Wajah Xavier terlihat merah padam ketika melihat wajah Xivella yg sudah bengkak karena terlalu banyak menangis. segera ia naik keatas ranjang dan menarik dagu gadis itu agar menatapnya.
" Kenapa menangis ? Itu melukaiku sayang " ucap Xavier dengan suara lembutnya yg tidak dihiraukan oleh Xivella, yg membuat laki-laki itu mengeluarkan suara emasnya.
" Aku bertanya padamu Ara ! " suara laki-laki itu sudah naik satu oktaf.
Gadis itu meringkuk mundur dan badannya bergetar " J- jangan mendekat ! Pergi kamu pergi ! " jeritnya, gadis itu melempar bantal kearah wajah Xavier dengan keras.
" Jaga sikapmu baby ! Kamu tidak mau kan adik tercintamu .. "
" Jangan berani kau sentuh adikku sialan ! Aku akan membunuhmu brengsek ! Felix aku sangat membencimu ! "
Plakk
Satu tamparan keras melayang pada wajah gadis itu yg membuatnya yg langsung tersungkur diatas ranjang.
Gadis bermanik amber itu menatap bengis pria dihadapannya " Jangan gunakan mulut ini untuk mengumpatku sayang ! Gunakanlah mulut ini untuk mendesahkan namaku saja " perintahnya sambil mengusap sensual bibir gadis itu.
" Tidak Sudi aku melakukan itu brengsek ! L-lepas ! " Xavier mencengkram erat leher Xivella, pria itu sudah sangat kesal dengan sifat keras kepala gadis itu.
" Sudah kukatakan ! Aku akan bersikap lembut jika kau menurut padaku Ara ! " bentaknya.
melihat wajah pucat Xivella yg tidak teraliri darah, Xavier melepaskan cengkraman dileher gadis itu.
" D-dasar iblis ! " ucap Xivella tertatih yg membuat pria itu tersenyum manis dan mengusap lembut wajahnya.
" Kenapa menangis hm " tanyanya.
" Bukan urusanmu ! " ucap Xivella dengan sedikit bergetar.
" Jelas urusanku baby. Kau milikku ! "
Tangan kekarnya telulur membawa rambut panjang gadis itu kebelakang telinga, agar dapat melihat wajah gadisnya dengan jelas.
Xivella tidak menjawab melainkan dia menoleh kesamping guna untuk menghindari tatapan pria itu.
" Kembalikan aku ke negaraku, aku ingin pulang ! " pintanya lemah, yg membuat Xavier mengeraskan rahangnya.
" Pulang kemana lagi sayang ? Kau tidak akan kemana-mana, mulai sekarang ini adalah rumahmu ! " jelas Xavier yg membuat Xivella menatapnya dengan tajam.
" Tidakk ! Aku bahkan tidak mengenalmu Felix ! Pergi sana .. Mpppttt " pria itu langsung melahap bibir Xivella, meraupnya dengan kasar dan menciumnya rakus.
Gadis itu mencengkram erat lengan Xavier bahkan memukulnya dengan keras, namun nihil pria itu sama sekali tidak mau melepaskan pangutannya.
Setelah melihat Xivella kehabisan nafas, dengan terpaksa Xavier melepaskan bibirnya dari gadis itu.
" Sekarang jawab pertanyaanku, kenapa menangis h'm ? " Xavier menempelkan keningnya pada kening Xivella.
" A-akuu takut padamu Felix, bagaimana bisa kamu dengan mudah membunuh dan tidak takut dipenjara ! " cicit gadis itu yg membuat Xavier tak kuasa menahan tawanya.
Setelah puas tertawa, Xavier tersenyum lembut pada gadis itu " Aku janji tidak akan membunuh lagi ".
" Didepanmu " sambungnya dalam hati, ia pun tersenyum dengan lebar.
Xivella hanya terdiam, kemudian gadis itu mengeluarkan suaranya lagi " Baiklah, sekarang apa kamu bisa keluar ?Aku mau tidur " pinta Xivella yg langsung dihadiahi senyum geli Xavier.
" Apa maksudmu baby ? Ini kamarku " Xivella yg memang sudah muak memilih mengalah dan segera turun dari ranjang.
" Sekali lagi kakimu melangkah ! Akan ku potong kedua kaki itu, setelah dipikir-pikir aku tidak membutuhkan kakimu juga sayang ! ".
" Kau hanya perlu melayaniku diatas ranjang dan menemaniku. Semua kebutuhanmu biar aku yg urus bagaimana ? Apa kau tertarik Ara ? " ucap pria itu sambil menarik turunkan alisnya yg membuat Xivella semakin muak lagi.
" Dasar psikopat ! " kesal gadis itu yg kembali manaiki ranjang dan tidur dengan membelakangi Xavier.
Dengan air mata yg deras, gadis itu meremas kuat selimutnya. Bagaimana bisa hidupnya bisa sesial ini, Xivella hanya ingin hidup bahagia dengan adiknya.
Bahkan gadis itu sudah menyerahkan semua harta peninggalan kedua orang tuanya, karena ia sudah muak dengan ancaman dari Auntynya. Tapi justru sekarang takdir sedang mempermainkannya.
Terlihat dengan entengnya Xavier memeluk tubuh gadis itu dari belakang dengan erat.
•••••
Matahari sudah menampakkan sinarnya, terlihat gadis dengan tubuh full naked sedang duduk meringkuk dibawah shower. Bibirnya sudah membiru karena sedari tadi duduk disana, Xivella merasa jijik dengan tubuhnya sendiri.
Bagaimana tidak ? Seluruh tubuhnya sudah dipenuhi tanda menjijikan dari pria iblis itu. Xivella beranjak mengambil sabun dan menggosok kuat badannya untuk menyalurkan emosi yg ada pada dirinya.
" Aku membencimu Felix ! Dasar iblis ! Arrggghh ! " jeritnya putus asa dan membanting sabun itu dengan kasar.
Hatinya benar-benar sesak, dia tidak terima diperlakukan seperti jalang oleh laki-laki itu. Selama ini Xivella menghindari berusaha untuk laki-laki dan tidak merawat wajahnya, tetapi kenapa nasibnya justru seperti ini.
Sementara di ranjang king size-nya Xavier terbangun dan matanya menyipit ketika tidak mendapati gadisnya di sana. Pria itu segera beranjak segera mengambil boxernya di bawah dan memakainya.
" Ara .. " panggilnya dengan lembut, pria itu mendengar gemericik air dari kamar mandinya.
Pria itu sedikit tertegun karena hari masih pagi, kenapa gadisnya sudah mandi.
Beberapa menit menunggu, pria itu dibuat kesal karena gadisnya tidak kunjung keluar dari kamar mandi.
Tokk !! Tokk !!
" Baby, kamu didalam ? " sambil mengetuk pintu kamar mandi pria itu berucap.
Dirasa tak ada jawaban, pria itu segera membuka pintu kamar mandinya. Wajahnya terkejut dan mengeras ketika melihat pemandangan di depannya saat ini.
" Fuck !! Apa yg kau lakukan hah ! " pekiknya, pria itu segera menarik Xivella untuk berdiri.
" Kau sudah merusak tubuhmu " pria itu terkejut saat melihat tubuh gadisnya itu sudah memerah dan sedikit lecet.
Xavier langsung memakaikan bathdrobe pada tubuh Xivella dan langsung menggendongnya ala bridal menuju ranjangnya.
" Lepas brengsek ! " jerit Xivella dengan memukul bahu Xavier dengan kuat.
Pria itu tidak bergeming dan langsung melempar tubuh Xivella dengan keras keatas ranjang.
" Arrgghhh ! Aku sangat membencimu Felix ! " teriaknya namun Xavier tidak mendengarkan apa yg gadisnya ucapkan.
Xavier justru membuka celana boxernya yg membuat Xivella ketakutan. Gadis itu segera memberontak namun Xavier bisa menanganinya.
Jlebb
" Aarrkkhhh " tanpa melakukan foreplay, Xavier melakukan kegiatan itu yg membuat Xivella berteriak kesakitan.
" Sakit bastard ! Lepas Felix ! " teriaknya yg memenuhi kamar itu, beruntung kamar itu memiliki peredam suara. Namun Xavier tetap memaksa melakukannya.
" Sakit ! Lepas Felix, kau menyakitiku ! " pria itu tersenyum miring saat sudah berhasil.
Detik berikutnya satu tamparan keras mendarat pada wajah tampan Xavier.
Dengan penuh emosi Xivella memberikan pukulan cantiknya pada wajah tampan pria itu, terbukti dari kerasnya suara tamparan dari tangan Xivella yg menggema diruangan itu.
" Apa sebangga itu kau memasukkan benda menjijikan itu ke orang hah ! " bentaknya dengan penuh emosi, gadis itu menatap benci Xavier.
" VERY DISGUSTING !!! " teriak Xivella dengan keras.
Tangan itu akan kembali menampar wajah Xavier, namun pria itu berhasil menangkap tangan mungil gadis itu.
" Shittt ! Jijik kau bilang " satu lagi tamparan melayang pada wajah gadis itu dengan secepat kilat wajah Xivella menoleh kesamping.
Meskipun tidak menggunakan tenaga penuh, terlihat pipi gadis itu memerah akibat tamparannya. Seandainya pria itu menampar dengan benar, sudah dipastikan bahwa nanti gadis itu akan pingsan.
" Dasar iblis ... Mmmpppttt " Xavier langsung menyambar bibir manis gadis itu dengan rakus.
Xivella merasa jijik dengan bibirnya karena sudah dikuasai oleh laki-laki itu, dia menggigit bibirnya sendiri dengan kuat yg membuat Xavier makin naik pitam.
" Buka Ara ! Kau tidak punya hak untuk menyakiti tubuhmu ! Itu milikku ! " pekik pria itu dengan emosi, beberapa saat kemudian bibir itu terbuka dan terlihat bibirnya sudah penuh cairan merah.
" Shittt .. Kau .. " Xavier berusaha untuk menahan emosinya.
Namun gadis itu membuat emosinya semakin memuncak.
" Dengar Felix ! Aku bersumpah akan keluar dari mansion jahanam ini ! Meskipun nanti aku kan bermain dengan banyak pria diluaran dengan tubuh ini ! ".
" Kau sangat lancang baby ! " ucapnya penuh penekanan, pria itu langsung mencengkram erat leher Xivella.
" Hanya aku yg boleh menyentuhmu Ara ! " ucap Xavier dengan menambah kuat cengkeraman pada leher Xivella yg membuatnya kesusahan untuk bernafas.
" L- lepas b-brengsekkk .. " dengan tertatih gadis itu berucap, tenggorokannya sangat sakit saat ini.
Mata Xivella mulai terpejam bahkan wajahnya pun sudah memucat, namun Xavier masih enggan melepaskan cengkeramannya pada leher gadis itu.
" Kau hanya milikku Ara ! Tidak akan kubiarkan kau meninggalkanku ! Bahkan kau tidak boleh mati tanpa seijinku ! ".
.
.
.
Jangan lupa vote dan likenya ya guys .. 😉 happy reading .. 🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments