bab 13

[Aku akan membelikan motor untuk Raka]

"Apa?!"

"Kenapa, Rin?"

Seketika Karina malu karena tiba-tiba dirinya berteriak. Padahal saat ini dia sedang makan pecel lele di warung tenda langganan mereka bersama Raka dan Rendra. Bagaimana Karina tidak terkejut? Pasalnya, baru saja masuk di ponselnya, sebuah pesan dari Gala yang mengatakan jika lelaki itu akan membelikan Raka sebuah motor.

Huh!! Rupanya, selain bajingan, Gala juga sangat menyebalkan untuk Karina. Baru saja tadi siang lelaki itu memaksa meminta nomor ponselnya, sekarang Gala sudah memberinya kejutan lagi. Memangnya apa yang akan Karina katakan kepada Raka perihal motor itu kalau Gala benar-benar membelikannya? Nggak mungkin juga kan Karina bilang menang undian?

"Ada masalah, Rin?" Rendra bertanya disela-sela makannya.

"Nggak, Mas. Maaf," cicit Karina malu.

"Oh, ya sudah makan lagi kalau begitu."

Karina mengangguk, meletakkan ponselnya di atas meja dan melanjutkan lagi makannya. Tapi, Karina benar-benar tidak bisa fokus dengan makanannya akibat pesan dari Gala tadi. Selera makannya rusak begitu saja. Padahal, dia dan anaknya itu akan selalu senang jika diajak Rendra kesana.

Jujur saja, selain karena Karina tak ingin anaknya tahu siapa ayahnya yang sebenarnya karena Karina sangat membenci Gala, Karina juga bingung bagaimana cara menjelaskan kepada Raka supaya anak itu tidak merasa sedih dan sakit hati. Apa dia harus menciptakan drama kebohongan? Anak seusia Raka, pasti akan sangat sensitif jika mengenai masalah seperti itu. Ya, kalau Raka tak melampiaskan kesedihannya dengan hal-hal buruk, kalau iya? Apa tidak malah mempersulit Karina?

Saat ini, biarlah Seperti ini dulu. Karina belum siap akan semua konsekuensi yang akan dia terima jika Raka tahu kebenarannya. Ya, meskipun sepertinya dia tetap akan berbohong setelah ini tentang motor itu, tapu Karina masih sedikit bersyukur karena Gala tak memaksakan kehendaknya yang lain.

Oke, dia akan bernegosiasi dengan Gala sepulang dari sini. Siapa tahu lelaki itu mau menurutinya. Lagi pula, Raka belum membutuhkan motor untuk saat ini. Karina lebih tenang jika anaknya itu pergi ke sekolah dengan ojol saja.

"Mama kenapa? Kok nggak habis makanannya?" Raka memperhatikan Karina yang telah selesai dengan makannya tapi masih tersisa banyak makanan di piringnya.

"Oh, ini...." Karina bingung mencari alasan. "Mama tiba-tiba nggak enak badan, Ka."

"Kamu sakit, Rin?" sambar Rendra dengan khawatir.

"Em, sedikit, Mas. Kayaknya cuma masuk angin aja." kilah Karina. Dia jelas merasa tak enak hati karena harus berbohong kepada orang-orang yang benar-benar menghawatirkannya seperti anak dan calon suaminya itu.

"Ya udah, kita pulang sekarang ya? Kamu nggak apa-apa kan, Ka? Kalau kita pulang sekarang?"

"Nggak apa-apa, Om. Lagian mama lagi nggak enak badan." Ya, biasanya mereka akan menghabis malam paling tidak sampai jam 10 malam untuk sekedar muter-muter dengan mobil atau jajan di taman kota. Kalau pergi ke mall, mereka jarang melakukannya. Paling hanya Raka dan teman-temannya saja. Lelaki baik itu tak pernah melupakan Raka jika ingin mengajak ibunya pergi keluar.

*******

Seperti biasa, Gala akan lebih banyak menghabiskan waktu di ruang kerjanya yang ada di rumah dari pada quality time dengan istrinya yang cantik jelita. Sementara sang anak, selalu bersama dengan pengasuh siang dan malam. Ya, pengasuh manusia dan juga gadget yang bisa mengalihkan perhatian dari orang tuanya.

Ceklek.

Gala melihat pintu ruang kerjanya dibuka tanpa ijin terlebih dahulu. Ya, dia tahu siapa pelakunya. Siapa lagi jika bukan istrinya?

"Kamu masih sibuk?" Wanita dengan pakaian tidur seksi itu mendekati Gala yang duduk dengan cuek.

"Ya, masih sedikit lagi."

Tanpa basa-basi, tiba-tiba Renata memeluk leher Gala dari belakang. Membuat Gala terkejut sejenak. Ya, hanya sejenak, karena setelahnya dia justru menikmati perlakuan itu.

"Apa kamu tidak merindukanku?" bisik Renata seduktif tepat di depan telinga Gala. Sementara tangannya sudah merayap ke dada Gala dan bermain-main disana.

"Kamu tidak ingin tidur lebih cepat, hmm?" Lagi-lagi wanita itu memberi bisikan sensu kepada Gala.

Jangan tanyakan bagaimana reaksi Gala. Lelaki itu bahkan memejamkan matanya karena menikmati permainan tangan Renata yang sudah menjalar ke perutnya. Apalagi, istrinya itu mulai memberikan kecupan-kecupan basah di leher lelaki itu.

Drrttt drrttt drrttt.

Belum sempat Gala menjawab pertanyaan Renata, tiba-tiba ponsel Gala di atas meja berdering. Membuat kegiatan menyenangkan itu terhenti. Tertera dengan jelas nama Karina disana.

"Siapa Karina?"

Gala salah tingkah, dia langsung menyambangi ponselnya dan beranjak dari kursinya. Menghindari Renata yang masih memeluknya. "Ini sekretaris baru"

"Sekretaris baru? Sejak kapan kamu ganti sekretaris?" Renata memicing.

"Bukan ganti, tapi aku lagi butuh sekretaris lagi."

"Buat apa?" Renata semakin memicing.

"Aku ada pekerjaan urgent, Ren."

"Kamu yakin?" Renata jelas curiga. Meskipun tak semua sekretaris melakukan hal buruk, tapi dia jelas over thinking dengan suaminya itu. Pasalnya, ada sekretaris yang merangkap sebagai pemuas kebejatan sang bos.

"Sorry, Ren. Aku harus terima telepon dulu." Gala segara pergi dari sana meninggalkan Renata yang belum selesai berbicara.

"Tunggu, Gala!! Kamu harus jelasin dulu sama aku!!" teriak wanita itu yang tak dihiraukan oleh Gala. "Aarghh!!" Renata berteriak lagi dengan kesal. Belum sempat keinginannnya tersalurkan karena Gala meninggalkan dirinya begitu saja, Renata malah semakin dibuat geram dengan kecurigaannya tentang wanita yang bernama Karina tadi.

Sementara Gala sendiri langsung melipir ke halaman belakang. Memang, telepon dari Karina tadi sempat terputus karena Gala terlalu lama mengangkat. Tapi kini ponselnya berdering lagi untuk yang kedua kalinya.

"Ha...."

"Dasar manusia tak tahu diri!! Bisa nggak sih bikin aku tenang sebentar aja? Jangan cari gara-gara terus kenapa? Hah?!" sambar Karina sebelum Gala selesai menyapa.

Gala sendiri sampai menjauhkan ponselnya karena gerutuan kencang dari Karina itu.

"Halo!! Apa kamu bisa mendengarku?" Suara Karina masih terdengar sama nyaringnya.

Gala menghela napas kesal sebelum menjawab Karina. Tadinya dia sangat senang saat Karina menelponnya, berharap sesuatu yang sebelumnya tak boleh diharapkan. Tapi malah omelan nyaring yang Gala dapatkan.

"Aku sangat dengar dan aku nggak tuli. kamu tau? Suaramu itu udah kaya petir." Gala gantian menggerutu.

"Lagian kamu itu, bisa nggak sih nggak usah cari gara-gara dulu?"

"Gara-gara apa?"

"Kenapa harus beliin Raka motor segala?"

"Emangnya kenapa? Aku kan cuma mau menyenangkan anakku aja." jawab lelaki itu enteng.

"Kalau kamu beneran beliin Raka motor, aku harus bilang apa coba?" Terdengar dengusan kasar dari Karina.

"Terserah kamu. Aku kan pernah bilang, Itu urusan kamu. Kamu yang pengen berbohong." Gala menyeringai meskipun tak bisa terlihat oleh Karina.

"Dasar manusia egois!! Kamu nggak mikirin gimana perasaan Raka kalau dia tahu kamu ayahnya dan kamu sudah memperkosa mamanya? Dasar gila!!" Nafas Karina terdengar memburu di telinga Gala. Sepertinya wanita itu sungguh kesal kepadanya.

"Tapi cepat atau lambat, dia harus tau."

"Nggak!! Raka tidak boleh tahu sampai kapanpun."

"Tapi aku mau memberi tahu Raka"

"Dasar brengsek!! Kalau sampai itu terjadi, kamu akan lihat aku mati saat itu juga"

Tut tut tut tut.

Panggilan dimatikan sepihak oleh Karina. Gala sampai terkejut karena ancaman Karina. Sebenci itukah Karina kepadanya? Pada akhirnya, Gala hanya bisa menghela napas panjang. Jujur saja, hatinya terluka karena Karina membencinya.

"Oke, aku akan berusaha lebih keras lagi agar kalian bisa menerimaku," gumam Gala dengan penuh keyakinan.

Terpopuler

Comments

Yuli a

Yuli a

sampai kpan pun karina gk akan mau gala... karena kamu udh berkeluarga

2024-06-16

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!