"Raka!!"
"Om Gala?" Raka mengernyit. Sama seperti kemarin, hari ini tepat jam pulang Sekolahnya dia bertemu Gala di depan sekolah. Raka sedikit heran karena akhir-akhir ini dia sering sekali dipertemukan dengan Gala.
"Kamu udah pesan ojek?"
"Hah?! I-iya, Om." Refleks Raka melihat ponselnya yang barus saja membuka aplikasi ojek online sejuta umat. "Belum sempet sih, baru mau. Soalnya tadi lagi ada meeting sama anak basket dan Om Rendra."
Mendengar nama Rendra disebut, Gala mendengus dalam hati. Sepertinya guru yang sekaligus merangkap sebagai calon papa untuk anaknya itu lebih unggul darinya dalam mendekati Raka dan Karina. Apalagi, Rendra adalah guru dari Raka.
"Kamu pulang bareng Om lagi aja ya?" tawar Gala mengalihkan pikirannya yang sedang kesal.
"Kenapa, Om? Om mau beli kue mama lagi?"
"Oh, bukan!! Sebentar, Om sengaja nunggu kamu pas kebetulan lewat sini. Biar kita bisa sekalian bareng." Gala mulai berbohong lagi.
"Endang Om nggak kerja?"
"Kerja, Ka. Tapi Om lagi nggak sibuk."
"Wah, Sepertinya kerjaan Om enak sekali ya?"
"Begitulah, syukuri aja." Gala tersenyum senang. Untung saja Raka tak menganggapnya sopir pribadi seperti Karina.
"Pasti majikan Om baik banget ya?"
"Hah?!"
"Kata Mama, Om kan kerja jadi sopir pribadi. Pasti majikan Om sangat baik sampai Om dikasih waktu senggang banyak."
Gala menganga lebar. Rupanya, anak laki-lakinya itu sudah diracuni oleh Mamanya sendiri tentang apa pekerjaan Gala.
'Nggak anak, nggak Mama. Sama aja!! Nganggep gue sopir pribadi.' gerutu Gala dalam hatinya.
"Pasti majikan Om juga orang penting ya? Soalnya aku lihat Om itu sering pakai jas. Apa Om itu Paspampres?"
'Ya Tuhan!! Apalagi ini??'
"Emangnya kamu percaya sama Mama kamu kalau Om ini kerja jadi sopir pribadi?" Gala tak percaya, anaknya yang sudah sebesar itu mempercayai ibunya begitu saja. Bukannya menilai dengan benar dari penampilan Gala selama ini, anak itu justru berkata jika Gala adalah Paspampres.
"Aku percaya apa yang dikatakan Mama, Om. Tapi sebenarnya Om itu lebih cocok jadi pekerja kantoran dengan penampilan Om yang seperti ini."
"Baiklah, Boy. Lupakan tentang pekerjaan Om. Kita kembali ke tujuan Om datang kesini,"
Anak remaja itu pun mengangguk.
"Om kesini mau ngajak kamu ke dealer motor,"
"Hah?! Ngapain, Om?" Raka jelas merasa aneh.
"Sebenarnya Mama kamu mau beliin kamu motor buat sekolah. Dan Mama kamu beli dengan bantuan Om."
"Oh..... Jadi Om ini sales motor?!"
Gala terkejut lagi, pemirsa. Entah anaknya yang kurang peka atau dia salah penyampaian. Bisa-bisanya Raka menganggapnya sebagai sales motor.
"Ya udah, terserah kamu mau anggep Om ini apa, mending kita jemput Mama kamu sekarang dan kita pergi ke dealer." Gala menyerah juga. Dia pasrah mau dianggap apa oleh anaknya itu.
Tak sampai setengah jam, Raka dan Gala sudah sampai di depan Ruko Karina.
"Ayo, turun!!" ucap Gala pada anak lelakinya yang tak tahu jika ia ayahnya itu.
Raka pun menuruti perintah Gala, turun dari mobil, dan langsung masuk ke dalam Ruko.
"Kamu kenapa pulang bareng dia, Raka?" bisik Karina begitu sang anak ingin menyapanya. Sampai aksi senyum salam sapa yang biasa mereka lakukan saat Raka pulang sekolah, gagal dilakukan. Sementara Gala masih ada diluar toko.
"Om Gala bilang kita mau ke dealer motor."
"Apa?!"
"Katanya Mama mau beliin Raka motor. Apa Mama udah berubah pikiran dan ngijinin Raka ke sekolah dengan motor sendiri?" Wajah remaja laki-laki itu berbinar cerah.
"Ayo, berangkat sekarang!!" Tiba-tiba Gala datang mendekati mereka.
Karina langsung memicing ke arah Gala. Rupanya Gala sudah menjalankan aksinya. Lalu, kira-kira apa drama yang akan Gala buat untuk mengelabuhi Raka??
"Ayo, Ma. Kasihan Om Gala sampai jemput aku ke sekolah saking pengennya dapat costumer."
"Eh?! Customer? Customer apa?"
"Motor,"
"Gimana sih?" Karina jelas bingung. Dia belum dibriefing oleh Gala sebelumnya soal itu.
"Mama ini gimana sih? Raka tau Mama nggak punya uang buat beliin Raka motor, tapi kan Mama nggak perlu bikin janji juga dengan Om Gala. Kasian Om Gala kalau di PHP sama Mama."
"Tunggu, Sayang. Kamu ini ngomong apa?"
"Tuh kan, Mama malah pura-pura nggak tahu. Mama kan mau beliin motor Raka lewat Om Gala kan? Mama juga bohong, katanya Om Gala itu sopir pribadi, nggak tahunya dia sales motor kan?"
Lagi-lagi Gala mendengus kesal karena pasangan ibu dan anak itu seenaknya menebak pekerjaannya. Sementara Karina melongo dengan apa yang ia dengar. Entah yang benar yang mana. Tapi dia mengira pasti ini adalah cara Gala untuk mewujudkan niatnya.
"Sudahlah, ayo berangkat!! Aku masih banyak pekerjaan setelah ini." Meskipun kesal, Gala tetap pada tujuan awalnya.
"Tapi, aku lagi sibuk, banyak pesanan yang harus aku buat sama Ibu." Karina memang benar-benar tak bisa pergi.
"Baiklah, kalau kamu nggak bisa, biar Raka saja yang berangkat. Dia bisa memilih sendiri motor seperti apa yang ia inginkan."
"Ta-tapi..."
"Kamu udah janji, Rin. Kamu harus menepati." ucap Gala telak yang membuat Karina diam. Ya, Gala bisa melakukan apapun kepada anaknya selama Gala tidak memberi tahu jika lelaki itu adalah ayah kandungnya.
Melihat hal itu, Raka merasa kasihan juga kepada Mamanya yang seolah dipaksa oleh si Sales motor.
"Tapi kalau Mama nggak punya uang, jangan dipaksa juga kali, Om." Anak itu kembali bersuara.
Rupanya, Gala harus menyiapkan kesabaran ekstra untuk menghadapi kedua orang yang entah sejak kapan menjadi berarti di dalam hatinya.
"Sudah, Ka. Om masih banyak pekerjaan yang menunggu. Kita pergi sekarang!!" Kali ini tak hanya kata-kata, tapi Gala benar-benar menarik Raka keluar dari toko kue itu.
"Tapi nanti kalau Mama nggak punya uang gimana, Om?" Raka bertanya sambil terseok mengikuti langkah Gala.
"Mamamu sudah kasih Om uang untuk beli motor."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Yuli a
😂😂😂😀😂😂 lucu banget sih...
2024-06-16
1