Penipu ulung

Madava pikir setelah pertengkaran mereka tadi, Ayu akan membatalkan rencananya untuk pergi ke taman permainan air atau waterpark. Namun, dugaannya salah. Ayu tetap pada rencananya. Bahkan ia sudah berangkat sejak beberapa menit yang lalu.

"Sial! Dasar istri durhaka!" umpatnya kesal karena Ayu tetap saja pergi meskipun ia sudah memarahinya.

Kesal, ia pun merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Ia mengambil ponsel dan menghubungi seseorang yang ia perintahkan untuk mencari keberadaan Via.

"Kenapa lama sekali? Apa kalian tidak bisa bekerja?" sentak Madava yang melampiaskan kekesalannya pada orang suruhannya itu.

"Maaf, Tuan, kamu sudah berusaha. Tapi kami memiliki informasi penting untuk Tuan."

"Apa itu?"

"Menurut investigasi yang kami lakukan, kami mendapatkan informasi kalau pak Janu dan Bu Lia sebenarnya bukan orang tua kandung nona Via. Melainkan mereka hanya orang bayaran yang diminta untuk berpura-pura menjadi orang tuanya."

"Apa? Apa kalian tidak salah informasi?"

"Tidak, Tuan. Kami bahkan sudah berhasil menemukan tempat tinggal pak Janu dan Bu Lia. Mereka sepasang suami istri yang dikenal sebagai penipu dari daerah C. Bahkan kami sudah berhasil mengorek informasi dan mereka mengaku kalau mereka dibayar oleh nona Via untuk menjadi orang tuanya."

"Brengsek! Dasar perempuan sialan!" geram Madava yang benar-benar tidak menduga kalau perempuan yang hampir ia nikahi itu merupakan seorang penipu ulung. Bahkan ia membayar sepasang suami istri untuk menjadi orang tuanya. Ia benar-benar tidak menduga ia akan ditipu mentah-mentah seperti ini. Ia sudah seperti orang bodoh karena bisa masuk kedalam jebakan perempuan itu. Sandiwaranya begitu apik hingga ia tidak pernah menduga kalau Via sudah menipunya habis-habisan.

"Apa kalian sudah tanyakan keberadaan Via?"

"Sudah, Tuan. Sayangnya mereka tidak tahu. Mereka hanya bertemu saat Nona Via membutuhkan bantuan mereka."

"Cepat cari tahu dimana perempuan brengsek itu berada! Aku tidak mau tahu menahu, pokoknya kalian harus menemukan keberadaannya sesegera mungkin."

"Baik, Tuan."

Madava melemparkan ponselnya asal ke atas tempat tidur. Ia menggeram marah karena sudah dibodohi habis-habisan oleh perempuan yang hampir saja menjadi istrinya itu.

"Dasar, brengsek! Awas kau! Tunggu pembalasanku!" raung Madava meninju udara.

Sementara Madava sedang dilanda amarah karena sudah ditipu mentah-mentah oleh calon istrinya, di Ocean Park tampak Ayu sedang murung. Hatinya masih saja kesal dengan apa yang Madava katakan padanya tadi. Asrul yang sedang berada di kolam arus bersama Rafi menoleh. Ia bisa menangkap raut murung di wajah Ayu. Asrul pun beranjak setelah meminta Rafi tetap berada di sana.

"Rafi di sini aja, ya. Jangan kemana-mana! Om mau bicara sebentar sama Mama," ujar Asrul.

Rafi mengangguk. Ia yang sedang bersantai dengan ban berenang memperhatikan Asrul berjalan menuju sang ibu. Ayu memang melarang Rafi bermain permainan yang agak ekstrim. Bagaimanapun, Rafi berbeda dari anak-anak yang lain. Tubuhnya lemah. Ia mudah kelelahan dan rentan sakit.. Bahkan tubuhnya sering sekali membiru membuat Ayu bingung apa penyebabnya. Tak jarang, Rafi mengalami mimisan bila ia kelelahan ataupun merasa ketakutan. Hal itulah yang membuat Ayu selalu menjaga Rafi extra hati-hati. Ia tidak ingin terjadi sesuatu pada Rafi.

Bu Shanum mengatakan akan kembali dalam tiga hari. Setelah Bu Shanum pulang, barulah mereka berencana membawa Rafi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh.

"Kamu kenapa murung gitu? Berat banget kayaknya tuh pikiran," celoteh Asrul membuat Ayu tersenyum tipis.

"Aku nggak papa kok. Cuma kecapean aja," kilah Ayu. Mana mungkin pula ia menceritakan masalah rumah tangganya pada Asrul. Meskipun ia baik, ia juga teman dari suaminya, rasanya tak etis menceritakan hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan laki-laki itu. Baginya, masalah rumah tangga suami istri itu cukuplah mereka yang tahu. Orang lain tidak perlu tahu. Baik buruknya suaminya pun cukup ia yang tahu. Meskipun semua orang bisa melihat bagaimana sikap Madava padanya, tak perlu pula ia memperjelas dengan menceritakan masalah rumah tangga mereka.

"Beneran? Bukannya ini ada hubungannya dengan Dava ya? Apa terjadi sesuatu diantara kalian? Atau ... Dava sebenernya melarang mu pergi denganku?" cecar Asrul membuat Ayu kebingungan harus menjawab apa.

"Mama," teriak Rafi membuat Ayu sontak menoleh. Matanya seketika membulat saat melihat Rafi yang berada di atas ban berenang terbawa arus air yang bergelombang karena pergerakan orang-orang di dalamnya. Posisi Rafi kini sudah cukup jauh. Jelas saja Ayu khawatir.

"Rafi," pekik Ayu khawatir. Bagaimanapun, Rafi masih kecil. Apalagi ia kini terbawa ke kolam yang cukup dalam. Rafi juga tidak bisa berenang, begitu pula dirinya. Jantung Ayu bagai dipompa kencang. Ia benar-benar ketakutan.

"Kamu jangan khawatir. Aku akan segera membawa Rafi ke sini!" ucap Asrul seraya masuk ke dalam air. Ia pun segera berenang mengejar ban Rafi. Setelah beberapa menit, akhirnya Asrul berhasil mendapatkan Rafi. Ia pun segera membawa Rafi menepi mendekati Ayu.

"Ya Allah, Nak, mama benar-benar khawatir tadi. Kamu nggak papa?" cecar Ayu yang memang sudah panik bukan main.

Rafi menggeleng pelan. "Rafi nggak papa, Ma. Cuma tadi Rafi takut. Bagaimana kalau Rafi terjatuh 'kan Rafi nggak bisa berenang."

Ayu tersenyum lembut. "Syukurlah kamu nggak apa-apa, Nak. Kita udahan dulu ya! Kapan-kapan kita kemari lagi," ujar Ayu ingin mengajak Rafi pulang. Alasannya pertama karena ia tidak ingin Rafi kelelahan kemudian jatuh sakit. Dan kedua ia tidak ingin Madava semakin marah padanya. Terlepas dari pernikahan mereka yang terjadi karena keterpaksaan, tapi status mereka itu jelas. Sah secara hukum dan agama. Ada hak dan kewajiban yang mesti mereka patuhi dan laksanakan.

"Tapi Ma, Rafi masih mau main?"

"Iya, Yu. Kasian Rafi, dia masih ingin bermain. Baru juga satu jam," sela Asrul.

"Maaf, Mas, tapi Rafi dan aku harus pulang," ujar Ayu yang kukuh mengajak pulang. "Rafi nggak lupa 'kan, Rafi nggak boleh ... tuh tuh 'kan, baru saja mama bilang."

Ayu seketika panik saat darah segar mengalir dari lubang hidung Rafi. Begitu pula dengan Asrul, ia mendadak panik. Ayu yang sudah terbiasa pun berusaha untuk tenang. Ia segera mengambil tisu dan menyeka darah yang mengalir di bawah hidung Rafi. Kemudian ia membantu Rafi untuk duduk tegak, sedikit condong ke depan, dan menutup kedua lubangnya dengan cara mencubit hidung selama 5 hingga 10 menit untuk menghentikan mimisan. Proses ini dapat diulangi untuk membantu menghentikan mimisan.

Setelah mimisan Rafi mereda. Ia pun mengumpulkan tisu bekas darah dan membuangnya di tempat sampah.

Setelah mengalami mimisan, wajah Rafi tiba-tiba pucat. Asrul pun akhirnya setuju saat Ayu kembali mengatakan ingin pulang.

"Rafi sering mimisan gitu ya, Yu?" tanya Asrul saat mereka sudah berada di dalam mobil. Tampak Rafi yang sudah mengantuk kemudian memejamkan matanya di pelukan sang ibu.

"Hmmm ... "

"Sudah diperiksa di rumah sakit?"

"Belum."

"Kenapa? Mau periksa sekarang? Aku khawatir lho. Kita harus segera memeriksakannya supaya bisa segera tahu apa penyebabnya."

"Mas Asrul nggak perlu khawatir, Rafi nggak papa kok. Dia anak yang kuat. Tapi terima kasih atas tawarannya." Ayu tersenyum tipis.

Sebenarnya Ayu pun khawatir. Ibu mana yang tidak khawatir saat melihat anaknya sakit. Namun ia terlalu lelah untuk terlalu banyak menceritakan perihal dirinya pada Asrul. Biarpun Asrul baik, tapi tetap saja ia orang asing. Terlebih Ayu memang orang yang tertutup. Ia tidak mudah untuk menceritakan perihal dirinya. Selain itu, ia tidak ingin mudah berbaik hati dan percaya pada seseorang. Pengalamannya membuktikan, tidak ada orang yang benar-benar tulus dan tidak ada orang yang bisa benar-benar dipercaya.

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

sibuk nyari via yg kabur eh bini didpn mata diajak jalan Ama laki lain dianya ngk peduli

2025-01-31

0

Soraya

Soraya

Ayu kmu dh punya uang knp gak lgsg aja rafi dbw kerumah sakit

2025-01-01

0

Dewa Rana

Dewa Rana

sebenarnya bapaknya Rafi kemana

2024-12-30

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah
2 Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3 Cucu
4 Pulang
5 Terbengong-bengong
6 Kepribadian ganda
7 Tawa
8 Pelet
9 Tamparan
10 Penipu ulung
11 Terluka
12 Kesurupan
13 Rajawali
14 Merinding
15 Satu Minggu lagi
16 Mobil remote control
17 Jangan ...
18 Sesuatu yang tak terduga
19 Ayu
20 Ayu 2
21 Ayu 3
22 Tak sadarkan diri
23 Sarapan
24 Syarat
25 Gugup
26 Syaratnya adalah
27 Tidur
28 Hasil
29 Ketahuan
30 Menyesal
31 Let's see
32 Perhatian kecil dan cerai
33 Gelisah
34 Gengsi
35 Pemandangan
36 Cium dulu, baru lepas
37 Resah gelisah
38 Rafa
39 Serangan
40 Perkelahian
41 Fakta
42 Apa ini karmaku?
43 Gierafa
44 44
45 Cantik
46 Unexpected moment
47 Ayu vs Tika
48 Takut
49 Cemburu
50 Telepon
51 Via
52 Sogokan
53 Cerita
54 A---apa ini?
55 Hai
56 Komitmen
57 Praduga
58 Anak kita?
59 Anak kita 2
60 Gisela
61 Pemeriksaan
62 Bertemu
63 Mini Madava
64 Syok
65 65
66 Mama janji
67 Ayu, kau mau kemana?
68 68
69 Madava vs Gierafa
70 70
71 Rencana Bu Shanum
72 Tumis pare
73 Ayu ...
74 Kesedihan Madava
75 Hasil pemeriksaan
76 Bertemu Ibu Rafa
77 Judulin sendiri! Hehehe
78 Muntah
79 Gisela vs Asrul
80 Penyesalan
81 Pergi
82 Ku menangiiiiisssss ...
83 83
84 Yeay
85 Couvade syndrom
86 Ancaman Gisela
87 Menemui ...
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 Calon partner masa depan
98 Baby, terima kasih ...
99 99
100 Anugerah
101 TAMAT
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Terpaksa menikah
2
Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3
Cucu
4
Pulang
5
Terbengong-bengong
6
Kepribadian ganda
7
Tawa
8
Pelet
9
Tamparan
10
Penipu ulung
11
Terluka
12
Kesurupan
13
Rajawali
14
Merinding
15
Satu Minggu lagi
16
Mobil remote control
17
Jangan ...
18
Sesuatu yang tak terduga
19
Ayu
20
Ayu 2
21
Ayu 3
22
Tak sadarkan diri
23
Sarapan
24
Syarat
25
Gugup
26
Syaratnya adalah
27
Tidur
28
Hasil
29
Ketahuan
30
Menyesal
31
Let's see
32
Perhatian kecil dan cerai
33
Gelisah
34
Gengsi
35
Pemandangan
36
Cium dulu, baru lepas
37
Resah gelisah
38
Rafa
39
Serangan
40
Perkelahian
41
Fakta
42
Apa ini karmaku?
43
Gierafa
44
44
45
Cantik
46
Unexpected moment
47
Ayu vs Tika
48
Takut
49
Cemburu
50
Telepon
51
Via
52
Sogokan
53
Cerita
54
A---apa ini?
55
Hai
56
Komitmen
57
Praduga
58
Anak kita?
59
Anak kita 2
60
Gisela
61
Pemeriksaan
62
Bertemu
63
Mini Madava
64
Syok
65
65
66
Mama janji
67
Ayu, kau mau kemana?
68
68
69
Madava vs Gierafa
70
70
71
Rencana Bu Shanum
72
Tumis pare
73
Ayu ...
74
Kesedihan Madava
75
Hasil pemeriksaan
76
Bertemu Ibu Rafa
77
Judulin sendiri! Hehehe
78
Muntah
79
Gisela vs Asrul
80
Penyesalan
81
Pergi
82
Ku menangiiiiisssss ...
83
83
84
Yeay
85
Couvade syndrom
86
Ancaman Gisela
87
Menemui ...
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
Calon partner masa depan
98
Baby, terima kasih ...
99
99
100
Anugerah
101
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!