Suara dentuman musik terdengar memenuhi club' ditengah kota Vanesia, terlihat seorang laki-laki tampan di kamar VVIP sedang duduk disofa.
Pria itu membuka matanya dan menatap wanita yg saat ini berada diantara kedua kakinya, terlihat wanita itu sedang sibuk memberikan kenikmatan untuk pria itu.
" Cepat lakukan ! " perintah Xavier dengan datarnya.
" Tanpa pengaman ? " bantah wanita itu.
" Jangan mengaturku bicth ! " bentak Xavier dengan kerasnya.
Wanita itu segera melakukan menuruti perintah laki-laki itu dengan menahan kesal dihatinya, dia pun bergegas melakukan tugasnya yg membuat Xavier mendongakkan kepalanya dengan mata terpejam menikmati servis yg dilakukan wanita pada juniornya.
Kala ingin mendapatkan klimaks, terdengar suara gaduh dari arah luar pintu kamarnya yg membuat nafsunya hilang seketika.
" Tuan !! Tuan !! Apa anda sudah selesai ? " dengan membabi buta seseorang menggedor-gedor pintu kamarnya.
" Keluar Kau !! " perintahnya pada perempuan yg ada diatas juniornya saat ini.
" Baik tuan " wanitabitu bergegas turun dari pangkuan Xavier dan membenarkan sedikit pakakiannya yg berantakan sebelum pergi meninggalkan ruangan itu.
Terlihat asisten Xavier memasuki ruangannya dengan wajah yg gugup, Xavier yg memang tidak sabaran segera bertanya.
" Apa mulutmu mau aku robek atau tanganmu yg harus aku patahkan Will !!! " ultimatumnya pada William yg saat sudah berada dihadapannya.
Wajah Xavier sudah mengeras dengan aura membunuhnya saat ini, dia benar-benar muak dengan tingkah asisten sekaligus sahabatnya ini.
sementara William hanya bisa diam dan menunduk, karena ia pun juga sedang mengontrol rasa gugupnya untuk menghadapi sang boss kejamnya ini.
" Maaf tuan, tetapi saya mendapatkan kabar kalau markas utama yg ada di Indonesia dibakar habis oleh seseorang dan semua senjata kita juga dibawa olehnya " jelas William, pria itu menutup matanya setelah melaporkan hal tersebut yg membuat Xavier tertawa terbahak-bahak.
" Kau bercanda Will ? Apa kau pikir anak buahku selemah itu ! Berapa kerugiannya ? " sambung pria datar itu dengan suara yg makin dingin.
" Kurang lebih sekitar 4 Triliun tuan " balas William dengan posisi masih menunduk tidak berani menatap wajah atasannya.
Wajah Xavier sudah merah padam, tangannya mengepal erat dengan tatapan lapar ingin memangsa lawannya.
" Apa si Kenneth sialan itu pelakunya ! " tanya Xavier dengan menahan emosinya saat ini.
" Iya tuan dan juga seperti biasa dia meninggalkan ini " ungkap William sambi menyerahkan tablet pada Xavier.
Terlihat foto disebuah puing-puing yg terdapat tulisan " Kau harus membayarnya Xavier ! Akan aku buat hidupmu menderita ! Karena kau telah membunuh keluargaku ! " Xavier hanya tertawa melihat pesan itu.
" Memang selama ini hidupku bahagia Will ? Dasar kurang Kerjaan ! Persiapkan penerbangan keindonesia sekarang juga ! " sambungnya.
" Besok kita harus melakukan transaksi senjata dengan Mr. Dilson tuan " balas William yg membuat kepala Xavier seperti akan pecah, kenapa masalah terus datang padanya sambil memijit pelipisnya dengan kasar.
" Kau urus yg disini Will ! Biar aku yg terbang ke Indonesia sendiri untuk masalah ini ".
••••
JAKARTA | INDONESIA | PUKUL 8 MALAM
Pria dengan wajah babak belur dan badan penuh dengan darah saat ini tergeletak tak berdaya di dalam gang sempit.
Pria itu merasa kesakitan disekujur tubuhnya.
Pria itu juga mengumpati dirinya sendiri karena sampai di Indonesia bukannya langsung kehotel malah menuju club' malam yg menjadi awal semua kejadian yg menimpanya ini.
Yahh .. Pria itu adalah Xavier. Setelah sampai di Indonesia, pria itu malah menuju ke club' untuk bersenang-senang sampai mabuk, namun itu justru mengakibatkan salah satu mengetahui keberadaannya disana dan menganggukan hajatnya dengan brutal dengan membawa banyak anggota.
Xavier tidak membawa anak buahnya karena ia merasa mampu untuk melindungi dirinya sendiri disana, namun takdir berkata lain. Beberapa menit kemudian terlihat seorang gadis berjalan dengan tergesa-gesa kearahnya.
Gadis itu sedikit berlari tergesa-gesa karena takut dimarahi oleh auntynya. Karena dari semalam ia berada dirumah sakit menunggu adiknya tunggalnya Ares Alexander Hilton yg baru berusia 7 tahun.
Gadis itu juga merasakan nyeri dan mengeluh sakit Dipayudaranya karena seharian ini dia tidak memompa asinya.
Gadis itu masih berusia 18 tahun, namun ia mengidap Galaktorea kondisi disaat tubuhnya yg kelebihan hormon, yg membuat sang gadis itu bisa menghasilkan asi. Gadis itu adalah Xivella Anara Wilson.
" aakkhhhhh " Xivella tersandung sesuatu yg membuat tubuhnya jadi jatuh dengan cantiknya diatas aspal.
" Sial .. Apaan sih tadi " gadis itu segera meraba sekitarnya untuk mencari ponselnya yg tadi juga ikut terjatuh bersama dirinya.
" Aarrrggghhhh " mata gadis itu membulat sempurna ketika menyinari benda yg membuatnya terjatuh tadi dengan ponselnya.
Gadis itu segera mendekati laki-laki yg bersimbah darah itu dan menjadikan pahanya sebagai tumpuan " Aku harus bagaimana ini sekarang ? "
Beberapa detik kemudian mata laki-laki itu sedikit terbuka yg disambut berbagai pertanyaan dari gadis dihadapannya ini.
Gadis itu memegang wajah laki-laki itu dan meneliti setiap lukanya " Bagaimana ini bisa terjadi ? siapa yg melakukan ini " tanya gadis itu dengan suara yg terdengar cemas.
Sementara pria itu diam dan mengamati manik mata gadis itu dan tangannya berusaha untuk menggapai wajah Xivella.
" Bellissimo " (cantik).
Setelah mengatakan itu mata Xavier kembali tertutup, gadis itu berusaha untuk menggoyangkan lengan Xavier " Kamu mengatakan apa ? Aku tidak bisa mendengarmu .. bisa lebih keras lagi ? "
Gadis itu terlihat mulai khawatir " Aku harus bagaimana ini ? Berpikirlah Ara, kenapa otakmu menjadi bodoh disaat yg seperti ini sih ! ".
" Paman ayo buka matamu, jangan mati dulu ! Nanti aku yg kena imbasnya jika kau mati disini ".
•••••
Mobil ambulans berjalan dengan cepat dengan bunyi sirine yg keras, sedangkan pria tadi mulai membuka matanya. Dia melihat lekat wajah civel yg sedang fokus mengahadap depan, terlihat PO sel digenggamanya bergetar.
" Iya ada apa kak ? Apa !! Bukannya tadi Ares baik-baik saja ! Baiklah aku akan kesana sekarang juga " gadis itu segera mematikan ponselnya.
" Pak kita mau kerumah sakit mana yah? " tanyanya.
" Kita mau kerumah sakit Mutiara kasih dek " jawab supir ambulance itu.
" Pak bisa lebih cepat lagi yah pakk " gadis itu terlalu khawatir dengan kondisi sang adik saat ini.
Beberapa saat kemudian ambulance sudah sampai dilobby rumah sakit, gadis itu segera turun dan ingin secepatnya menemui sang adik.
Saat xivella akan pergi tangannya dicekal oleh laki-laki itu, namun ia hempaskan dan segera berlari menuju ruangan tempat adiknya berada yg membuat laki-laki itu menggeram kesal.
" Kamu tidak bisa lari dariku baby girl.. Mulai sekarang kau adalah milikku " batin Xavier.
Xivella menggenggam erat tangan adiknya, dia sangat merasa bersalah karena telah meninggalkan adiknya sendirian tadi.
Satu panggilan masuk diponselnya yg sudah pasti dari auntynya, yg membuat xivella menghembuskan nafas kasar. Pasti nanti ia akan dimarahin habis-habisan olehnya karena sedari kemarin ia tidak pulang ke rumahnya.
Xivella memilih mengabaikan panggilan itu. Sudah tiga hari ini Xivella tidak masuk sekolah karena ia harus bolak balik dari rumah menuju rumah sakit untuk mengurus Ares.
Seperti saat itu, Xivella sedang menyiapkan makan malam untuk keluarga pamannya.
" Aunty setelah ini aku akan kembali ke rumah sakit dan besok pagi aku datang lagi " ujarnya.
" H.m " balas paruh baya itu.
Xivella melangkahkan kakinya menuju dapur untuk memakan makanannya. Nyatanya hampir 5 tahun ini hidup Xivella terasa seperti pembantu dirumahnya sendiri.
Beruntung pamannya masih sedikit mempunyai belas kasihan padanya. Saat menerima hukuman karena tidak becus bekerja, pamannya secara diam-diam memberinya makanan.
Perusahaan keluarganya juga diambil alih oleh pamannya. Gadis itu tidak keberatan juga karena dia tidak tahu menahu soal perusahaan. Xivella hanya fokus untuk menyembuhkan adik tunggalnya saja.
Saat akan makan gadis itu mendengar suara keras dari auntynya, gadis itu dengan langkah buru-buru menuju ruang makan untuk menemuinya.
" Xivella ! Sini kamu ! Dasar anak sialan " teriak paruh baya itu.
" Iya aunty, ada apa ? " tanya gadis itu, bukannya dijawab tapi satu tamparan mendarat dengan keras dipipinya.
Plakkk
" Kamu mau meracuni kami hah ! " teriak paruh baya itu dengan suara yg menggelegar.
" Maksud Aunty ? " tanya gadis itu kebingungan.
" Cicipi udang itu sekarang cepat ! " perintah wanita setengah tua itu.
" Maaf aunty, tapi aku kan alergi udang .. Makannya tadi aku tidak mencicipinya tadi " jawab Xivella, yg membuat wanita itu semakin marah padanya.
Satu tamparan kembali mendarat di pipi Xivella yg penuh dengan jerawat itu.
" Aku tidak peduli ! Kamu alergi atau tidak ! Bella mau makan udang sekarang dan kamu masak udangnya rasanya asin begini ! Kamu mau meracuni anakku hah !!! Dasar pembawa sial " amuk wanita dengan lantangnya.
Gadis itu hanya diam menunduk dan meremas ujung bajunya. Dia sangat lelah, kenapa hidupnya jadi sangat melelahkan. Disaat gadis seusianya sedang menikmati hidup dan berkutik dengan make up, tapi kehidupan gadis itu sekarang jadi seperti ini. Itulah satu alasan kenapa wajah Xivella jelek, karena ia tidak punya waktu untuk mengurus dirinya sendiri.
Jangankan untuk membeli skincare, untuk membeli baju saja dia harus berhemat. Mungkin jika Bella sedang baik moodnya dia bisa meminta baju lengseran darinya.
Dulu hidupnya bak seorang putri, tapi semenjak orang tuanya meninggal hidup Xivella bak seperti babu dirumahnya sendiri.
.
.
.
.
Jangan lupa like dan votenya guys ..😉

" Xivella Anara Wilson "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
전 정국💫
cantik woy Xivella, jelek dari mana, malahan gue yg insecure 🥲
2025-01-27
2