5

Hari ini adalah hari penentuan juara Olimpiade tingkat provinsi yang diadakan di kota Malang. Perwakilan dari SMA Merah Putih mengirim 6 peserta untuk mengikuti olimpiade tersebut yaitu Anna, Dion, Farhan, Sinta, Nafysa dan juga Arham.

Dari 6 peserta tersisa Nafysa saja yang berhasil masuk 10 besar, kecerdasan Nafysa patut diacungi jempol karena dari babak penyisihan dia yang terlihat lebih cekatan menjawab pertanyaan yang diajukan oleh juri.

Meskipun hasil akhirnya hanya menjadikan Nafysa juara 3, tetapi itu adalah sebuah kemenangan terindah buat SMA merah putih, semuanya merasa bersyukur namun tidak dengan Nafysa yang merasa sedikit kecewa karena dirinya tak mampu menjadi juara satu.

Arham menghampiri Nafysa dengan mengembangkan bibirnya ke atas, "Jangan bersedih, kamu sudah berjuang keras, kami semua berterima kasih padamu karena kamu berhasil membawa nama baik sekolah kita" ujarnya memberi semangat.

"Makasih kak" jawab Nafysa dengan memperlihatkan senyuman namun matanya terlihat bersedih.

"Anak-anak kita akan pulang besok pagi, dan untuk merayakan kemenangan Nafysa, Ibu akan mengajak kalian mengunjungi Alun-alun kota wisata batu nanti malam" ujar Bu Yanni selaku pendamping dan guru pembimbing olimpiade.

"Horeeee!..." seru semuanya.

***

Kota Batu merupakan salah satu kota wisata di daerah Malang, daerah Batu terkenal akan objek wisata dan iklimnya yang ramah, tidak salah jika banyak tempat wisata yang berdiri disini karena lokasinya yang strategis.

Rombongan SMA Merah Putih berangkat dari tempat penginapan menuju Alun-alun wisata Kota Batu jam tujuh malam, sesampainya ditempat tujuan mereka dibuat terkesima dengan pemandangan indah yang disuguhkan disana.

Pandangan Nafysa terfokus dengan Bianglala yang berdiameter besar yang memiliki 17 kabin.

"Anak-anak kalian boleh berpencar dan kita akan berkumpul disini tepat pukul 10.00 WIB, jangan lupa pasang alarm kalian biar kalian tidak lupa untuk kembali kesini" ujar Bu Yanni.

"Siap Bu!" saut semuanya.

Meskipun mereka diperbolehkan untuk berpencar tapi entah kenapa mereka lebih memilih bersama.

"Kak Sin, Kak Naf," panggil Anna dan kedua orang tersebut menoleh kearah Anna.

"Yuk Foto!" ajaknya.

"Kita foto bersama aja" saut Arham kemudian ia menghentikan salah satu pengunjung yang ada disana dan memberikan ponselnya untuk mengambil potret mereka semua.

Entah sudah berapa foto yang mereka ambil, mungkin foto mereka telah memenuhi memori ponsel pemiliknya.

"Kita naik itu yuk!" ajak Sinta sambil menunjuk ke arah bianglala, semuanya berjalan menuju tempat pembelian tiket.

Ketika Nafysa hendak masuk ke dalam bianglala tiba-tiba langkahnya dihentikan oleh Arham.

"Ada apa Kak?" tanya Nafysa yang bingung dengan sikap Arham.

"Temen-temen gue sama Nafysa naik kabin yang berbeda ya" kata Arham.

"Memangnya kenapa Kak? Disini kita muat kok berenam" ujar Anna yang langsung mendapat cubitan kecil di bagian bahu dari Sinta.

"Sakit Kak!" rengeknya seraya mengelus bahunya.

"Udah kamu diam aja" ujar Sinta yang berbisik didekat telinga Anna.

"Kak Arham semoga sukses ya" teriak Reyhan setelah pintu kabin tertutup.

Arham dan Nafysa menunggu kabin bianglala berikutnya, Nafysa nampak kebingungan dan ia tidak berani menatap Arham, Arham mengandeng tangan Nafysa dan mengajaknya untuk segera masuk kedalam kabin

pemandangan Kota Batu pada malam hari begitu indah dilihat dari atas bianglala, tadinya Nafysa berencana untuk memotret keindahaan tersebut sebanyak-banyaknya melalui ponsel genggam miliknya, namun entah kenapa niatnya itu terurungkan.

"Umm... Gue pengen ngomong sesuatu yang penting sama lo" ucap Arham membuka pembicaraan setelah beberapa menit keheningan terjadi diantara keduanya

"A-apa?" jawab Nafysa yang begitu gugup.

"Sejak pertama gue ketemu sama lo, gue ngerasa ada sesuatu yang aneh pada diri gue..."

"Maksud Kakak?"

"Jangan bicara dulu sampai gue selesai bicara" ujarnya.

"Hmm, Baiklah!"

"Tujuan utama gue berkunjung ke perpustakaan sebenarnya karena ingin ketemu sama lo, Naf. Tapi gue gakbpunya keberanian bahkan untuk sekedar berbicara sama lo, gue hanya bisa memandang elo dari kejauhan saja, mungkin ini waktu yg tepat untuk gue mengutarakan sesuatu yang gue rasakan selama ini ...

Naf, gue suka sama lo ...

Izinkan gue untuk bisa mengenal lo lebih dalam lagi ... "

Keheningan terjadi lagi diantara mereka berdua, Nafysa tak mampu berkata ia hanya melebarkan kedua matanya, kakinya terasa lemas.

"Naf" panggil Arham setelah mereka terdiam cukup lama dalam keheningan tatapan matanya yang teduh tak henti-hentinya menatap lekat wajah Nafysa, "Lo denger ucapan gue kan?" tanyanya lagi.

"G-Gue..." Nafysa terlihat sangat bingung.

"Gue cinta sama elo, Naf. Lo jangan terburu-buru buat menolak gue, tolong pikirkan dulu, gue akan nunggu lo sampai elo siap buat memberikan jawaban iya, karna gue gak suka penolakan" ujar Arham.

"Maafkan gue Kak, gue masih ragu dengan perasaan gue sendiri...." ucap Nafysa.

"Apa ini artinya lo juga miliki rasa yang sama seperti apa yang gue rasa Naf? Baiklah gue akan nunggu elo sampai lo bener-bener siap dan gue--" tanya Arham.

"Umm... sebaiknya kita kembali sekarang Kak, pasti semua telah menunggu kita" ucap Nafysa memotong pembicaraan.

"Baiklah" Arham mengiyakan ucapan Nafysa meski ia masih ingin berlama-lama disana bersama Nafysa, namun ia tidak mau membuat gadis yang ia cintai merasa tidak nyaman.

***

Keesokan harinya...

Abilla, Renata, dan juga Erika tengah serius mengerjakan tugas sejarah, tiba-tiba Yusuf datang dan langsung mendudukan tubuhnya dibangku Nafysa, hari ini Abilla masih duduk sendiri karena memang Nafysa baru masuk sekolah besok.

"Ngapain sih lo?" tanya Renata dengan ketusnya.

"Tau tuh gangguin aja" saut Erika.

"Kenapa sih?, bukannya kita itu satu geng?" ujar Yusuf.

"Bukan geng tapi lebih kayak, umm..." ujar Renata seraya memikirkan kata yang pas.

"Squad?" ucap Erika.

"Umm... bukan bukan" ujar Renata.

"Itu norak sih" jawab Yusuf.

"Study Group" ucap Erika lagi.

"Itu lebih norak lagi" saut Yusuf.

"Jelek amat" Renata menimpali.

"Terus apa dong?" tanya Erika.

"Paguyuban" saut Abilla.

"Tua amat guys" ujar Yusuf.

"Kayaknya lebih baik geng deh"

"Squad aja"

"Study Group lebih cocok"

"Udah cukup, kok jadi bahas hal yang gak penting sih!" seru Abilla.

"Gara-gara kalian sih, padahal gue mau tanya sama Abilla tentang pelajaran sejarah yang tadi" ujar Yusuf.

"Heh, Ucup. Kok lo nyalahin kita sih, kan lo sendiri yang bikin ribut disini" ucap Renata.

"Udah-udah. Lo mau tanya apa?"

"ini apa sih jawabanya, Bil. yang pertanyaan 'siapakah istri dari Adolf Hitler yang ikut bunuh diri dengannya?', apa jawabannya kirakira?" tanya Yusuf

“Maaf ya Ucup, tidak baik ikut campur urusan rumah tangga orang lain." Jawab Abilla yang seketika disambut gelap tawa oleh Erika dan juga Renata, Yusuf yang mendengar jawaban Abilla hanya bisa mencebikan bibirnya.

"Nyesel gue nanya lo, Bil. Gue kan juga mau pinter kayak lo dan Nafysa" ujar Yusuf.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Untuk sementara author hanya bisa Up satu kali dua hari, Maafkan author ya....

Mohon dimaklumi untuk penulisan dari author yang ambruladul karena author masih tahap belajar menulis dan ilmu Bahasa Indonesianya minim karena dulu author sering ketiduran kalo di ajar bahasa Indonesia, Wkwk...

Jangan lupa Like, Komen, serta Rate Bintang 5

Terpopuler

Comments

piscess16_

piscess16_

bengek🤣🤣🤣

2021-01-24

1

Alic's°

Alic's°

Ditunggu Upnya thorr...😉

2020-08-15

6

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!