Terbengong-bengong

Madava mengemudikan mobilnya pulang dengan wajah cemberut. Ia kesal bukan main. Entah dari mana ibunya tahu dirinya tidak berada di rumah. Madava menduga pasti itu perbuatan Ayu.

Madava sudah sampai di rumahnya. Ia masuk ke rumah menggunakan kunci cadangan. Saat masuk, rumah dalam keadaan gelap gulita. Ia pun segera menyalakan lampu. Matanya mengerjap, rumahnya terlihat sangat bersih sekali. Bahkan cangkir dan piring kotor yang ada di kitchen sink sudah tak ada.

Madava berjalan menuju ruang tamu. Ia mengusap sudut-sudut meja dan kursi. Ia lantas tersenyum tipis karena tidak menemukan debu di sana.

"Namanya juga pembantu. Skillnya tak diragukan lagi," ucapnya menyebalkan.

Ceklek ...

Terdengar suara pintu dibuka. Madava pun menoleh ke arah sumber suara. Dari dalam salah satu kamar tamu, Ayu pun keluar sambil menguap. Ia berjalan sambil memegang botol kosong yang kerap diisinya untuk minum di kamar.

Madava terpaku. Ayu keluar dengan menggunakan setelan pakaian tidur pendek. Tubuhnya yang mungil membuatnya tidak seperti seorang ibu-ibu. Ia justru terlihat seperti gadis yang berusia dua puluhan dengan wajah polosnya itu.

Madava terus memperhatikan Ayu. Kakinya yang putih mulus. Rambut yang biasanya di kuncir kini tergerai indah. Sungguh terlihat berbeda dari biasanya.

"Sebenarnya berapa usianya? Masih semuda itu sudah memiliki anak kecil. Apa dia nikah muda ya? Atau jangan-jangan nikah karena kebobolan?" gumam Madava mode julid.

Karena sibuk melamun, Madava tak sadar kalau Ayu sudah kembali dari dapur. Ayu mengernyitkan dahi saat melihat Madava yang berdiri terpaku di tengah-tengah ruangan. Sudah seperti manekin yang dipajang di toko-toko saja.

Ayu yang malas berurusan dengan Madava, memilih acuh tak acuh. Ia justru segera kembali ke kamar. Namun suara Madava menghentikan langkahnya.

"Hei, kau, apa yang sudah kau katakan pada mama, hah?" sentak Madava yang kembali teringat saat ibunya menelponnya dengan marah-marah saat ia berada di klub malam.

Ayu menoleh dengan wajah datarnya. "Apa maksudmu?"

"Tidak usah berlagak sok polos. Dasar tukang ngadu. Pasti kau 'kan yang sudah memberitahu mama kalau aku pergi keluar dan tidak pulang-pulang!"

"Kau pikir aku sekurang kerjaan itu? Kalau kau mau pergi, ya pergi saja. Emang gue pikirin," jawab Ayu acuh tak acuh.

Tangan Madava mengepal melihat ekspresi Ayu yang menurutnya menyebalkan. Dia tak sadar, ekspresinya pun juga menyebalkan. Sok angkuh dan sok galak.

"Sudahlah. Berhenti berkilah. Kalau bukan kau, siapa lagi. Memangnya mama memiliki cctv dimana-mana."

"Kalau nggak percaya ya udah. Atau kau mau aku menghubungi Bu Shanum dan menanyakannya siapa yang memberitahu kalau kau tidak ada di rumah?" Mata Madava sontak melotot tajam. Kalau sampai itu terjadi, bisa jadi lagi-lagi ia akan dimarahi ibunya. "Bagaimana? Kau mau?"

"Kau benar-benar menyebalkan."

"Yang sebenarnya menyebalkan itu aku apa kau? Aku tidak pernah membuat ulah, tapi kau selalu saja ingin marah-marah. Apa kau tidak lelah? Ingat, marah-marah bisa membuatmu cepat tua. Atau yang lebih parah kau akan terkena hipertensi. Kemudian terkena serangan jantung, lalu mati. Apa kau mau? Aku sih nggak masalah. Jadi janda dua kali pun nggak masalah."

"Apa kau gila? Kau ingin menyumpahi suamimu sendiri cepat mati?" seru Madava dengan mata terbelalak.

"Oh, kau akhirnya sadar kalau kau itu suamiku. Tapi sikapmu benar-benar jauh dari kata seorang suami."

"Seharusnya kau sadar, aku seperti ini karena aku tidak pernah menginginkan pernikahan ini."

"Kau pikir aku mau?"

"Kalau kau tidak mau, kenapa kau tidak menolak permintaan mama?"

"Karena penawaran Bu Shanum sepertinya cukup bagus jadi kenapa tidak."

"Penawaran?" Madava tidak tahu kalau ibunya sudah menawarkan sesuatu pada Ayu. Madava pikir pasti ibunya menawarkan sejumlah uang yang luar biasa besar karena itu Ayu bersedia menikah dengannya. Ah, tapi tanpa uang pun Madava pikir tak mungkin Ayu akan menolak permintaan ibunya untuk menikah dengannya. Secara ia tampan dan mapan. Ia memiliki pekerjaan bagus dengan gaji yang lumayan besar. Siapa yang sanggup menolak coba.

"Ya. Penawaran."

"Berapa yang ibuku tawarkan?" tanya Madava penasaran.

"Berapa ya?" Ayu mengetuk-ngetuk dagunya dengan jari telunjuk. "Memangnya kenapa? Apa kau mau membuat penawaran penggantinya?" Ayu sedikit memiringkan kepalanya sambil tersenyum tipis.

"Bagaimana mama bisa memilih perempuan gila harta sepertimu menjadi istriku? Pasti kau kan yang sudah membujuk mama agar memilihmu jadi pengantin penggantiku, iya 'kan?"

"Kau selalu saja su'udzon padaku. Padahal aku ini sudah baik lho. Seharusnya kau berterima kasih padaku karena sudah menyelamatkan wajahmu di hadapan para tamu. Tapi kau memang manusia tidak tahu terima kasih. Sudahlah. Lebih baik kau tidur sana. Kau tidak mau 'kan ditelepon Bu Shanum lagi. Jujur, aku kasihan padamu yang selalu dimarahi Bu Shanum. Apa kau tidak malu selalu membuat ulah dan dimarahi seperti anak kecil?" ucap Ayu dengan wajah datar, tapi terlihat seperti mengejek di mata Madava.

Ayu kemudian segera berbalik dan masuk ke kamarnya meninggalkan Madava yang lagi-lagi hanya bisa mengumpat kesal.

"Arghhh, kenapa mama memilih perempuan menyebalkan itu menjadi istriku sih? Sudah pembantu, janda anak satu, menyebalkan pula."

Madava meninju udara. Ia kesal bukan main. Tapi sayangnya tidak bisa berbuat apa-apa. Apalagi mengingat kalau ibunya melakukan itu untuk menyelamatkan wajah mereka khususnya dirinya di mata orang. Apa yang akan orang katakan kalau tahu bahwa dirinya ditinggal kabur calon istrinya dengan membawa semua mahar yang ia beri.

Madava akhirnya hanya bisa menghembuskan nafas pasrah. Ia pun segera naik ke kamarnya.

Keesokan paginya, Madava sudah siap dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja berwarna putih tulang. Saat keluar kamar, ia menghidu aroma masakan yang sangat lezat. Madava pun segera menuju dapur untuk melihat siapa yang masak.

Saat tiba di dapur, Madava mendapati Ayu yang sedang mengaduk sesuatu di dalam wajan. Sementara Rafi sedang duduk di meja makan sambil menggambar.

"Selamat pagi, Pa," sapa Rafi sambil tersenyum lebar. Membuat giginya yang ompong terlihat jelas. Namun nyatanya terlihat lucu dan menggemaskan. Rafi kembali memanggil papa atas perintah Ayu.

"Selamat pagi," balas Madava berusaha bersikap ramah. Bagaimanapun Rafi itu anak kecil. Meskipun ia tidak menyukai Ayu, tapi tidak mungkin 'kan ia bersikap serupa pada anak kecil seperti Rafi.

"Selamat pagi, Mas," sapa Ayu pada Madava. Madava sampai membeku sepersekian detik karena tidak menyangka Ayu akan menyapanya seramah itu. Apalagi Ayu juga tersenyum manis membuat Madava penasaran apa rencana di balik keramahtamahan Ayu barusan padanya.

"Pa---gi," jawab Madava sambil mengerjapkan mata. Apalagi saat melihat Ayu meletakkan segelas kopi di hadapannya. Disusul sepiring nasi goreng dengan toping omelet dan sambal kering tempe di atasnya.

"Silahkan sarapan, Mas! Ayo Rafi, ajak papa sarapan!" ujar Ayu lembut membuat Madava sampai terbengong-bengong heran.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

Terpopuler

Comments

🌹🪴eiv🪴🌹

🌹🪴eiv🪴🌹

hati2 Deva di nasgor nya ada racun
eh... pelet

2024-12-07

1

Syifa Azahrasiyah

Syifa Azahrasiyah

kamu tuh dapat istri spek bidadari gak bersyukur Dava😬😬

2025-01-26

0

Shyfa Andira Rahmi

Shyfa Andira Rahmi

🤪🤪🤪

2024-11-16

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah
2 Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3 Cucu
4 Pulang
5 Terbengong-bengong
6 Kepribadian ganda
7 Tawa
8 Pelet
9 Tamparan
10 Penipu ulung
11 Terluka
12 Kesurupan
13 Rajawali
14 Merinding
15 Satu Minggu lagi
16 Mobil remote control
17 Jangan ...
18 Sesuatu yang tak terduga
19 Ayu
20 Ayu 2
21 Ayu 3
22 Tak sadarkan diri
23 Sarapan
24 Syarat
25 Gugup
26 Syaratnya adalah
27 Tidur
28 Hasil
29 Ketahuan
30 Menyesal
31 Let's see
32 Perhatian kecil dan cerai
33 Gelisah
34 Gengsi
35 Pemandangan
36 Cium dulu, baru lepas
37 Resah gelisah
38 Rafa
39 Serangan
40 Perkelahian
41 Fakta
42 Apa ini karmaku?
43 Gierafa
44 44
45 Cantik
46 Unexpected moment
47 Ayu vs Tika
48 Takut
49 Cemburu
50 Telepon
51 Via
52 Sogokan
53 Cerita
54 A---apa ini?
55 Hai
56 Komitmen
57 Praduga
58 Anak kita?
59 Anak kita 2
60 Gisela
61 Pemeriksaan
62 Bertemu
63 Mini Madava
64 Syok
65 65
66 Mama janji
67 Ayu, kau mau kemana?
68 68
69 Madava vs Gierafa
70 70
71 Rencana Bu Shanum
72 Tumis pare
73 Ayu ...
74 Kesedihan Madava
75 Hasil pemeriksaan
76 Bertemu Ibu Rafa
77 Judulin sendiri! Hehehe
78 Muntah
79 Gisela vs Asrul
80 Penyesalan
81 Pergi
82 Ku menangiiiiisssss ...
83 83
84 Yeay
85 Couvade syndrom
86 Ancaman Gisela
87 Menemui ...
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 Calon partner masa depan
98 Baby, terima kasih ...
99 99
100 Anugerah
101 TAMAT
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Terpaksa menikah
2
Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3
Cucu
4
Pulang
5
Terbengong-bengong
6
Kepribadian ganda
7
Tawa
8
Pelet
9
Tamparan
10
Penipu ulung
11
Terluka
12
Kesurupan
13
Rajawali
14
Merinding
15
Satu Minggu lagi
16
Mobil remote control
17
Jangan ...
18
Sesuatu yang tak terduga
19
Ayu
20
Ayu 2
21
Ayu 3
22
Tak sadarkan diri
23
Sarapan
24
Syarat
25
Gugup
26
Syaratnya adalah
27
Tidur
28
Hasil
29
Ketahuan
30
Menyesal
31
Let's see
32
Perhatian kecil dan cerai
33
Gelisah
34
Gengsi
35
Pemandangan
36
Cium dulu, baru lepas
37
Resah gelisah
38
Rafa
39
Serangan
40
Perkelahian
41
Fakta
42
Apa ini karmaku?
43
Gierafa
44
44
45
Cantik
46
Unexpected moment
47
Ayu vs Tika
48
Takut
49
Cemburu
50
Telepon
51
Via
52
Sogokan
53
Cerita
54
A---apa ini?
55
Hai
56
Komitmen
57
Praduga
58
Anak kita?
59
Anak kita 2
60
Gisela
61
Pemeriksaan
62
Bertemu
63
Mini Madava
64
Syok
65
65
66
Mama janji
67
Ayu, kau mau kemana?
68
68
69
Madava vs Gierafa
70
70
71
Rencana Bu Shanum
72
Tumis pare
73
Ayu ...
74
Kesedihan Madava
75
Hasil pemeriksaan
76
Bertemu Ibu Rafa
77
Judulin sendiri! Hehehe
78
Muntah
79
Gisela vs Asrul
80
Penyesalan
81
Pergi
82
Ku menangiiiiisssss ...
83
83
84
Yeay
85
Couvade syndrom
86
Ancaman Gisela
87
Menemui ...
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
Calon partner masa depan
98
Baby, terima kasih ...
99
99
100
Anugerah
101
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!