Xivella terlihat keluar dari lift bersama dengan Selena, gadis itu duduk didepan William. sementara Xavier tidak menggubris wanita itu karena masih emosi dengannya.
" Nona mau makan apa ? " terlihat Selena mengambil piring untuk melayaninya.
" Salad saja len " jawabnya lembut. Xivella makan dengan hati-hati karena lidahnya masih sakit meskipun sudah diobati.
Nyatanya Xavier masih peduli dengan gadis itu, Pria itu memangmemanggil dokter untuk mengobati luka yg ada di lidah Xivella.
" Per pavore prendi un po' di latte " ( Tolong ambilkan susu ).
Salah satu maid segera mengambilnya dikulkas. Suara dingin itu membuat Xivella mendongakkan wajahnya. Wajah dingin Xavier terlihat sedikit bengkak, mungkin akibat dari tamparan yg ia berikan. Sementara dirinya sudah membaik dengan krim yg diberikan oleh dokter tadi.
Salah satu maid membawa segelas susu dan meletakkan diatas meja.
" Silakan tuan .. "
Pyarrr
" Apa yg kau lakukan ! " seru Xavier yg sudah naik pitam.
Wajah itu sudah seperti iblis yg butuh mangsa, bukannya menjawab maid itu justru asik menatap Xivella dengan tatapan ..
Kepala maid menundukkan kepalanya, kedua tangan paruh baya itu dibasahi oleh keringat dingin. Dia benar-benar takut, dia tahu pasti salah satu anak buahnya ini pasti tidak akan selamat. Lututnya pun sudah lemas tak bertenaga.
Saat melihat tidak ada jawaban dari anak buahnya, paruh baya itu mendongak dan menatap tajam maid itu. Bagaimana bisa dia menatap nonanya dengan tatapan seperti itu.
" Tania perhatikan pandanganmu ! " seketika maid itu tersadar, dan seperti kehilangan akalnya.
" Ma-maaf tuan " maid itu langsung berlutut dihadapan Xavier.
" Apa sangat jelek ? " pria itu tersenyum menyeringai.
" Huh ? " maid itu terkejut saat mendengar Xavier yg bertanya.
" Wajahnya memang sangat jelek ! Lihatlah jerawat ? Bukannya sangat menjijikan ! Bukan begitu ? " ucap Xavier dengan menekankan kata menjijikan dengan melihat kearah Xivella, gadis itu meremas dress-nya dengan kuat.
Seluruh maid yg ada disana terdiam membisu, Selena terlihat menatap sendu kearah sang nona William juga sudah mengepalkan tangannya dengan kuat.
" I-iya tu-an " maid itu sedikit ragu menjawab pertanyaan Xavier yg membuatnya tersenyum miring.
" Malangnya nasibku harus hidup bersamanya selamanya " adunya.
" Apakah anda dijodohkan tuan ? " dengan lancang maid itu berucap dan menatap kearah Xavier.
Bibi Margareth menghela nafas kasar, ia sudah tahu akhirnya seperti apa. Salah satu maid yg sedang berbaris dengan para maid lain itu nampak tersenyum cerah.
" Dasar bodoh ! Tapi baguslah agar gadis jalang itu sadar bahwa dia tidak pantas untuk Xavier ! Hanya akulah yg pantas untuknya ! " batinnya tersenyum cerah.
Xavier beranjak dan mendekati maid itu " Menurutmu siapa yg pantas bersanding denganku h'm ? " maid itu terkejut melihat Xavier yg ikut berjongkok, menyentuh dagunya serta mendongakkan wajahnya.
Maid itu yakin bahwa yakin bahwa Xavier menyukainya, dia membulatkan matanya saat jari Xavier menyentuh bibirnya. Terlihat pria itu semakin mendekatkan wajahnya pada maid itu, Xivella semakin kuat meremas dress-nya melihat pemandangan itu.
" Dasar pria brengsek ! " batinnya dengan mengepalkan tangan.
" Apa kau juga mau menjadi kekasihku ? " maid itu terlihat gugup bukan main sekarang, ia terkejut dengan apa yg di ucapkan Xavier.
" Siapa pun yg anda sukai tuan, karena menurut saya gadis itu tidak cocok untuk anda. Karena wajahnya saja sudah rusak dan jelek. Dia hanya akan membuat anda malu tuan " entah mendapat keberanian dari mana maid itu dengan berani melanjutkan kata-katanya dengan terang-terangan didepan Xivella dan yg lainnya.
" Saya juga mau dengan anda tuan " ujar maid itu dengan senyum cerahnya.
" Aku suka ini ! Ternyata di dalam mansion ada gadis yg sangat pintar ! " seru Xavier yg lebih mendekat lagi pada maid itu.
Xivella yg sudah muak dengan pemandangan itu, meskipun ia tidak mengerti apa yg dibicarakan dua sejoli itu namun ia jelas tahu bahwa yg dibahas adalah wajah jeleknya.
Mata gadis itu berembun, segera ia berdiri dan berbalik. Xivella ingin menuju kamarnya saja.
Dorr !!!
Suara tembakan berhasil membuatnya terdiam dan menghentikan langkahnya, kemudian ia membalikkan badannya dan terkejut ketika melihat tubuh maid itu yg sudah pindah alam.
" Felix " semua orang yg ada disana termasuk bibi Margareth pun melotot dengan sempurna.
Bukan karena pemandangan itu, namun karena dengan lantangnya suara Xivella menyebut nama tuannya.
Bukan rahasia umum juga nama itu sangat keramat, barang siapa yg dengan berani menyebutnya dengan nama itu maka detik itu juga bakal pindah alam.
Bahkan tuan besar Hilton saja pernah hampir saja pindah alam, karena memaksa menyebutnya dengan nama itu.
Belum sadar dari rasa terkejutnya, terdengar suara menggelikan yg bikin senam jantung mereka semua.
" Maaf sayang .. Tanganku sudah gatal dan tidak sengaja menembaknya h'm " ujar Xavier.
William menjatuhkan rahangnya ketika mendengar itu " Astaga jangan sampai musuh melihat hal menjijikan itu bisa hancur imagenya " batinnya.
Xivella tidak habis pikir dengan pria itu, dia dengan mudahnya itu membunuh manusia seperti membunuh nyamuk, sangat mudah.
" Siapa kamu sebenarnya Felix ? " batinnya dalam hati sambil menatap kearah pria itu.
Xavier menyembunyikan identitas aslinya, dia hanya mengatakan bahwa dia adalah pengusaha sukses di Italia. Dan pistol itu legal disana, para maid dan bodyguard sudah ia brifing untuk tutup mulut.
Gadis itu hanya bisa diam dan percaya karena ia tidak tahu juga. Xivella adalah gadis dari Indonesia yg hidupnya penuh kesengsaraan, diotaknya hanya gimana caranya mendapatkan uang dan uang untuk mengobati sang adik.
Xavier menghampiri Xivella dan mengusap wajahnya dengan lembut " Aku harus bekerja, nanti sore aku akan mengajakmu keluar jadi sekarang istirahatlah baby ".
Bibir kenyal pria itu mengecup sekilas bibir Xivella didepan maid dan anak buahnya. Xivella hanya terdiam dengan mata yg melebar yg membuat Xavier terkekeh melihatnya.
" Jangan nakal sayang, aku akan segera kembali " pamit sang pria dengan senyum manis.
Xavier meninggalkan mansion bersama dengan William yg berada dibelakangnya, para anak buah yg lainnya masih sibuk membersihkan area meja makan.
Pria itu juga tidak tahan untuk mendiami lama-lama gadisnya, Xivella memilih segera masuk ke kamarnya.
Gadis itu mengunci pintu dari dalam, kemudian masuk kedalam kamar mandinya, dia membersihkan area payudaranya beberapa detik kemudian terlihat cairan berwarna putih keluar dengan derasnya.
" Kenapa sakit sekali ! Apa karena tidak aku keluarkan " gadis itu keluar dari kamar mandi, mengambil paper bag yg ada didalam lemari dan kembali masuk ke kamar mandi.
didepan cermin wastafel gadis itu segera menempelkan benda yg mirip dengan corong itu pada payudaranya, satu tangannya memegang botol asi yg terhubung dengan corong yg saat ini menempel pada payudaranya.
Xivella segera menghidupkan mesinnya.
" Ahh .. Sakit " Xivella pun menggigit bibirnya kala merasakan nyeri pada payudaranya.
Tak terasa satu botol itu ternyata sudah penuh oleh ASI-nya, segera Xivella melepaskan pompa asi itu dan memakai kembali pakaiannya. Gadis itu mengeram kesal karena masih saja merasakan nyeri pada area itu.
" Apa masih ada yah ? Biasanya kan cuma sebotol "
Asi itu belum juga habis, dari saran dokter gadis itu harus benar-benar menghabiskan ASI-nya kalau tidak ingin merasakan nyeri pada payudaranya.
Xivella menuju walk in closed untuk mengantisipasi bajunya karena ia tidak nyaman menggunakan dress, matanya membulat sempurna.
Bagaimana tidak ? Semua baju yg ada disana tidak layak pakai dan hanya untuk menutupi bagian intim saja, lemari besar itu hanya berisikan baju lingerie.
" Baju laknat begini masih disimpan ! Dasar pria mesum ! " gadis itu kembali memakai dress-nya dan segera turun kebawah.
Saat membuka kulkas matanya berbinar senang disana bagaikan surga untuknya, karena tersedia banyak berbagi camilan dan coklat yg terpampang nyata. Tapi saat ini bukan itu yg ia cari, Xivella kembali mengedarkan pandangannya.
" Yes " Xivella berteriak kegirangan saat menemukan apa yg dia cari.
To be continued guys ..😉
Bibi Margareth
Maid Selena
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments