11

Pelajaran di jam terakhir terlihat kosong, karena para guru SMA sedang melakukan rapat, membahas tentang ujian nasional untuk kelas XII.

Semenjak Abilla dan Nafysa satu kelompok dengan Yusuf dan Riko, mereka lebih sering bersenda gurau, padahal biasanya kalau ada jam kosong seperti ini, Abilla dan Nafysa memanfaatkannya untuk belajar.

"Guys, gue udah masukin kalian ke grup WA" ujar Yusuf.

"Grup apaan, Cup?" tanya Erika.

"Lihat aja sendiri"

Semua mengambil ponselnya masing-masing dan membuka aplikasi WhatsApp, dan dilihatnya ada sebuah grup yang baru saja dibuat oleh Yusuf.

"Apaan nih, lo kasih nama tim ribut kayak gak ada nama yang lebih bagus aja" gerutu Renata.

"Kita ini benaran satu geng, kan?" tanya Riko.

"Bukan geng, tapi Pa-gu-yu-ban" ujar Abilla dengan tertawa.

"Ganti namanya, jangan Tim Ribut" pinta Erika.

"Mau ganti apa? Udah deh, kita tuh cocok pake nama Tim Ribut" sergah Yusuf.

"Udahlah biarin, jangan ribut mulu" ujar Nafysa

"Tuh, Nafysa juga mengakui kalo kita itu Tim Ribut"

"Lo aja kali, gue ga!" kesal Erika.

"Nih yang habis putus, sensinya gak ilang-ilang yaa"

"Bilang apa lo tadi?" tanya Erika dengan menunjuk ke arah Yusuf.

"Kalo kalian berdua ribut terus, gue nikahin sekarang juga, kalian mau?" seru Renata.

"Udah-udah, udah ya jangan berantem mulu, pusing gue dengernya mendingan kalian belajar deh biar pinteran dikit" ujar Abilla.

Kemudian perdebatan mereka beralih pada masalah mata pelajaran, Nafysa dan Abilla angkat tangan jika mendengar keempat temannya yang selalu saja mempermasalahkan hal-hal sepele.

Pandangan Nafysa teralihkan ke buku tugas Abilla, Nafysa langsung mengambil buku tersebut dan dilihatnya ada nomer telepon seseorang yang nampak dilingkari tebal oleh Abilla.

"Bil, nomer siapa ini?" tanya Nafysa.

"Oh itu, kemaren gue denger radio dan ada acara tuker nomer gitu, gue juga gak sengaja sih nyatet salah satu nomernya" jelas Abilla.

"Lo mau cari jodoh, Bil?" tanya Yusuf, "Sama gue aja, gue dari dulu udah setia loh nungguin elo" lanjut Yusuf menimpali.

"PD banget nih orang" saut Erika.

"Kita coba ngerjain dia yuk, biar kapok ikut acara gak bermutu kayak gini" kata Riko memberi ide jail.

"Oke juga nih ide lo, lumayan kita dapet hiburan" ujar Renata setuju.

"Kasihan, Anak orang dikerjain" celetuk Yusuf yang fokus dengan game yang ada di ponselnya

"Biarin napa? Sekali-kali kita iseng sama orang" ujar Renata.

Dan akhirnya mereka melaksanakan ide jail dari Riko, mereka mencoba chatting ke nomer tersebut dan tak lama kemudian mereka mendapatkan balasan chat.

"Kita mau ngerjain gimana nih?" tanya Abilla yang sedikit gugup setelah mendapat balasan chatting.

"Tanyain namanya siapa, umurnya berapa, berat badannya berapa, ukuran sandalnya nomer berapa, panjang rambut-"

"Gak gitu juga kali tanyanya" saut Riko memotong ucapan Renata.

"Intinya di interogasi dulu, Bil" kata Renata.

Abilla mengikuti saran teman-temannya, awalnya Nafysa tidak tertarik dengan ide nakal Riko, tetapi setelah melihat hasilnya iapun merasa penasaran.

"Eh, gimana nih? Dia ngajakin ketemuan" kata Abilla.

"Ya udah samperin aja" celetuk Erika.

"Siapa yang mau nyamperin?" tanya Abilla dengan mengerutkan keningnya.

"Siapa lagi kalo bukan lo!"

"Enak aja tuh mulut kalo ngomong, gue gak mau nemuin dia" gerutu Abilla, "Kenapa gak Renata aja, kan dia yang nyuruh lo buat ngisengin orang" Nafysa memberi saran.

"Gak, gak bisa!" tolak Renata, "Entar kalo ketahuan pacar gue gimana? Gue gak mau!" ujar Renata kembali.

"Kalo ketahuan sama pacar lo ya tinggal putus aja si ribet amat, terus lo jadian deh sama dia" celetuk Riko yang seketika dapat cubitan dari Renata di lengannya.

"Er, lo kan habis putus, ini kesempatan buat lo biar gk ngejomblo lagi" ujar Abilla.

"Lo sendiri juga jomblo, Bil. Kenapa gak lo aja" tutur Erika, "Gue habis dikhianati, jadi gue masih trauma kalo pacaran lagi"

"Huh... Dasar bodoh" umpat Yusuf yang seketika mendapat tatapan membunuh dari kelima temannya, "Kenapa gak cari alasan aja buat menghindari dia" Yusuf berucap sembari menaikan sebelah alisnya.

"Bener juga"

"Kok gue gak kepikiran kesitu ya!"

"Ohh, Ucup udah punya otak sekarang?"

"Gara-gara keseringan sama Ucup nih, jadi kepintaran gue pindah ke dia"

Begitulah umpatan yang keluar dari bibir mereka dan Yusuf hanya bisa mengelus dadanya dan ia kembali melanjutkan game yang tadi sempat ia pause.

"Bil, namanya siapa sih? Lo udah tanya ke dia kan?" tanya Renata.

"Namanya Rangga, umurnya 20 tahun dan dia seorang mahasiswa, katanya dia juga bekerja di restauran dekat perempatan jalan yang deket rumah gue" ujar Abilla.

Obrolan mereka terus berlanjut hingga bel sekolah berbunyi, menandakan sudah waktunya untuk pulang kerumah masing-masing.

***

Ketika Yusuf baru keluar dari gerbang sekolah dengan menggunakan mobilnya, ia melihat seorang gadis yang sangat dia kenal sedang berbicara kepada seorang pria yang sepertinya berbeda sekolah dengannya, Yusuf menepikan mobilnya dan menghampiri keduanya.

"Er" sapa Yusuf yang seketika membuat Erika dan pria yang tidak ia kenal menoleh ke arahnya.

"Yusuf" lirih Erika.

"Yuk pulang" Yusuf menarik pergelangan Erika, namun langkahnya dihentikan oleh seorang pria yang tadi sempet berbicara dengan Erika.

"Lo gak usah ikut campur urusan gue!" sungut pria tersebut.

"Ren, kita udah gak ada hubungan apa-apa, mending lo pergi aja dari hadapan gue!" ujar Erika.

"Sampai kapan lo mau menghindar dari gue Er?" tanya Rendi.

"Semenjak lo khianatin gue, gue udah gak mau ketemu sama lo lagi, rasa kecewa gue sama lo gak akan pernah bisa di obatin!" ucap Erika dengan penuh penekanan, kemudian Erika menarik tangan Yusuf untuk pergi dari tempat itu.

"Oh, jadi karena laki-laki ini lo memilih mengakhiri hubungan kita?"

"Maksud lo apa?"

"Jangan sok polos deh, disini yang berkhianat itu lo, Er. Dasar wanita murahan!"

"Jaga ucapan lo!" Yusuf yang tak terima dengan ucapan Rendi menatapnya tajam sehingga terlihat guratan otot disekitar pelipisnya.

"Kenapa? Apa ada yang salah sama ucapan gue?"

"Humph..." Yusuf tersenyum remeh menatap Rendi, "Terus kalau bener Erika yang ngkhianatin lo, lo mau apa hah?" ujar Yusuf . Seketika Rendi menarik kerah seragam Yusuf.

"Rendi hentikan" teriak Erika.

Teman-teman Yusuf yang melihat kejadian tersebut langsung menghampiri Yusuf, karena mereka melihat murid dari sekolah lain datang membuat keributan dikawasannya sehingga mereka berniat untuk membantu Yusuf.

"Beraninya keroyokan lo!" gerutu Rendi dan ia melepaskan cengkramannya.

"Sendiri juga berani!" jawab Yusuf dengan entengnya, "Gue datengin sekolah lo, mau?" ujar Yusuf kembali dan Rendi pun terlihat gusar mendengar ucapan Yusuf.

"Yuk Er" Yusuf menggandeng tangan Erika dan mengajaknya masuk kedalam mobil.

"Er, Erika!" panggil Rendi namun tak mendapat jawaban dari Erika.

Mobil yang dikendarai Yusuf berjalan meninggalkan Rendi, ia terus-terusan memanggil nama Erika tanpa ada respon dari pemilik nama tersebut. Suasana didalam mobil menjadi hening, padahal mereka berdua paling tidak bisa diem kalo bertemu, namun kali ini berbeda dengan sikap keduanya terlihat begitu canggung karena masalah tadi.

"Makasih" ucap Erika mencoba menetralkan suasana canggung yang menyelimuti keduanya.

"Apa?" tanya Yusuf yang tak percaya saat Erika berterima kasih padanya.

"Lo ga denger gue bilang apa?"

"Kok jadi sewot gitu, sih!"

Erika menarik nafas dalam, "Makasih karena lo udah nolongin gue tadi" ucap Erika sedikit meninggikan suaranya dan seketika disambut tawa oleh Yusuf.

"Kok malah di ketawain, sih?" gerutu Erika, "Iih Jahat" timpalnya lagi dan ia kembali diam.

"Gue gak nyangka aja lo bisa ngucapin makasih ke gue, kemaren waktu lo ngabisin uang saku gue lo gak minta maaf atau makasih, malah nyalahin gue mulu" gerutunya namun tak mendapat respon dari Erika, sepertinya dia memang sedang kesal, pikirnya begitu.

"Ternyata cowok lo itu cemen ya!" Yusuf berniat meledek Erika yang masih saja diam, mungkin Erika ingin puasa diam hari ini.

"Jadi tipe pria idaman lo seperti itu?" Yusuf melirik ke arah Erika yang duduk di sampingnya, "Jelek amat, gantengan juga gue kemana-mana" ujarnya lagi yang mendapat tatapan kesal dari Erika.

Sebenarnya Erika ingin menyauti ocehan Yusuf, tapi karena moodnya yang belom kembali setelah berdebat dengan Rendi sehingga ia mengurungkan niatnya.

"Padahal gue tadi cuma gertak dia doang, tapi kayaknya dia takut deh" ucap Yusuf dengan tertawa renyah.

"Kapan-kapan gue mau nyamperin kesekolahannya, gue pengen lihat seberapa beraninya dia kalo berada di kawasan miliknya, hahaha..."

"Lo gak usah macem-macem deh!" akhirnya Erika mengangkat suaranya, dia batal puasa gara-gara celetukan Yusuf, ia takut jika Yusuf benar-benar akan mendatangi sekolah Rendi.

"Oh, ternyata rahang lo masih berfungsi? Tadi aku pikir habis debat sama mantan tiba-tiba kena penyakit bisu"

Dan akhirnya mereka kembali berdebat setelah niat Erika yang ingin berpuasa selama berada di dalam mobil Yusuf ternyata gagal.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jangan Lupa Tinggalkan Jejak Like Dan Komen.

Terima Kasih...

a Novel by : DEAN RESMA

Terpopuler

Comments

💓astika mei💓

💓astika mei💓

aq bafer ma tim ribut😁

2020-08-27

4

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!