14

Setelah pulang sekolah, Abilla sengaja mengajak tim ribut untuk nongkrong lagi ke restoran yang sama dengan kemarin sekalian Abilla akan menemui pemuda tersebut.

"Emm... Gue izin ke toilet bentar ya guys" Ucap Abilla ketika mereka semua hampir mendudukan tubuhnya pada meja yang sama seperti kemarin, mungkin tempat tersebut akan menjadi tempat favorit bagi Tim Ribut.

"Belom apa-apa udah ke toilet aja nih bocah" Ujar Renata.

"Naf, ntar lo pesenin gue jus jeruk ya, makannya gak usah soalnya masih kenyang gue" pesen Abilla pada Nafysa.

"Ok, siap!" Jawab Nafysa

Abilla meletakkan tas sekolahnya pada kursi yang bersebelahan dengan Nafysa, kemudian ia berjalan meninggalkan teman-temannya, ia berjalan perlahan sembari mengedarkan pandangannya untuk mencari pemuda yang telah membawa ponselnya.

"Huftt... Kemana sih dia?" Gumam Abilla dalam hati, ada rasa sedikit jengkel ketika Abilla tak melihat keberadaan pemuda tersebut. Namun Abilla sedikit terjinggat ketika tangan seseorang menepuk pundaknya dari belakang.

"Sorry, saya gak bermaksud buat anda terkejut" Abilla merasa sedikit lega karena orang yang menepuknya adalah seseorang yang sedang ia cari.

"Iya gapapa"

Abilla mengeluarkan ponsel yang berada di saku seragam sekolahnya, ia segera menyodorkan ponsel tersebut kepada pemiliknya, hal tersebut juga dilakukan oleh pemuda yang berada dihadapannya, namun Abilla sedikit tercengang, pasalnya gerakan tangan mereka dilakukan bersamaan, sehingga mereka saling menatap dalam kecanggungan, dan untuk menetralkan suasana tersebut Abilla pun tersenyum dengan melihatkan giginya sedikit.

"Maaf, kemaren banyak panggilan masuk dari pacarnya dan saya gak berani angkat telfon, tapi gara-gara ponselnya sering bunyi akhirnya saya angkat, gak taunya Masnya yang telpon" ujar Abilla seraya tersenyum memperlihatkan giginya yang rapi.

"Pacar?"

"Iya"

"Kemaren itu nomer adik saya, bukan pacar. Karena saya gak punya pacar" mendengar penjelasaan tersebut membuat Abilla merasa sangat bahagia, entah apa yang ada dipikrannya saat ini.

***

Setelah saling menerima kembali ponselnya masing-masing, Abilla kembali ke tempat dimana teman-temannya yang sedang berkumpul.

"Gue mau cerita" Ucap Abilla ketika ia baru saja mendudukan tubuhnya pada kursi yang tadi ia taruh tas sekolahnya disana.

Semua temannya pun seketika menatap ke arah Abilla.

"Kalian lihat deh pemuda itu" Abilla megarahkan jari telunjuknya pada pelayan restoran yang berdiri di pantry restoran. Semua temannya pun serentak menoleh bersamaan sesuai arah jari telunjuk Abilla.

"Ya jangan dilihat terang-terangan gitu juga kali" gerutu Abilla pada kelima temennya. Ia sedikit malu dengan reflek yang dilihatkan teman-temannya, pasalnya pemuda tersebut pun menatap ke arah meja mereka.

"Tampan juga dia" cicit Erika.

"Tampan gue kemana-mana kali" saut Yusuf.

"Sirik aja lo"

"Emang dia kenapa, Bil?" tanya Nafysa.

"Ehh, lihat deh. Dari tadi gue perhatiin dia natap lo mulu, Bil." ujar Renata.

"Senyumnya itu loh" ucap Erika kembali mengagungi ketampanan pemuda tersebut, "Gue mau nyamperin dia ah!" Erika beranjak dari duduknya namun tangannya ditarik oleh Yusuf hingga ia kembali terduduk ditempatnya.

"Mau ngapain?" tanya Yusuf.

"Mau minta nomernya buat gue deketin, siapa tau dia berjodoh sama gue" jawab Erika sambil cengar-cengir.

"Lo kayaknya masih belom kapok sama kejadian kemaren! mau gue--"

"Ssttt... Dah diem, gak usah banyak bicara" ucap Erika seraya meletakkan telunjuk tangannya di depan bibir Yusuf.

"Apaan sih lo" gerutu Yusuf seraya menepis telunjuk Erika dengan kasar.

"Padahal udah ada dua orang terganteng disini, masih aja di anggurin" ujar Riko

"Bisa diem gak?" kesal Abilla karena pertengkaran sepele dari Erika dan Yusuf. "Biarin gue curhat, berantemnya dipending dulu, entar mau lanjut lagi juga terserah kalian"

Nafysa hanya tersenyum sembari geleng-geleng tak percaya melihat Abilla yang sedikit emosi untuk menghentikan perdebatan Yusuf dan Erika.

"Yaudah buruan Bil cerita, gimana tadi ? Dia kenapa emang ?" pinta Renata

"Huuh..." Abilla meenghembuskan nafas beratnya sebelum bercerita.

"Aku pernah nolongin pemuda itu waktu dia di todong sama tiga orang preman"

"What?"

"Serius lo?"

"Kok bisa?"

"Tapi kayaknya dia gak ngenalin gue" lanjut Abilla dan ia mengabaikan pertanyaan terkejut dari teman-temannya. "Entah apa yang ada dipikiran gue waktu itu hingga gue mencoret-coret muka gue kayak badut demi nolongin dia" Abilla memutar bola matanya karena ia sendiri tak habis pikir dengan kejadian waktu itu.

"Setelah nyampek rumah, gue coba bersihin bekas coretan itu, tapi ternyata coretan dimuka gue gak bisa diilangin, spidol yang gue pake itu permanen" Semua yang mendengar pun sontak menahan tawa.

"Gak usah diketawain, gue mau lanjut ceritanya lagi" gerutu Abilla. Kemudian ia menceritakan kejadian yang ia alami ketika bertemu dengan pemuda tersebut.

"Kalian tau gak nama dia siapa?" tanya Abilla.

"Enggak" jawab mereka kompak seraya menggelengkan kepala.

"Nama dia tuh Rangga"

"APA!" Teriak Nafysa, Renata dan juga Erika bersamaan.

"Bisa kecilin dikit gak suaranya!" gerutu Yusuf sembari menutup kedua telinganya dengan tangannya.

"Sorry gue kelepasan tadi" jawab Nafysa

"Kegedean ya" Balas Erika sembari tercengir

"Kenapa kalian bisa seheboh itu setelah tau nama dia Rangga? Aneh" cibir Riko.

"Lo gak takut kalo dia bales dendam ke kita?" cicit Renata.

"Kalo dia sampek bales dendam ke kita, lo yang tanggung jawab" ucap Erika dengan menyalahkan Riko.

"Kenapa harus gue yang tanggung jawab, emang gue ngapain dia?" balas Riko. " Lagian ada hubungan apa dia sama kita?" tanyanya lagi.

"Heh, lo beneran gak paham maksud ucapan gue barusan?" tanya Abilla balik.

"Gak paham gue, emang kenapa si ?" Jawab Riko dengan santainya.

"Otak ditaruh dengkul ya gini jadinya" umpat Renata.

"Lo inget gak waktu itu nyuruh gue buat ngerjain orang yang gue dapet nomer ponselnya lewat radio?" ucap Abilla untuk memancing ingatan yang telah hilang dari memori Riko.

Riko berusaha mencerna kalimat Abilla, ia mengingat-ingat kejadian tersebut dan ketika ingatan tersebut kembali--

"OOH,,, JADI DIA RANGGA YANG KITA KERJAIN WAKTU ITU?!"

Ketika mendengar teriakan dari Riko, seketika Abilla beranjak dari duduknya dan menggandeng Nafysa keluar dari dalam restoran, sedangkan Erika berpura-pura memegang ponselnya dan memainkannya. Begitupun Renata, ia mengambil buku tugasnya dan berpura-pura sedang membacanya, sedangkan Yusuf melipatkan kedua tangannya di meja kemudian ia letakkan kepalanya disana dengan wajah menghadap kebawah.

Demi Neptunus yang hidup di samudra pluto, rasanya semua Tim Ribut kecuali Riko ingin punya pintu kemana saja seperti miliknya Doraemon, agar mereka bisa segera pergi dari tempat ini

"Maaf guys, reflek tadi..."

"Cup, Ucup" panggil Riko seraya menyenggol lengan Yusuf.

"Er, sorry gue kelepasan tadi" Erika mengacuhkan ucapan Riko.

"Ren, buku lo kebalik tuh, gak malu apa dilihatin banyak orang" Renata pun hanya meliriknya tajam.

"Anda siapa ya ?" Ketus Renata.

"Lo anemia, Ren?" Renata hanya memutar kedua bola matanya jengah dan tak mau menanggapi ucapan Riko kembali.

"Bodo!"

"Lohh.. Kemana Abilla dan Nafysa?" Riko mengedarkan pandangannya ke sembarang arah untuk mencari keberadaan Abilla dan Nafysa, dilihatnya mereka berdua telah berada di dekat mobil Abilla yang sedang terparkir di depan restoran.

"Bikin malu aja tuh bocah, Pengen gue cekik aja rasanya" Kesal Abilla pada Riko.

"Baru kali ini gue bener-bener ikut malu, tau gak?" Ucap Nafysa.

Semenjak mereka resmi jadi anggota Tim Ribut, sifat Abilla dan Nafysa perlahan mulai berubah, yang biasanya mereka lebih banyak diam sekarang menjadi lebih cerewet, dan mereka juga sering ikut terkena hukuman karena ikut melakukan hal konyol bersama Yusuf, Riko, Erika, dan juga Renata. Namun hal tersebut tak menyurutkan nilai akademik mereka, Nafysa tetap pemegang siswa tercerdas satu angkatan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

a Novel by : DEAN RESMA

Terpopuler

Comments

Rhie_zheya

Rhie_zheya

Jd kangen masa sekolah dulu jg sama punya temen2 satu deret bangku kompak, kocak, ngakak,, good job author.. Semangat nulis'y. 😆😆

2020-11-15

1

Istrinya Sougo Okita

Istrinya Sougo Okita

demi neptunus yang hidup di Samudra Pluto??..

ya ampun thor, humorku seketika anjlok gara-gara kata-kata itu🤣🤣..
sejak kapan pluto jadi samudra🤭

2020-10-15

4

Hasikyla Utami

Hasikyla Utami

up thor

2020-10-14

5

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!