MPM

Ketika Xivella sudah berada didekat gerbang mansion, secara kebetulan pintu yg terbuat dari besi itu mulai terangkat keatas. Dan masuklah satu mobil mewah dan kedua penjaga itu pun terlihat pergi.

Saat melangkahkan Xivella berhenti, karena mobil itu juga berhenti tak jauh dari tempatnya. Gadis itu menelan ludahnya kasar ketika melihat William keluar dari mobil tersebut.

Xivella berusaha untuk sembunyi dibalik pohon-pohon besar yg ada disekitar mansion itu.

" Beruntung mansion iblis ini kaya hutan, banyak pohonnya " gumamnya.

Dengan perlahan gadis itu berjalan mengendap-endap menuju gerbang saat William sudah pergi. Saat para penjaga itu lengah, Xivella segera mempercepat langkahnya dan berlari untuk sampai di depan gerbang.

" Baby mau kemana h'm ? " sapa seseorang yg membuat Xivella menghentikan langkahnya.

.

Perut ratanya sudah diraih oleh lengan kekar Xavier, gadis itu segera melepaskan lengan pria itu dan berbalik.

" H-hay .. F-Felix " sapaan gadis itu tidak direspon oleh Xavier melainkan pria itu menatapnya dengan bengis, yg membuat Xivella tersenyum lebar.

" A-aku mau beli es cream di luar .. Tadi aku melihat ada penjualnya di luar " pria itu tidak menghiraukan penjelasan Xivella dan masih menatapnya dengan tajam.

" Masuk ! " seru Xavier.

Xivella hanya bisa memejamkan matanya kala mendengar suara menggelegar dari pria itu.

" Tapi aku mau es cream .. "

" Masuk Anara ! " gadis itu menatap tajam Xavier.

" Aku membencimu Felix ! " Xivella segera berbalik dan meninggalkan Xavier menuju mansion.

Semenjak kejadian dulu Xivella jadi menuruti perintah Xavier dan pura-pura menerima semuanya. Dia akan cari cara untuk keluar dari mansion terkutuk ini.

Di kamar itu Xavier masih asyik memangku gadisnya diatas sofa, dia memeluk Xivella dengan erat dan kepalanya ia sandarkan di bahu sang gadis.

" Kau bersiaplah, setelah itu kita sarapan h'm " Xivella hanya mengangguk.

" Aku tunggu dibawah " ucap Xavier dengan lembut.

" Felix boleh aku bertemu Ares, aku sangat merindukannya " pinta Xivella dengan memelas.

" Tidak sekarang baby. Biarkan dia pulih terlebih dahulu, bukankah kau menginginkan dia sembuh ? " gadis itu terlihat sedih setelah mendengar ucapan Xavier.

Xavier mengambil Ipad-nya dan mengotak Atik benda itu kemudian menyondorkan pada wajah Xivella.

Gadis itu terlihat bingung dan menerima benda itu, seketika mata Xivella berbinar senang dan Ter lihat manik cantik itu berkaca-kaca.

Xivella segera mengusap layar iPad dengan lembut, disana terlihat seorang anak yg sedang disuapi oleh makan oleh seorang maid di salah satu mansion.

Xivella masih mengusap layar iPad dengan lembut kemudian mendongak menatap sang pria.

" Terimakasih Felix " ucapnya dengan senyum manis.

Xivella tersenyum cerah hati Xavier terasa tercubit ketika mendengar nada lembut dari gadisnya. Kenapa rasanya sangat senang, setelah puas Xivella mengembalikan Ipad-nya pada Xavier.

" Yasudah aku tunggu di bawah ya " timpalnya.

Xavier keluar duluan dari kamar dan beberapa menit kemudian muncullah Vanya dengan membawa drees yg sangat elegan dan cantik.

" Silakan nona " ucap Vanya, maid itu terlihat tidak rela memberikan dress itu padanya dan itu pun tidak luput dari pandangan Xivella, gadis itu tersenyum miring.

" Apa tidak ada Hoodie ? Aku tidak nyaman menggunakan baju itu " tolak Xivella.

" Maaf Nona. Tetapi tuan Xavier menyuruh saya untuk memberikan ini. Anda tahu sendiri kan kalau tuan Xavier tidak suka dibantah " jawab maid itu.

" Dasar jalang merepotkan ! " batin Vanya dengan meremas ujung roknya.

" Baiklah , terimakasih " setelah itu Xivella segera menuju walk in closed untuk mengganti pakaiannya.

Beberapa menit kemudian gadis bermanik amber itu keluar dengan terlihat menatap tajam.

Gadis itu tidak suka dengan tindakan Vanya, bagaimana tidak ? Dengan lancangnya maid itu memeluk baju bekas Xavier semalam. Xivella hanya diam sambil bersedekap dada melihat pemandangan itu.

" Pertunjukkan yg menarik, ternyata kau juga menyukai Xavier ? kisah yg menarik " batinnya dengan tersenyum miring.

" Apakah bisa kita turun sekarang Vanya ? " celetuk sang gadis, Xivella melihat name tag pada seragam yg dikenakan maid itu.

Vanya pun terkejut dan ia pura-pura mengambil baju itu untuk dicuci.

" I-iya Nona, kita turun sekarang " ujarnya gugup, mereka pun segera turun menuju meja makan.

•••••

Dimeja makan Xavier terlihat tak mengalihkan tatapannya dari Xivella " Ada yg ingin kamu makan sayang ? Biar aku suruh Bibi Margareth untuk memasaknya " tawar Xavier namun gadis itu menggeleng.

" Aku makan ini saja. Lagi pula disini tidak mungkin juga ada makanan itu " ucap Xivella singkat yg membuat Xavier mengernyitkan dahinya.

" Memang apa yg ingin kau makan ? Bibi Margareth bisa masak semuanya, apa aku panggilkan koki mansion agar .. "

" Tidak Felix. Aku bisa memakan makanan ini " sergahnya, Xivella memilih bubur dan sup daging.

William sangat muak dengan tingkah sahabat sekaligus bossnya itu, mereka memakan makanannya dengan khidmat. Baru dua suapan dada Xivella terasa sesak.

Xivella menjatuhkan sendoknya dan memukul dadanya dengan keras.

" Baby are you okay ? " tanya Xavier terlihat cemas dan menghampiri gadis itu pasalnya Xivella duduk didepannya.

Xivella memegang lehernya dengan kuat, nafasnya terasa sesak.

" S-sakitt " adunya pada Xavier.

" Apa yg kau tunggu Will ? Segera panggil Lucas kesini ! " teriak Xavier, William segera mendial nomor sahabatnya itu.

" Baby your Heard me ! Hey jangan tutup matamu sayang ! " perintahnya.

" F-Felix s-sakitt " rintih Xivella.

Xavier terlihat panik dan khawatir, pria itu memegang tangan Xivella yg masih saja memukul dadanya, gadis itu terkejut dengan wajah Xavier saat ini yg terlihat kacau " Apa kekhawatir ini iblis itu dengannya ? " batinnya.

" Tunggu sebentar lagi h'm " sambungnya.

Xavier segera menggendong Xivella ke kamar, para maid dibuat mematung dengan ekspresi bossnya itu karena sedari dulu mereka hanya melihat wajah datar Xavier.

Ini adalah pertama kalinya bahkan saat Xavier tertembak pun wajahnya tetap datar.

••••

Disebuah rumah bekas yg terlihat megah itu, terlihat seorang pria yg tengah duduk dengan menyilangkan kakinya. Tangannya sedang membawa sebotol whisky favoritya, dia minum dengan sekali teguk dan menatap anak buahnya tajam.

" Bagaimana Vin ? " tanya pria itu dengan datar.

" Saya tidak bisa menemukan identitasnya Tuan. Bahkan Xavier menutupi wajah gadis itu " jawab pria dengan pakaian formal dan wajah datar yg berkacamata itu.

" Apa kau yakin dia bukan Natasya, model terkenal itu ! ".

" Saya yakin bukan Tuan, gadis itu sepertinya sangat berharga untuknya. Karena Xavier terlalu melindunginya " jelas pria bernama Kevin itu, mendengar jawaban dari sang tangan kanan itu membuat pria itu tersenyum miring

" Itu bagus Vin, aku bisa gunakan jalang itu untuk membalaskan dendamku ! " pria itu tersenyum lebar

* Flashback On *

9 TAHUN YG LALU

Anak kecil berwajah cantik itu tersenyum lembut disampingnya " Kamu yakin sudah puas makan cakenya sweety ? " tanya anak laki-laki itu, gadis kecil itu mengangguk.

" Grazella kangen Mommy. Perasaan Grazella tidak enak kak " jelas gadis kecil itu yang membuat anak laki-laki berusia 13 tahun itu menggelengkan kepalanya.

" Bilang aja kamu mau mengganggu kencan Mommy dan Daddy " tuduh sang kakak.

" Biarin ! Grazella tidak suka melihat Mommy dan Daddy berduaan terus, Grazella juga ingin bersama Daddy ! " jawab gadis itu dengan nada kesal.

Kedua bersaudara itu segera masuk kekamar hotel, terdengar suara pintu terbuka dengan cantiknya.

" Daddy kebiasaan ! Suka sekali matiin lampu, bikin Grazella takut " kesal sang gadis dengan memeluk kakaknya.

" Yasudah kamu tunggu disini saja, kakak akan ke kamar Mommy dulu " gadis itu mengangguk, sang kakak mengusap lembut surai gadis kecil itu.

Anak berusia 13 tahun itu dengan lihai menuju kamar Mommynya dan mengetuk pintu kamar itu.

Tokk !!! Tokk!!!

" Mom Ken masuk ya ? " ucapnya lirih.

Setelah membuka pintu, tubuhnya mematung sepurna. Matanya sudah merah dengan air mata yg mengalir deras.

" Apa yg kau lakukan ! " Kenneth melihat seorang remaja bermasker dan menggunakan topi sedang memegang pisau yg menancap di perut Mommynya, pria itu segera beranjak untuk pergi.

" Mau kemana kamu ? Kenapa kamu bunuh kedua orang tuaku ! " teriak Kenneth dengan keras.

Pria itu hanya diam, dia mendorong Kenneth dan bergegas untuk pergi. Sementara kakinya di pegang erat oleh Kenneth, remaja itu berusaha untuk menendang tetapi tetap saja kakinya di pegang dengan erat oleh Kenneth.

" Dasar pembunuh ! " dengan memegang kaki laki-laki itu dengan erat Kenneth berucap.

" Itu balasan untuk kalian semua ! Orang tuamu telah membunuh Mamaku ! Steven ayahmu sudah membunuh Mamaku brengsek ! Dia pantas mati ! " jelas remaja itu, kemudian dia menendang keras kepala Kenneth dan pergi meninggalkannya.

Kenneth menjerit keras saat melihat betapa banyaknya darah yg keluar dari perut Mommynya. Anak itu terdiam ketika melihat dompet yg ada didepannya dan membukanya.

" Xavier Felix Emanuel Hilton .. Aku akan membunuhmu ! Lihat saja Xavier ! ".

* Flashback off *

Pria dengan tato ular ditangannya itu tersenyum menyeringai dan mencengkram gelasnya dengan kuat.

" Kau lihat saja Xavier ! Aku akan kembali dan mengambil nyawamu ! " ucap pria itu dengan sorot kebencian Dimata tajamnya.

.

.

.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!