VANESIA, ITALIA
Setelah hampir 17 jam di pesawat, akhirnya rombongan Xavier sudah sampai di Italia. Terlihat gadis itu sedang berbaring, Xivella terlihat sudah memakai dress dan wajahnya sudah sedikit dipoles. Xavier memanggil pramugari dan menyuruhnya untuk membersihkan tubuh gadisnya.
Xavier berusaha untuk membangunkan gadisnya dengan mengusap lembut pipinya " Baby .. Bangunlah kita sudah sampai sayang " ucap Xavier dengan lembut.
Gadis itu perlahan membuka matanya, ia segera berdiri dan mencoba untuk melangkah.
" Arrgghh ! " jerit sang gadis ketika tubuhnya sudah hampir terjatuh.
" Perhatikan langkahmu Ara ! " Xavier terlihat kesal dengan tingkah ceroboh gadisnya, beruntung lengannya dengan cekatan menahan tubuh mungil gadis itu.
Bagaimana ia tidak lemas ? Karena Xavier terlalu bersemangat untuk menggempurnya disana, bahkan baru 1 jam tubuhnya istirahat namun sudah digempur habis-habisan oleh laki-laki disampingnya ini.
" Badan aku sakit semua " adu Xivella yg membuat laki-laki itu terkekeh mendengar ucapan gadis itu.
" Aku gendong mau ? " tanya Xavier yg langsung diangguki gadis itu, ia pasrah saja digendong oleh laki-laki itu karena memang tubuhnya benar-benar lemas saat ini.
" Terimakasih baby. Karena kamu memberikan itu untukku ,Tapi aku juga tidak menyesal telah mengambil itu darimu ! " ucap Xavier dengan senyum yg mengembang di bibirnya.
Sementara Xivella terlihat sangat kesal dengan ucapan pria yg sedang memeluknya saat ini.
" Dilihat dari film-film aku harus pura-pura patuh dulu pada penculiknya, Kemudian kabur ! Kamu memang cerdas Ara ! " batin gadis itu dengan senyum lebar.
" Namamu siapa ? " celetuk Xivella, pria dengan wajah tampan itu terkejut dengan pertanyaan gadis itu. Xavier tersenyum dan mengusap lembut kepala Xivella yg membuat gadis itu mendongak.
Xivella sempat terkesima dengan wajah datar pria itu yg saat ini tengah tersenyum lebar kearahnya.
" Xavier Felix Emanuel Hilton " Xivella mengangguk, badan laki-laki itu bergetar saat mendengar apa yg diucapkan oleh gadis itu selanjutnya.
Xavier sangat suka saat namanya dipanggil dengan nada lembut dsn halus.
" Baiklah Felix aku akan menurut denganmu, tapi aku mohon pertemukan aku dengan Ares " buju gadis bermanik ember itu yg membuat Xavier tersenyum simpul.
" Aku suka saat kamu memanggilku Felix, terus panggil aku dengan itu " pinta Xavier dengan senyum tulusnya.
Mereka segera turun dari pesawat, mata Xivella membulat sempurna saat melihat banyaknya mobil Van hitam yg berbaris disana.
Dia juga melihat sebuah mobil Mercedes Benz yg terparkir cantik diparkiran pesawat itu.
Beberapa detik kemudian Xavier membantu gadisnya itu untuk turun melewati tangga pesawat.
" Bentornato signore " ( selamat datang kembali tuan ).
" Mereka menggunakan bahasa Italia ".
" Bagaimana keadaan markas ? "
" Baik tuan ! " jawabnya.
" Mereka siapa ? " ucap Xivella dengan berbisik ditelinga Xavier.
" Mereka anak buahku " gadis itu terkejut mendengar ucapan Xavier.
Gadis itu kembali mengeluarkan suaranya " Sebanyak itu ? " Xavier menahan senyum karena memang masih banyak lagi anak buahnya disana.
Mereka segera memasuki mobil Mercedes yg sudah disiapkan oleh anak buahnya " Apa kau membawa apa kau mau Will ? " tanyanya pada anak buahnya.
" Ini tuan " William memberikan sebuah paper bag pada Xavier, karena ia duduk didepan dengan supir.
Xavier memberikan itu pada Xivella yg membuat gadis itu kebingungan, kemudian dia mengeluarkan suaranya lagi " buat apa ? Aku bukan muslim .. ".
" Pakai saja sayang " ucap Xavier yg membuat gadis itu mendengus kesal dan dengan terpaksa memakai cadar yg tadi diberikan oleh Xavier.
" ingat jangan sampai dilepas ! Jangan pernah memperlihatkan wajahmu pada siapa pun diluar mansion, mengerti ! " ucapnya tegas yg membuat Xivella meremas kuat dress yg ia pakai sekarang dengan kesal, karena laki-laki ini benar-benar membuat moodnya semakin hancur.
" Kalau dia malu dengan wajahku kenapa membawaku kemari ? Dasar menyebalkan ! " batinnya dengan mata yg sudah berkaca-kaca saat ini.
•••••
Setelah hampir melewati 1 jam mereka akhirnya sampai pada bangunan yg sangat mewah nan megah, Xivella sedikit takut karena letak mansion itu berada ditengah hutan.
" Benveito signore " ( selamat datang tuan ).
Bibi Margareth paruh baya itu menjabat sebagai kepala maid di mansion Hilton, dan dibelakangnya juga terdapat 6 orang perempuan yg berpakaian seperti seorang maid.
Mereka berbaris menjadi dua bagian dan membungkuk menyapa Xavier.
" Diantara kalian siapa yg bisa bahasa Indonesia ? " kata Xavier pria itu segera mengutarakan keinginannya.
" Saya tuan " jawab salah seorang maid. Gadis dengan wajah oriental mengangkat salah satu tangannya, Xavier segera menghampirinya.
" Mulai sekarang kau menjadi maid pribadi gadisku ! " perintah Xavier yg langsung disetujui oleh gadis itu.
Xavier kembali menggandeng Xivella untuk naik ke lantai atas dan mereka pun berhenti didepan lift.
" Baby aku akan ke perusahaan, kamu istirahatlah. Setelah itu .. "
" Tidak Felix ! Aku mau bertemu Ares, dimana dia sekarang ? " tolak gadis itu mentah-mentah, Xavier mencoba untuk menenangkan gadisnya dengan mengusap lembut wajah Xivella.
" Kita bertemu adik ipar besok saja yahh " bujuknya.
" Dasar pembohong ! " Xivella mendorong tubuh pria itu, terlihat Xavier berusaha untuk sabar menghadapinya.
" Baby, kamu tahu aku bukan orang yg penyabar, jadi jangan pancing jiwa iblisku keluar ! " peringatnya.
" Persetan dengan itu Felix ! Kamu berbohong ! Dasar laki-laki bajingan ! Dimana adikku brengsek ! " cecar Xivella dan langsung berlari.
" Berhenti Ara ! " pekik Xavier marah dan mengeluarkan suara garangnya.
Namun Xivella tidak menghiraukan teriakan laki-laki itu dan terus berlari, para maid pun tegang karena mereka sudah tahu tabiat majikannya yg sabarnya hanya sehelai tisu yg dibagi menjadi beberapa bagian saja.
Dorr !
Terdengar suara tembakan yg berasal dari pistol ditangan Xavier yg membuat tubuh gadis itu mematung dan bergetar.
Tubuh Xivella berhenti diruang tamu akibat suara nyaring dari benda yg ada ditangan Xavier saat ini, Xavier segera menghampiri gadis itu.
" Sekali lagi kakimu melangkah, maka tubuh dari salah satu maid ini akan menjadi mayat Ara ! " ancamnya.
Gadis itu menatap layang Xavier " Kamu pikir aku percaya ! " tantangnya.
" Baiklah, kamu ! Tembak kepalamu jika gadis keras kepala ini tidak mengikuti perintahku ! " perintahnya.
Pria itu menunjuk salah satu maid. Mereka menggunakan bahasa inggris dan itu adalah bahasa wajib yg harus dikuasai bagi anak buahnya yg bekerja di mansion.
Xivella berbalik badan dan melihat salah satu maid itu berjalan maju dan mengambil salah satu pistol diantara para bodyguard disana, hal itu membuat mata Xivella membelalakkan dengan sempurna.
" Kamu gila hah ! Mengapa kamu mau menuruti ucapan iblis itu ! " seru Xivella penuh emosi pada maid itu.
" Kesini Ara ! " Xivella tetap tidak peduli dan tetap melangkahkan kakinya.
" Tembak kepalamu sialan ! " Xivella langsung berbarik dan menatap bengis Xavier.
" Atas hak apa kamu .. "
Dorr !!!
Xivella menutup mulutnya dengan tangan bergetar dan kakinya sudah lemas bak tak ada bertenaga.
Tubuh maid yg berada dibelakangnya sudah tergeletak dilantai dengan kepala yg sudah berlumuran darah.
" Dasar gilaa !! " pekiknya.
Gadis itu berbalik dan menatap penuh benci kearah Xavier.
" Masuk ke kamarmu sekarang ! " perintahnya dengan dingin.
Xivella masih mematung ditempatnya dia merasa takut akan pria yg ada didepannya saat ini.
Saat Xavier melangkah maju, gadis itu segera berlari menuju William dan berlindung dibelakang tubuh pria itu.
" Tolong aku .. Tuanmu itu iblis, aku takut ! Hiks .. Kumohon tolong aku .. " cicitnya pada William.
.
.
.
Tbc
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments