Bimbingan belajar untuk Olimpiade Matematika akan dimulai hari ini setelah pulang sekolah, hal tersebut membuat Nafysa jarang bersama ketiga sahabatnya karena dia benar-benar harus fokus sama Olimpiade tersebut.
"Kenapa?" tanya Arham pada Nafysa
"Masih bingung cara ngerjain limit" jawab Nafysa.
"Mau dibantuin nggak?"
"Kak Arham mau bantuin? Kalo gitu silahkan!"
"Asalkan ada syaratnya!" Nafysa mengernyitkan dahinya, "Lo traktir gue makan gado-gado, gimana" Lanjut Arham.
"Ohh... Ok" tanpa pikir panjang, Nafysa menyetujui persyaratan dari Arham.
Arham memberi trik cepat cara mengerjakan soal Matematika yang ia pelajari dari Pak Anang yang terkenal dengan rumus superkilatnya. Arham juga meminjamkan catatan miliknya yang berisi kumpulan rumus untuk dipelajari oleh Nafysa.
Bimbingan berlanjut selama dua jam, mereka mendengarkan penjelasan dari guru pembimbing dan juga berlatih mengerjakan banyak soal untuk mengasah kemampuan dari masing-masing peserta.
"Naf, lo pulang bareng siapa?" tanya Arham.
"Bareng Billa, Kak. Kenapa?"
"Billa? Billa belom pulang? Kok bisa?" cicit Arham.
"Katanya dia nggak ada temen dirumah. Om Alex sama Tante Diah lagi keluar kota jadi Billa mau nginep dirumah gue, sekarang dia lagi nungguin gue" terang Nafysa.
"Yaudah Kak, gue mau nyamperin Billa. Kasihan dia, udah lama nungguin" lanjutnya lagi.
"Mungkin belom saatnya untuk pulang bareng sama Nafysa" gumam Arham dalam hati, ia menggaruk belakang kepalanya dan tangan yang satu berkacak pinggang.
"Kenapa?" tanya Nafysa heran.
"Ok, kalian pulangnya hati-hati ya!" Nafysa mengangguk sebagai jawaban.
***
Didekat lapangan sekolah terlihat seorang gadis sedang duduk di kursi yang dekat di bawah pohon rindang sembari mendengarkan radio dari ponselnya.
Arah sang cinta dan balasannya tolong ajarkanlah
Apakah referensi yang lebih baik?
Karena ku anak IPS aku pun tidak tahu
Selalu saja punya prasangka buruk
Padahal kupikir aku tidak bisa
Arah sang cinta dan balasannya tolong ajarkanlah
Sebaiknya harus menulis apa ya?
Apakah dia tak berminat hal selain ujian?
Ya menjadi Einstein di masa depan
Kuingin duduk di sampingnya dan mencontek isi hatinya
"Billa..." Teriak Nafysa saat berjalan ditengah lapangan untuk menghampiri Abilla.
Namun sepertinya Abilla tak mendengarkanya karena ia terlihat asyik dengan ponselnya seraya bersenandung lagu yang dibawakan oleh Idol grup JKT48 yang berjudul Arah Sang Cinta Dan Balasannya.
Level cintaku terlalu tinggi jadi terkejut
Tidak mungkin lewat jalur PMDK
Pilihan cadangan selain itu pun tidak perlu
Belajar lebih giat untuk ujian
Pasti kan membuatnya berpaling padaku
Level cintaku terlalu tinggi jadi terkejut
Nilaiku sudah pasti tak akan cukup
Ke guru les privat hatiku ingin meminta tolong
kuingin memperbaiki kekurangan
Apakah mulai menyapanya semangat peserta ujian
"Bil..." Panggil Nafysa seraya menepuk pundak Abilla agar ia menyadari keberadaannya
"Lo udah selesai?" tanya Abilla sembari melepas headset yang sedari tadi melekat di daun telinganya untuk memdengarkan radio di ponselnya.
"Udah dari tadi" jawabnya, "Asyik banget merhatiin ponsel, sampe gue teriak-teriak juga nggak digubris" Cicit Nafysa.
"Sorry, Naf. Kan gue pake headset jadi gak kedengeran" Kekeh Abilla seraya merangkul Nafysa.
"Lo mau ikut ke parkir apa nunggu gue di depan gerbang sekolah?" tanya Nafysa.
"Lo bawa sepeda?" tanyanya balik, dan Nafysa hanya mengangguk, "Kenapa gak jalan kaki aja, kan rumah lo deket dari sini" ujar Abilla.
"Lo mau ikut gue keparkiran apa nunggu didepan gerbang? ini udah sore lo mau sampai kapan ada di sekolahan?" tanya Nafysa sekali lagi
"Hehehe... Gue ikut lo aja, takut entar elo ilang dibawa hantu sekolahan" cicit Abilla.
"Apaan sih" ujar Nafysa seraya terkekeh mendengar ucapan sahabatnya tersebut.
***
Di ruang kamar yang tidak terlalu luas namun terkesan mewah terasa hening dikarenakan orang yang berada didalam kamar tersebut sedang sibuk menatap lampirqn kertas demi kertas yang tersusun rapi, ya begitulah Nafysa dan Abilla, mereka berdua begitu tenang dan rajin belajar berbeda dengan kedua sahabatnya yaitu Renata dan Erika yang terkesan barbar dan susah jika diajak belajar.
Nafysa dan Abilla hanya belajar satu jam saja karena besok adalah hari libur sekolah, sengaja tidak ingin membuat otak mereka panas karena keseringan menatap buku akhirnya mereka gunakan sedikit waktu mereka sebelum tidur untuk bertukar cerita, suara tawa yang semula menghiasi ruangan sekarang sudah tidak terdengar ketika Nafysa menceritakan sesuatu hal yang menyayat hati Abilla.
"Menurutmu Kak Arham itu gimana, Bil?" tanya Nafysa tiba-tiba.
"Kenapa memangnya?" tanya Abilla balik, sebenarnya Abilla sedikit terkejut mendengar Nafysa menanyakan tentang Arham padanya, namun ia berusaha untuk terlihat biasa saja.
"Jawab aja! Gue pengen tau pendapat lo tentang Kak Arham"
"Menurut gue--" Abilla bingung ingin menjawab seperti apa dan pada akhirnya ia menjawab tidak tahu.
"Kenapa? Lo suka sama Kak Arham ya?" tanya Nafysa lagi.
"Apaan sih, Naf. Kok jadi bahas Kak Arham" elak Abilla.
"Lo udah lama kenal sama Kak Arham, pasti diantara kalian ada perasaan suka, benerkan?"
"Gak usah aneh-aneh deh lo" gerutu Abilla. "Jangan-jangan, lo suka sama Kak Arham?" kini Abilla balik bertanya kepada Nafysa
"Gue... Gue belom yakin sama hati gue, Bil." Nafysa menjawab dengan ekspresi sendu, terlihat kebingungan di kedua bola matanya.
"Maksud lo?"
"Gue harus mastiin sesuatu dulu sebelum hatiku bener-bener jatuh cinta pada seseorang" serunya.
"Jadi beneran lo suka sama Kak Arham?" tanya Abilla lagi.
"Kalo sekarang sih enggak, tapi gak tau kalo besok" ujarnya.
Deggh...
Abilla merasa seperti lumpuh disekujur tubuhnya, sekarang ia memiliki saingan yang lebih berat yaitu Nafysa, sahabatnya sendiri. Abilla tau kalo Arham mungkin juga memiliki perasaan yang sama dengan Nafysa karena selama ini Arham sedikit berbeda ketika melihat Nafysa, Abilla bisa menemukan binar cinta di kedua bola mata milik Arham yang ditujukan pada Nafysa.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Mohon saran dan kritik yang membangun supaya Author bisa memperbaiki cerita kedepannya.
Author sangat berterima kasih jika para readers berkenan memberikan Like, Komen serta Rate Bintang 5.
Terima Kasih...
a Novel by : DEAN RESMA
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Shania Junianatha
lanjut tor
2020-08-25
6
Alic's°
si Abilla udah tau klo Arham baik kpd semua orang, knapa hrus jatuh hati ke dia sihh🤧kan qm sediri yg sakit hati🤧🤧
2020-08-15
7