Sesuatu yang tak terduga

Madava sedang mengguyur tubuhnya di bawah guyuran shower yang dingin. Matanya terpejam. Rahangnya mengeras. Giginya bergemeletuk menahan buncahan kemarahan yang bergelora di dadanya.

Madava baru saja menuntaskan hasratnya yang sudah lama terpendam pada Ayu. Jujur saja, sejak beberapa hari ini, ia selalu terperdaya oleh pesona dan kecantikan Ayu. Dan puncaknya adalah malam ini. Ia tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Ia merasakan kepuasan yang tak terhingga, tapi ada satu hal yang mengganjal di hatinya hingga membuatnya begitu kesal karena merasa dibohongi.

Ayu masih virgin.

Sungguh sesuatu yang tak terduga. Ia bangga, tapi ia marah. Madava merasa Ayu sudah menipunya dan ibunya selama ini. Padahal mereka mengira Ayu benar-benar janda, tapi nyatanya ...

Terlalu banyak yang Ayu rahasiakan darinya dan ibunya. Siapa dia sebenarnya? Siapa Rafi? Mengapa ia mengakui Rafi sebagai anaknya? Dimana keluarganya?

"Seberapa banyak lagi rahasia yang kau sembunyikan?" gumamnya serak.

Beberapa waktu yang lalu, Madava yang sudah tidak bisa mengontrol hasratnya, akhirnya benar-benar melakukan apa yang seharusnya ia tuntaskan sejak awal pernikahan mereka. Tak peduli Ayu yang terus menolak, namun semakin kuat pula Madava menginginkan Ayu.

Madava menyusuri setiap inci tubuh Ayu sambil memegang tangannya ke atas. Ayu menggelengkan kepalanya sebagai sebuah penolakan, tapi Madava justru terus melancarkan serangannya hingga akhirnya Ayu pun pasrah saat Madava benar-benar meruntuhkan benteng pertahanannya.

Mata Madava membeliak. Ia menatap wajah Ayu yang sedang meringis kesakitan. Bulir bening menetes dari sudut mata Ayu.

"Kau ... " Madava menatap tajam netra Ayu. Ayu memalingkan wajahnya, tak mau bertatapan dengan Madava.

Madava merasa dibohongi, tapi hasratnya sudah tak terkontrol lagi. Ia tak bisa menghentikannya. Akhirnya, ia pun menuntaskan segalanya. Pekik kesakitan Ayu perlahan berubah menjadi erangan kenikmatan. Madava yang awalnya melakukannya dengan sedikit kasar, perlahan melembutkan gerakannya setelah mengetahui Ayu masih virgin. Madava akui ia egois. Namun segalanya sudah terlanjur terjadi. Selepas menuntaskan hasratnya, Madava berlalu menuju kamar mandi untuk menumpahkan kekesalannya. Tak mungkin ia menumpahkannya pada Ayu saat itu juga. Jadi ia memilih menghindar untuk mengontrol emosinya agar tidak pecah malam itu.

Sementara Ayu, melihat Madava pergi begitu saja setelah menuntaskan hasratnya, seketika tersedu. Egonya sebagai seorang perempuan merasa terluka. Ingin marah, tapi ia tahu, Madava memang sudah berhak atas dirinya. Dan ia pun sadar, pasti Madava seperti itu karena terkejut dengan kenyataan kalau ia sebenarnya masih perawan. Ayu memang belum pernah menikah dan Rafi memang bukanlah anak kandungnya.

Karena kelelahan, Ayu pun tertidur pulas. Ia harap, Rafi tidak terbangun dan mencarinya malam itu. Ia akan bangun pagi-pagi sekali sebelum Rafi bangun.

Madava yang sudah selesai mandi, terpaku melihat Ayu yang sudah terlelap. Melihat wajah teduh Ayu, membuat kobaran amarah di dadanya perlahan mereda. Tapi tidak dengan rasa kecewanya. Entah kenapa, kekecewaan yang ia rasa jauh lebih besar dibandingkan kekecewaannya saat Via tiba-tiba menghilang membawa semua mahar yang sudah ia berikan. Kekecewaan ini, mengingatkannya pada sebuah memori di masa lalu.

Madava menggelengkan kepalanya. Ia tak mau lagi mengingat masa-masa itu. Itu merupakan masa terberatnya. Ia terpuruk tak berdaya.

Setelah mengenakan pakaian, Madava memilih tidur di sofa. Ia lelah. Lelah jiwa dan raganya.

Keesokan paginya, Ayu sudah bangun saat langit masih terlihat gelap. Ayu menatap sendu Madava yang memilih tidur di sofa.

Bukan. Bukan berarti ia ingin Madava tidur di sisinya. Tapi entah kenapa, ia sedikit kecewa pada Madava yang mengambil sesuatu yang berharganya tanpa izinnya. Meskipun itu memang sudah menjadi haknya.

Ayu pun dengan tertatih segera pergi dari kamar Madava. Ia harus memastikan Rafi tidak terbangun dan mencarinya.

...***...

Ayu sudah selesai menyiapkan sarapan. Ia juga sudah membantu Rafi mandi. Bahkan kini keduanya sudah duduk di meja makan sembari menunggu Madava. Tak lama kemudian, Madava benar-benar turun.

"Papa pergi kerja dulu ya! Jangan main terus, nanti lelah!" ujar Madava pada Rafi. Ayu mengerutkan keningnya saat mendengar itu. Terlebih saat Madava berlalu begitu saja dan segera pergi bekerja tanpa sarapan sama sekali. Bahkan ia pun tidak menegurnya sama sekali.

Sebagian orang memang cenderung memilih diam saat sedang merasa marah maupun kecewa. Begitu pula Madava. Ayu merasa kesal. Padahal ia pun tidak jauh berbeda. Ia selalu memendam segalanya sendiri. Padahal segala sesuatu itu harus dikomunikasikan untuk mendapatkan solusinya.

Silent treatment memang sangat dibutuhkan untuk meredam gejolak di hati. Untuk menenangkan diri agar saat mereka berbicara nantinya, emosi itu sudah sedikit mereda.

Selepas kepergian Madava, Ayu pun berniat menutup pagar rumah. Namun sesuatu tiba-tiba mencuri perhatiannya.

"Apa itu?"

Ayu pun segera mendekati sesuatu yang menarik perhatiannya itu. Ia melihat sebuah kotak berada di dalam tempat sampah yang ada di dekat pagar rumah. Saat Ayu melihatnya, matanya seketika terbelalak.

"Ini ... "

Ayu seketika menghubungkan kejadian sore kemarin. Bagaimana Madava yang pulang-pulang dengan ekspresi kesal kemudian memilih pergi lagi.

"Apa dia kesal karena Rafi sudah lebih dulu memiliki mobilan pemberian Mas Asrul? Tapi bukankah seharusnya ia berikan saja. Kenapa mesti marah-marah seperti itu?"

Ayu bingung. Ia tidak mengerti, ini perihal ego laki-laki. Merasa memiliki sehingga merasa kesal saat ada yang mendekati.

Ayu pikir kekesalan Madava hanya sementara, namun sampai malam ternyata Madava masih bersikap dingin padanya. Ia diam. Ia bungkam. Bahkan ia memilih pulang lebih larut dari biasanya untuk menghindari Ayu. Makanan yang sudah Ayu siapkan tidak disentuh sama sekali. Bahkan sampai keesokan paginya pun Madava tetap bersikap sama. Ia hanya mau berbicara dengan Rafi dan mengabaikan dirinya.

"Aku mau bicara!" sela Ayu saat melihat Madava kembali pulang larut. Pukul 10 malam. Ayu memilih menunggu untuk membicarakan permasalahan mereka. Meskipun sesungguhnya ia belum bisa benar-benar menerima pernikahan ini, tapi Madava sudah menyentuhnya. Ia harus menipiskan ego.

Mereka tinggal satu atap, tapi seperti orang asing setiap berpapasan. Pernikahan macam apa ini? Bila tidak segera diperbaiki, ia yakin, lambat laun pernikahannya akan kandas tak bersisa.

"Membicarakan apa?" tanya Madava dingin. Sejujurnya ia belum siapa berhadapan dengan Ayu. Dadanya masih bergemuruh setiap mengingat kebohongan Ayu. Karena itu ia memilih menghindar, khawatir ia melukai wanita itu.

"Aku memang masih virgin. Aku belum menikah dan Rafi ... bukanlah darah dagingku." Ayu berkata gugup. Sungguh, tak seorang pun mengetahui masalah ini.

"Kenapa baru sekarang mau bercerita? Apakah menyenangkan bisa menipu aku dan mama? Apa sebenarnya tujuan kedatanganmu? Apa tujuanmu menipu kami berdua? Apa kau memang sudah berencana sejak awal untuk masuk ke dalam keluarga ini? Atau ... jangan-jangan kau berkomplot dengan Via untuk menghancurkan aku?" cecar Madava dengan dada bergemuruh.

Entah mengapa pertanyaan itu mengalir begitu saja. Inilah yang Madava takutkan kalau berbicara sebelum emosinya benar-benar mereda. Ia yakin, Ayu sangat terkejut dengan kata-katanya ini.

...***...

Dua manusia dengan ego masing-masing. Yang satu penuh rahasia, yang satu benci sebuah kebohongan. Dan orang-orang seperti ini, banyak di sekeliling kita. 😢

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

Terpopuler

Comments

guntur 1609

guntur 1609

kau pun salah yu. seharusnya kau juga peka dengan kejadian ini

2024-11-30

0

Dewa Rana

Dewa Rana

nah benar kan

2024-12-30

0

Ita rahmawati

Ita rahmawati

masih penasaran tntg emaknya rafi sih sampe bab ini

2024-09-17

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah
2 Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3 Cucu
4 Pulang
5 Terbengong-bengong
6 Kepribadian ganda
7 Tawa
8 Pelet
9 Tamparan
10 Penipu ulung
11 Terluka
12 Kesurupan
13 Rajawali
14 Merinding
15 Satu Minggu lagi
16 Mobil remote control
17 Jangan ...
18 Sesuatu yang tak terduga
19 Ayu
20 Ayu 2
21 Ayu 3
22 Tak sadarkan diri
23 Sarapan
24 Syarat
25 Gugup
26 Syaratnya adalah
27 Tidur
28 Hasil
29 Ketahuan
30 Menyesal
31 Let's see
32 Perhatian kecil dan cerai
33 Gelisah
34 Gengsi
35 Pemandangan
36 Cium dulu, baru lepas
37 Resah gelisah
38 Rafa
39 Serangan
40 Perkelahian
41 Fakta
42 Apa ini karmaku?
43 Gierafa
44 44
45 Cantik
46 Unexpected moment
47 Ayu vs Tika
48 Takut
49 Cemburu
50 Telepon
51 Via
52 Sogokan
53 Cerita
54 A---apa ini?
55 Hai
56 Komitmen
57 Praduga
58 Anak kita?
59 Anak kita 2
60 Gisela
61 Pemeriksaan
62 Bertemu
63 Mini Madava
64 Syok
65 65
66 Mama janji
67 Ayu, kau mau kemana?
68 68
69 Madava vs Gierafa
70 70
71 Rencana Bu Shanum
72 Tumis pare
73 Ayu ...
74 Kesedihan Madava
75 Hasil pemeriksaan
76 Bertemu Ibu Rafa
77 Judulin sendiri! Hehehe
78 Muntah
79 Gisela vs Asrul
80 Penyesalan
81 Pergi
82 Ku menangiiiiisssss ...
83 83
84 Yeay
85 Couvade syndrom
86 Ancaman Gisela
87 Menemui ...
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 Calon partner masa depan
98 Baby, terima kasih ...
99 99
100 Anugerah
101 TAMAT
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Terpaksa menikah
2
Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3
Cucu
4
Pulang
5
Terbengong-bengong
6
Kepribadian ganda
7
Tawa
8
Pelet
9
Tamparan
10
Penipu ulung
11
Terluka
12
Kesurupan
13
Rajawali
14
Merinding
15
Satu Minggu lagi
16
Mobil remote control
17
Jangan ...
18
Sesuatu yang tak terduga
19
Ayu
20
Ayu 2
21
Ayu 3
22
Tak sadarkan diri
23
Sarapan
24
Syarat
25
Gugup
26
Syaratnya adalah
27
Tidur
28
Hasil
29
Ketahuan
30
Menyesal
31
Let's see
32
Perhatian kecil dan cerai
33
Gelisah
34
Gengsi
35
Pemandangan
36
Cium dulu, baru lepas
37
Resah gelisah
38
Rafa
39
Serangan
40
Perkelahian
41
Fakta
42
Apa ini karmaku?
43
Gierafa
44
44
45
Cantik
46
Unexpected moment
47
Ayu vs Tika
48
Takut
49
Cemburu
50
Telepon
51
Via
52
Sogokan
53
Cerita
54
A---apa ini?
55
Hai
56
Komitmen
57
Praduga
58
Anak kita?
59
Anak kita 2
60
Gisela
61
Pemeriksaan
62
Bertemu
63
Mini Madava
64
Syok
65
65
66
Mama janji
67
Ayu, kau mau kemana?
68
68
69
Madava vs Gierafa
70
70
71
Rencana Bu Shanum
72
Tumis pare
73
Ayu ...
74
Kesedihan Madava
75
Hasil pemeriksaan
76
Bertemu Ibu Rafa
77
Judulin sendiri! Hehehe
78
Muntah
79
Gisela vs Asrul
80
Penyesalan
81
Pergi
82
Ku menangiiiiisssss ...
83
83
84
Yeay
85
Couvade syndrom
86
Ancaman Gisela
87
Menemui ...
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
Calon partner masa depan
98
Baby, terima kasih ...
99
99
100
Anugerah
101
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!