Amel dan Dion kini berada didalam mobil yang sama, keduanya saling diam selama perjalanan.
Amel merasa lega untuk sementara, walaupun semua belum berakhir namun Amel harus siap untuk melawan Dion.
Keduanya tiba di hotel tempat pertemuan, mereka berjalan bersama menuju tempat yang sudah di siapkan.
Amel seperti biasa mendengar dan mencatat beberapa points untuk nantinya ia berikan kepada Dion, entah kenapa Dion selalu keren jika sedang bekerja seperti sekarang.
Pukul 8 malam pertemuan selesai, Amel dan Dion memilih untuk pamit pulang.
Saat mereka hendak keluar, mereka melihat hujan yang turun begitu dengan derasnya.
" Saya ambilkan payung dulu pak, mungkin pihak resepsionis punya " ucap Amel dan Dion mengangguk
Setelah mencari apa yang Amel butuhkan, ia pun langsung kembali menghampiri Dion.
" Biar saya yang pegang" ucap Dion dan Amel mengangguk
Mereka pun masuk kedalam mobil dengan payung yang sudah Amel pinjam, setelah Amel masuk Dion kembali untuk mengembalikan payung dan dibantu oleh security.
" Pak baju bapa basah " ucap Amel begitu melihat Dion masuk
" Ga apa apa nanti kering " jawab Dion dengan datar
" Bapa buka jasnya aja, saya pernah menyimpan baju ganti pak sepertinya " ucap Amel
" Gausah Amel, kenapa kamu tiba tiba perduli dengan saya ? " kata Dion
" Karena saya sekretaris bapa, jadi yah saya memastikan kalau bapa selalu baik baik saja " jawab Amel dengan tersenyum namun tidak dengan Dion
Tiba tiba ponsel milik Amel berbunyi panggilan masuk, dan lagi lagi panggilan masuk itu dari dosennya.
" Ngapain lagi sih nih dosen " ucapnya sendiri dengan kesal
" Kenapa ga diangkat? Takut kalau saya tau ? " tanya Dion
" Engga, saya cuma males aja angkatnya " jawab Amel jujur
" Angkat, loud speaker " perintah Dion
" Tapi pak Dion, saya-" ucapan Amel terhenti saat Dion lah yang mengangkat.
" Hallo Mel, kenapa lama banget angkatnya? Sudah pulang kan ? " tanya Dosen tersebut tanpa basa basi
" Iya pak saya baru pulang, ada apa ya pak telpon saya " jawab Amel sambil melirik kearah Dion
" Gini Mel, saya mau kasih kamu pertimbangan yang waktu itu. Kamu mau kan nilai besar dan langsung lulus mata kuliah saya " ucap dosen itu kembali
" Oo iya pak, memang bagaimana caranya pak ? " tanya Amel kembali
" Gampang sayang, gimana kalau kita habiskan waktu satu malam bersama. Tenang saya yang akan siapkan semuanya, mungkin besok kita bisa melakukannya Amel. Ya untuk sekarang cukup kamu kirim foto, atau vidio kamu aja sayang gimana mau kan ? " ucap dosen tersebut
Amel langsung melirik Dion yang tampak kesal mendengarnya, begitu juga dengan Amel yang terkejut dengan ucapan sang dosen.
" Gimana sayang ? Ayolah, apa kamu gamau nilai kamu bagus ? " ucap dosen itu kembali menunggu jawaban Amel
" Ma..maaf pak saya gabisa " jawab Amel gugup
" Kenapa sayang ? Lagipula, kamu itu kan sekretaris sudah rahasia umum kalau kamu pasti sering bermain dengan bosmu itu. Ayolah sayang, ini akan menjadi rahasia kita berdua " ucap dosen itu kembali.
Dion yang kesal langsung meraih ponsel Amel.
" Anda ini dosen, tapi ucapan anda tidak mencerminkan seorang dosen yah. Saya tekankan, jangan ganggu Amel. Dia hanya milik saya, dan sampai kapanpun akan menjadi milik saya " ucap Dion yang kemudian langsung mematikan panggilan tersebut
Dion mengembalikan ponsel tersebut kepada Amel, Amel melihat jelas raut wajah kesal Dion saat ini
" Jadi seperti ini kamu Mel, kamu menolak saya tapi menggoda laki laki lain " ucap Dion
" Menggoda ? Bapa pikir saya perempuan murahan yang menggoda laki laki, asal bapa tau yah ciuman pertama saya aja itu bapa yang ambil dimana seharusnya saya kasih ke kekasih saya nantinya " tegas Amel dengan kesal
" Saya kekasih kamu, apa kamu lupa ? " ucap Dion tak kalah emosi
" Kekasih apa ? Bapa yang maksa saya buat jadi kekasih bapa, bukan saya menerima karena memang saya memiliki perasaan sama bapa " tegas Amel
Dion diam tak menjawab, ia hanya menganggukkan kepalanya seolah paham apa yang Amel ucapkan.
Dion pun langsung melajukan mobilnya, tanpa jawaban apapun dari Dion membuat Amel menjadi serba salah
Amel merasa mobil yang Dion kendarai melaju dengan kencang, ditambah hujan yang masih deras membuat Amel menjadi takut.
" Pak jangan kenceng kenceng, bahaya pak hujan " ucap Amel panik, namun Dion tak menghiraukan
" Pak Dion, berhenti atau saya loncat " ucap Amel dengan keras dan Dion pun menghentikan mobilnya di sisi jalan.
Dion masih tampak emosi, dan dapat terlihat jelas dari raut wajahnya sekarang..
" Maaf pak " ucap Amel pelan
Dion tak menjawab apapun, ia keluar dari dalam mobil menerobos hujan yang deras.
" Pak Dion, mau kemana dia " ucap Amel panik
Saat Amel hendak keluar, ia tak bisa membuka pintu tersebut karena Dion sudah mengunci dirinya.
" Sial, kenapa sih tuh cowo. Ko jadi aneh sih " ucap Amel bingung
Amel memutuskan untuk menunggu Dion didalam mobil, terlebih ia juga tak bisa keluar karena Dion menguncinya..
Tak lama Dion kembali dengan pakaian yang basah, kemudian ia membawa minuman dan coklat untuk Amel.
" Ambil " kata Dion dengan wajahnya yang datar
" Bapa ngapain sih ? Keluar cuma beli ini, terus hujan hujanan. Kalau bapa sakit gimana ? " ucap Amel khawatir
Amel mengambil handuk kecil dari dalam tasnya, ia pun mulai mengelap wajah Dion yang basah
" Ganti baju, saya siapkan dulu " kata Amel dengan sedikit kesal
Dion tak menjawab apapun, sedangkan Amel sudah berpindah duduk ke kursi belakang menyiapkan baju ganti
" ini Pak sudah saya siapkan, bapa ganti baju disini aja " kata Amel dan Dion pun berpindah ke kursi belakang
Saat Amel hendak kembali ke kursi depan, tangan Dion lebih dulu meraih tubuh mungil Amel dan memeluknya.
" Dingin " kata Dion mempererat pelukannya
" Ya makanya bapa ganti baju, baju bapa basah " kata Amel namun Dion menggeleng
" Pak, kalau besok bapa sakit gimana ? Udah ganti baju yah sekarang " ucap Amel kembali dengan lembut namun lagi lagi Dion menggelengkan kepalanya
" Saya bantu yah Pak, gimana ? ' tawar Amel dan Dion mengangguk
Amel pun mulai melepaskan jas yang Dion gunakan, setelah itu ia juga membantu melepaskan satu persatu kancing kemeja Dion.
Amel mencoba tetap tenang, namun tubuh Dion yang nampak bidang membuat Amel menjadi salah fokus
" Kenapa ? Ko liatnya kesana ? " tanya Dion yang melihat Amel membuang wajahnya
" Ga apa apa pak " jawab Amel
Dion tersenyum dan ia mulai memikirkan ide untuk menjahili Amel.
Dion meraih tangan Amel, kemudian ia meletakkan didadanya.
" Pegang aja Mel " ucap Dion
Amel merasa tubuhnya panas, jantungnya terus berdetak dengan kencang.
" Bapa lanjut ganti sendiri, saya tunggu di depan " kata Amel gugup dan langsung berpindah duduk
Dion hanya tersenyum dan ia dengan cepat mengganti pakaiannya.
Setelah selesai Dion kembali melajukan mobilnya, namun kali ini Dion melajukan mobilnya dengan pelan.
" Kapan kamu akan ketemu dosen itu ? " tanya Dion membuka obrolan
" Lusa Pak " jawab Amel
" OOO hati hati pasti dia punya niat buruk nanti " tegas Dion
" Iyah Pak " ucap Amel mengangguk
" Jangan gunakan rok pendek dan kemeja lagi nanti, jangankan dosen kamu saya pun bisa khilaf lihat nya " ucap Dion
" Iya Pak " jawab Amel singkat
" Besok libur, apa kamu ga ada rencana pergi Amel ? " tanya Dion kembali
" Ga ada pak, saya dirumah aja " jawab Amel
" Ooo " jawab Dion singkat
Mobil Dion pun akhirnya sampai di halaman rumah Amel.
" Makasih pak " ucap Amel sambil melepaskan seat belt nya.
" Tunggu " kata Dion sebelum Amel turun
" Kenapa Pak ? " tanya Amel
Sebelum Amel turun Dion memberikan kecupan di kening Amel.
" Selamat istirahat" kata Dion dan Amel hanya diam.
" Terimakasih sudah menemani saya malam ini " ucap Dion dan Amel hany mengangguk
Amel pun turun dari mobil Dion dengan jantung berdebar, dan tak lama mobil Dion pergi meninggalkan halaman rumahnya.
" Aahh kenapa ini, kenapa gue degdegan sama Pak Dion " ucap Amel sambil masuk kedalam rumahnya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Almi
nikahin donk amel nya
2025-02-28
0
Vivo Smart
kamu banget sih Dion🤦♀️
2024-07-06
1