tinggi menjulang itu sedang naik pitam dengan berita itu.

" Bodoh kau Kent ! Bagaimana bisa kau justru membuat perusahaan itu semakin sukses ! Sialan ! " cecarnya pada dirinya sendiri.

Pria itu mengernyitkan dahi kala melihat sebuah pergerakan pada laptopnya, terlihat berbagai angka acak disana.

" Shitt !!! " ungkapnya makin kesal, karena keberadaannya sudah diketahui oleh musuh.

****

Xavier yg sedang bermanja dikamarnya bersama sang gadis justru sedang naik pitam ketika mendengar kabar dari sekertarisnya.

" Kau yakin ? " tanyanya dengan dingin pada seseorang ditelepon.

" Sangat yakin Tuan, Erlan sudah melacak dan keberadaan Kenneth " jawab William.

wajah tampan itu semakin merah padam, Xavier mengepalkan tangannya erat.

" Segera ke mansion sekarang ! Suruh anggota lain untuk mengepung tempat itu ! " perintah Xavier dengan tegas, dia sudah muak dengan kelakuan kekanak-kanakan musuh bebuyutannya itu.

" Baik Tuan " jawab William dan panggilan itu terputus sepihak.

Erlan adalah seorang hacker yg dimiliki oleh organisasi Xavier dan kemampuannya sudah tidak diragukan lagi.

" Baby. Aku harus ke kantor. Kau beristirahatlah h'm " perintahnya yg diangguki oleh Xivella. Gadis itu sangat senang karena pria itu akan segera pergi, jujur saja Xivella sebenarnya sudah muak harus bersikap baik dan pura-pura menurut padanya.

Xavier langsung mengecup bibir manis Xivella, setelah itu dia segera beranjak dari sana dan menuju kantornya bersama dengan William.

*****

Disebuah rumah mewah yg terbengkalai, nampak seorang pria dengan sibuk mengikatkan tali pada kaki ranjang disana.

" Shitt ! Ternyata kau cekatan juga Xavier ! " gumamnya sambil tersenyum miring.

Setelahnya langsung melemparkan tali kearah jendela kamar yg baru beberapa hari dia tempati, lalu dia turun menggunakan tali itu dan juga membawa sebuah tas yg berisikan barang-barang penting untuknya.

Tiba dibawah ia segera bersembunyi kala melihat beberapa rombongan mobil yg terlihat menuju ke bangunan itu.

Seketika mereka semua berpencar untuk menangkap sang musuh bebuyutan Tuannya itu.

Setelah melihat orang-orang itu masuk kedalam bangunan, dengan lihainya pria itu mengendap-endap berjalan menuju tempat parkir mobilnya. Kenneth segera menaiki mobil sport Ferrari menuju luar, namun sayang aksinya itu diketahui oleh William. Pria itu segera memutar balik mobilnya dan mengejarnya.

Dijalan yg sepi itu terlihat aksi kejar-kejaran mobil antara William dengan Kenneth, Xavier tidak tinggal diam. Dia menuju kursi depan dan mengambil sebuah pistol.

Pria itu membuka kaca mobil dan separuh badannya keluar dari jendela mobil dan membidik dengan membabi buta ban mobil yg menjadi targetnya itu.

" Shitt ! Kenapa dia bisa menghindar ! " umpatnya dengan kesal.

" Kenneth menuju jalan publik, Tuan. Kita tidak bisa asal menggunakan senjata " jelas William, Xavier yg mendengar itu semakin kesal lagi.

Mobil LaFerrari itu masuk kearah gang sempit dan meninggalkan mobil itu disana, dengan cekatan Kenneth masuk kerumunan bersama dengan pejalan kaki lainnya. Pria itu tak lupa untuk membuka jaketnya dan menggunakan kumis serta wig palsunya.

Kenneth berpura-pura sedang menunggu antrian di pedagang seafood disana, beberapa saat kemudian terlihat Xavier dan William menuju sana.

" Temukan dia Will ! Hubungi Alex untuk melacaknya lagi ! Sial ! " umpat Xavier dengan kesal tepat di belakang tersangka.

Xavier sangat kesal tidak ia bisa menemukannya, karena disana sangat ramai dan penuh dengan lautan manusia. Sementara Kenneth sangat puas bisa kabur dari musuhnya.

" Sialan ! " umpatnya kasar kala merasakan benda pipinya bergetar, pria itu langsung mengangkatnya.

" Ke mansion sekarang ! " perintah paruh baya diseberang telepon.

" Baik Dad " jawab Xavier datar.

.

.

.

.

Tbc

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!