Akhir pekan adalah hari yang sangat dinantikan oleh para remaja yang sedang kasmaran, namun berbeda dengan Abilla yang merasa semua hari itu sama, hanya saja dengan adanya akhir pekan ia bisa rebahan dengan sepuas hati dan menenangkan pikiran untuk sejenak.
"Besok kita kumpul di cafe dekat perempatan lampu merah, yuk!" ajak Yusuf kepada gengnya tersebut. Entah sejak kapan mereka menjadi lebih akrab, meskipun sering terjadi adu mulut, tp itu sesuatu yang wajar dalam persahabatan, bukan?
"Ogah!" sergah Erika dan Renata bersamaan, "Gue sama Renata mau double date, ya kan, Ren?" ucap Erika.
"Yupz..." jawabnya singkat.
"Four date aja gimana?" saut Riko.
"Siapa dua pasangan lainnya?" tanya Abilla sembari mengerutkan keningnya.
"Ya siapa lagi kalo bukan gue sama lo, dan Riko sama Nafysa" ujar Yusuf seraya mengedipkan sebelah matanya dan tersenyum.
"Idiiih..." ucap Abilla.
"Ngarep banget sih kalian! Jangan harap kalian bisa godain Abilla sama Nafysa" gerutu Renata.
"Mana mau Abilla dan Nafysa yang cantik plus bohai ini mau sama butiran debu kek kalian" cebik Erika sembari memandang Yusuf dan Riko sinis.
"Gue sumpahin besok adalah double date lo yang terakhir" ujar Yusuf seraya tertawa.
"Jelek banget sih do'a lo" gerutu Erika.
"Selamat pagi semuanya, silahakan kembali ke tempat duduk masing-masing" kata wali kelas mereka memotong perdebatan kecil tersebut.
Semua nampak bingung dengan kehadiran wali kelas mereka, karena hari ini adalah mata pelajaran Matematika, bukan Sejarah. Ya, wali kelas mereka adalah Pak Bayu guru mata pelajaran Sejarah.
"Umm... sebelumnya saya mau kasih tau kalo guru Matematika hari ini ada keterlambatan jadi jam pelajarannya di tukar dengan Saya" kata Pak Bayu menjelaskan, "Dan saya mau kasih tau lagi kalau mulai hari ini guru Matematika kalian akan digantikan dengan Bapak Eko" lanjutnya lagi.
"APAAA???!" seru semua murid dikelas kecuali Abilla dan Nafysa yang nampak biasa saja.
"Jadi Bapak harap nilai Matematika kalian semakin meningkat lebih baik lagi dari sebelumnya" ujar Pak Bayu, "Dan untuk Ucup dan Udin, semoga kalian sukses" lanjutnya lagi dengan tersenyum melihat wajah frustasi dari keduanya.
"M*mpus lo! Dapet guru killer" ejek Erika.
"Ok, sekarang kita mulai saja pelajarannya"
"Umm... Kalian masih ingat kan pelajaran Minggu kemarin? Tentang para penjelajah?" tanya Pak Bayu
"Masih Pak"
"Kelompoknya Nafysa coba sebutin satu-peratu tapi bergantian" perintah Pak Bayu.
"Pertama dimulai dari... Nafysa?"
"Marco Polo"
"Abilla?"
"Christopher Columbus"
"Erika?"
"Ibnu Battuda"
"Yusuf"
"Umm..." Yusuf terlihat memikirkan jawaban, meskipun semangat belajar dia sangat tinggi namun tetap saja kepintarannya masih dibawah rata-rata.
"Ucup?" panggil Pak Bayu dengan sedikit menaikkan intonasi suaranya. "Siapa penjelajah dunia yang Kamu tau?"
"Umm... Dora, Pak" Seketika suara gelak tawa pecah menghiasi ruang kelas tersebut
"Kamu mau lari dilapangan 10 putaran, atau berdiri di depan kelas sampai pelajaran Saya selesai?"
***
Nafysa berjalan melewati lorong-lorong kelas menuju parkiran sepeda. Karena jarak rumah Nafysa dengan sekolah sangat dekat maka ia lebih memilih menaiki sepeda dan terkadang jalan kaki, itu lebih baik daripada harus menggunakan mobil seperti teman-temannya yang lain.
"Nafysa, berhenti!" teriakan seorang pria seketika menghentikan langkah Nafysa, ia membalikkan tubuhnya dan menatap ke arah pria yang memanggilnya itu, pria tersebut nampak setengah berlari menghampirinya.
"Ada apa, Kak?"
"Besok Kamu ada acara?"
"Memangnya kenapa?"
"Umm... Karena besok weekend, aku mau mengajakmu jalan, kamu mau ga?"
Nafysa tak menggubris ucapan Arham ia langsung membalikkan tubuhnya lagi dan mulai melangkah menuju tempat parkiran.
"Naf..." panggil Arham lagi.
"Aku tunggu di Taman Mundu jam 8 pagi" sautnya sembari menoleh ke belakang dan tersenyum, kemudian ia berjalan kembali menuju parkiran.
Arham yang mendengar ucapan Nafysa merasa tak percaya, betapa senang dirinya hinga ia terlihat begitu tidak sabar menantikan hari esok.
"Kak Ham, kenapa?" tanya Abilla mengagetkan Arham dari lamunannya.
"Eeh... Bil, hari ini aku traktir Kamu, pokoknya Kamu boleh makan sepuasnya sampe kamu kenyang" ajaknya.
"Gak mau ahh, pasti ujung-ujungnya minta bantuan sama Aku" jawab Abilla.
"Jangan negative thinking mulu, Aku beneran mau traktir Kamu, tanpa minta embel-embel apapun Bil."
"Beneran?!" ucap Abilla sedikit tak percaya.
"Iya bener"
"Tumben, ada apa?" tanya Abilla.
"Gak papa, Aku mau berbagi kebahagiaan aja sama Kamu, karena besok Aku mau kencan sama Nafysa" jawabnya sembari tersenyum.
Abilla terdiam, ia melihat Arham yang begitu bersemangat, kebahagiaan dimatanya terlihat begitu jelas, Abilla berusaha untuk tetap tersenyum.
"Selamat ya Kak, semoga sukses kencan pertamanya" ujar Abilla seraya menjulurkan tangannya.
"Makasih, Bil." jawab Arham dan menyambut tangan Abilla.
***
Abilla terlihat menopang pipinya di meja belajar dengan tangan kirinya, sedangkan tangan kanannya sibuk memainkan bolpoin, tatapan matanya mengarah keluar jendela kamar.
Sedari tadi Abilla memutar radio untuk menghentikan keheningan di kamarnya, entah apa yang dipikirkan gadis itu, ia nampak melamun namun telinganya masih tajam mendengarkan seorang pria yang sedang mencurahkan hatinya lewat acara di radio.
"lalu bagaimana hubungan kalian bisa kandas" ~Penyiar Radio
"Dia lebih memilih menikah dengan mantan pacarnya" ~Penelepon
"Sekarang apa yang akan Mas lakukan?" ~Penyiar Radio
"Mungkin lebih baik aku mengikhlaskannya, aku rela dia bersama yang lain asal dia bisa bahagia, karena aku akan sedih ketika orang yang aku sayangi ternyata lebih menyayangi orang lain. Tapi akan lebih menyedihkan melihat orang yang kusayangi ternyata hanya pura- pura menyayangiku." ~Penelepon
"Waaahh, mulia banget hatinya Mas ini ya pendengar setia. Aku punya satu lagu buat penelepon kita hari ini, lagu ini cocok sekali dengan curahan hatinya saat ini, mari kita dengarkan" ~Penyiar Radio
Yang, kemarin ku melihatmu
Kau bertemu dengannya
Ku rasa sekarang kau masih memikirkan tentang dia
Apa kurangnya aku di dalam hidupmu?
Hingga kau curangi aku
Katakanlah sekarang bahwa kau tak bahagia
Aku punya ragamu tapi tidak hatimu
Kau tak perlu berbohong, kau masih menginginkannya
Ku rela kau dengannya asalkan kau bahagia
Yang, ku rasa sekarang kau masih memikirkan tentang dia
Apa kurangnya aku di dalam hidupmu?
Hingga kau curangi aku
Katakanlah sekarang bahwa kau tak bahagia
Aku punya ragamu tapi tidak hatimu
Kau tak perlu berbohong, kau masih menginginkannya
Ku rela kau dengannya asalkan kau bahagia
Oh-oh-uh
Katakanlah sekarang bahwa kau tak bahagia
Aku punya ragamu tapi tidak hatimu
Kau tak perlu berbohong, kau masih menginginkannya
Ku rela kau dengannya asalkan kau bahagia
Oh-oh-uh
Asalkan kau bahagia
Lagu dari grup band Armada melengkapi suasana hati Abilla saat itu, ketika lagu tersebut berhenti diputar ia mematikan radionya. Abilla merangkak ke tempat tidur, ia menyandarkan punggungnya dan duduk sambil memeluk bantal, ia memejamkan matanya sambil terus berpikir apa yang akan dia lakukan kedepannya.
"Ya Tuhan..."
"Nafysa adalah sahabat gue, Kak Arham adalah orang yang gue suka, dan sekarang mereka saling mencintai..."
"Gue akan nglepasin rasa cinta ini, dan persahabatan ini juga tidak boleh hancur karena keegoisan gue" ucap Abilla dalam hati, ia membuka matanya dan mengusap air mata yang membasahi pipinya, kemudian ia merebahkan tubuhnya dan mulai untuk tidur karena hari sudah malam.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Kasih dukungan kalian pada author ya temen-temen dengan cara Like dan Komen sebanyak-banyaknya.
Terima Kasih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Shania Junianatha
Auto nyanyi😂😂
2020-08-25
6