"Astaga, kenapa dia masih disini?"
Karina sangat terkejut karena ia masih mendapati Gala di rukonya saat bangun pagi. Padahal, waktu sudah menunjukkan pukul 5 pagi. Saat ini, Gala sedang tertidur lelap bersama Raka. Berbagi kasur yang sama dengan sang anak. Kasur yang ia kasihani kemarin, sekarang malah menjadi alas tidurnya yang sangat nyaman.
"Kenapa kalau tidur, mereka jadi mirip gini sih? Padahal kalau lagi melek kan Raka mirip aku." gumam wanita berdaster pendek itu sendirian seraya mengamati ayah dan anak yang sedang terlelap itu. "Apa aku yang nggak sadar kalau ternyata mereka memang mirip?"
Tiba-tiba Karina mencebik karena tak suka anaknya mirip dengan Gala. Persis ibu-ibu kompleks yang sedang nyinyirin tetangga.
"Dari pada kesel ngelihat dia, mending aku ke kamar mandi." Karina baru menyadari kebodohannya yang malah memperhatikannya Gala dan Raka tidur.
Dengan langkah semangat menyambut hari ini, Karina berjalan ke kamar mandi yang memang ada di luar kamar. Wanita itu berusaha mengacuhkan Gala yang masih tidur bersama anaknya. Kalau diingat-ingat terus, pasti Karina akan kesal dan badmood sepanjang hari.
Setelah semua ritual bangun tidurnya selesai, Karina bergegas turun untuk mulai membantu ibunya yang sudah lebih dulu turun ke bawah.
"Nggak dibaikin aja, nginep. Gimana dibaikin?' Meskipun berusaha mengacuhkan keberadaan Gala, Karina tetap menggerutu sambil menuruni tangga. Sepertinya rasa kesal memang tak bisa dibohongi. "Dasar ngelunjak!!"
"Ada apa, Nduk?" Sang Ibu menyahut dari bawah.
"Itu loh, Bu. Kenapa Pak Gala tidur disini?" Karina pun sudah sampai di lantai satu.
"Lha ya nggak tahu. Mungkin ketiduran kali sama Raka, buktinya aja pintu toko nggak dikunci."
"Hah?! Nggak dikunci? Terus gimana, Bu?" Karina langsung panik.
"Nggak apa-apa, tenang aja. Meskipun nggak dikunci, tapi ditutup rapat kok."
"Huh, Dasar nyusahin!!" gerutu Karina Kepada Gala. "Gimana kalau ada maling coba?"
"Nggak apa-apa, Nduk. Lagian, kalau ada maling masuk, mereka mau ngambil apa? tepung?" Bu Widya tertawa kecil.
"Iya juga sih, Bu? Apa yang mau diambil dari sini ya?" Karina ikut tertawa.
"Wis, dari pada kamu menggerutu terus nyalahin Nak Gala, mending kamu buruan bantuin Ibu." Ya, wanita paruh Baya itu sudah mulai berkutat dengan tepung dan mentega di depannya. Hari ini, hanya ada pesanan dari staff karyawan saja dan tidak banyak.
"Siap, Bos!!" Karina langsung sigap dengan semua tugasnya. Dia dan ibunya akan membuat kue bolu gulung, sosis solo, kroket kentang dan juga pie buah untuk pesanan kali ini. Pesanan dari seorang karyawan kantor yang akan melakukan meeting kecil.
Hanya selang kurang dari dua jam, dua lelaki tampan berbeda generasi itu menuruni tangga dengan gagah. Karina hampir saja terpesona kalau saja dia tak mengingat jika Gala adalah laki-laki jahat.
'Yang ganteng cuma anakku, bapaknya jelek.' gumam Karina meyakinkan dirinya. Dia memilih mengalihkan pandangan dari kedua lelaki tampan itu.
Setelah berbasa-basi menyapa Mama dan Neneknya, Raka mengajak Gala duduk di meja yang ada di toko. Sudah tersedia sepiring nasi goreng dan segelas air putih untuk masing-masing.
Karina melirik sinis kepada Gala yang sedang menyantap sepiring nasi goreng bersama Raka tanpa sungkan sama sekali. Tatapan Karina sudah seperti pemeran antagonis di sinetron sejuta umat. Matanya lirik sana lirik sini sambil mencebikkan bibirnya nyinyir kanan kiri.
'Dasar nggak punya etika. Udah minta makan malah berlagak sok majikan'
Entahlah, Karina itu sebenarnya orang yang memiliki pembawaan tenang. Dia selalu bersikap dewasa di depan Raka dan juga orang lain yang tak terlalu dekat dengannya. Hanya sebagian dari orang terdekat Karina saja yang tahu jika Karina memiliki sikap sedikit kekanakan, dan itupun jarang ia tampakkan. Tapi, begitu dia bertemu dengan Gala, seseorang yang sangat ia benci, Karina berubah menjadi orang yang tak bisa mengontrol diri setiap bertemu Gala. Apalagi menurut Karina, apapun yang Gala lakukan adalah sebuah kesalahan.
"Ekhem." Karina berdehem untuk membuyarkan aksi menyenangkan ayah dan anak yang tak tau kalau si Om itu adalah ayahnya. Duh, macam judul ftv azab bukan sih??
Otomatis, kedua orang yang masih memiliki pendengaran normal itu menoleh ke Karina.
"Mama nggak sarapan?"
Mendengar anaknya yang berbicara, Karina merubah sikapnya. "Nanti, sayang. Mama kan punya banyak waktu di rumah."
Raka pun mengangguk saja. Toh memang keluarga itu bukan keluarga kaya yang makannya saja dijadwal. Mereka sudah terbiasa makan terpisah.
Setelah Raka kembali pada nasi gorengnya, Karina berpindah haluan kepada Gala.
"Pak."
Gala hanya mengangkat kepalanya saja. Dia tak menjawab, hanya menatap Karina dengan tatapan tanya.
"Bapak nggak punya rumah?"
"Hah?!" Gala terkejut dengan pertanyaan biasa, tapi terkesan sarkas jika Karina yang bertanya.
"Kenapa Bapak tidur disini?" Karina masih berbicara sedikit lebih sopan kepada Gala jika ada Raka. Segala bahasa tak baku dan kata-kata kasar Karina kepada Gala, ia sembunyikan dari pendengaran sang anak. Ya, Karina tak mau anaknya curiga jika mereka terlihat sangat intim meskipun mereka lebih cocok dipanggil rival sejati.
"Aku..."
Karina melotot karena Gala lupa bersikap formal padanya di depan Raka. Masih untung Gala Paham maksud Karina.
"Maksudnya, saya...."
"Om Gala ketiduran semalem, Ma." sela Raka cepat. "Aku kasihan kalau harus bangunin Om Gala. Soalnya, Om Gala kayaknya capek banget."
Karina mendengus. Niat hati ingin mengomeli Gala, tapi Raka malah membelanya.
"Emangnya keluarga Bapak nggak nyariin?" Karina mencari pertanyaan lain. Berharap ada kesempatan meluapkan rasa kesalnya kepada Gala.
"Nggak. Saya biasa tidak tidur di rumah karena pekerjaan saya."
"Oh pantes, kan mantan kenek truk ya? Ups!" Karina langsung menutup mulutnya karena keceplosan berbicara.
"Kenek truk?" Raka menaikkan satu alisnya. "Mama udah kenal sama Om Gala sejak lama?" Raka memicing.
"Bu-bukan!" Karina kebingungan mencari alasan.
"Apa Om Gala teman ayah Raka dulu?"
Otak Karina buntu. Dia melihat Gala untuk meminta bantuan. Tapi Gala malah tersenyum miring, seolah mengatakan 'Sukurin!!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments