Tawa

Pagi-pagi sekali, Ayu sudah bangun untuk mengerjakan pekerjaannya seperti biasa. Tak ada yang berubah meskipun ia tidak kekurangan materi sama sekali. Bahkan sebelum berangkat ke luar kota, Bu Shanum menyempatkan memberi Ayu sejumlah uang yang menurut Ayu cukup banyak. Bahkan lebih besar dari gajinya saat menjadi art dan tukang cuci dulu.

 Sungguh Ayu tidak pernah memegang uang sebanyak itu. Mungkin untuk orang-orang kayak, uang sebanyak 10 juta tidak berarti apa-apa. Tapi berbeda bagi Ayu yang seumur hidup hanya bisa bekerja sebagai art. Pendidikannya yang hanya sebatas SMA membuatnya tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Bukan berarti pekerjaan sebagai art tidak baik, hanya saja gajinya yang terbatas. Belum lagi ia memiliki seorang anak yang sering sakit-sakitan. Jelas saja gaji art jauh dari kata cukup. Namun Ayu tidak pernah mengeluh. Ia justru tetap bersyukur setidaknya ia masih diberikan kesehatan agar bisa bekerja dan memenuhi kebutuhan putranya tersebut.

Oleh sebab itu, Ayu tidak pernah menyesali menikah dengan Madava. Meskipun sikap laki-laki yang sudah menjadi suaminya itu cenderung mengesalkan, tapi ia anggap ia sepadan dengan apa yang ia dapatkan. Ia tidak perlu bekerja terlalu keras lagi. Ia tidak perlu berpindah-pindah kontrakan karena diusir akibat menunggak pembayaran. Ia juga tidak perlu kelaparan karena uang belanja yang Madava berikan cukup banyak. Bahkan baru beberapa hari di sana, Madava sudah berapa kali memberinya uang belanja. Meskipun tidak secara langsung karena Madava meletakkan uang itu di atas meja makan, tapi setidaknya laki-laki itu tidak terlalu menyebalkan. Ia masih bertanggung jawab atas dirinya dan Rafi. Ia juga tidak pernah protes dengan apa yang dimasaknya.

Pagi ini Ayu memasak sup ayam, tahu goreng, dan sambal kentang ampela. Ia tidak tahu, Madava menyukai menu masakan ini atau tidak sebab ia tidak tahu makanan kesukaan suaminya tersebut. Selama ia bekerja di rumah Bu Shanum, Ayu baru beberapa kali saja bertemu Madava sebab laki-laki itu lebih suka tinggal di apartemen.

Setelah semua makanan terhidang, Madava pun muncul dengan setelan jas mahalnya. Madava memang tampan. Tatapannya tajam. Dengan rahang tegas dan bulu mata lentik. Jujur, Ayu iri dengan bulu mata itu. Padahal Madava laki-laki, tapi bulu matanya lebat, panjang, dan lentik.

"Kok lama-lama aku liat wajah Mas Dava mirip Rafi ya? Bahkan bulu mata dan alisnya pun juga mirip," gumam Ayu sambil memperhatikan Madava yang berjalan mendekat seraya memasang kancing di ujung lengan kemejanya.

"Kenapa liat-liat? Terpesona?" ujar Madava membuat mata Ayu terbelalak.

"Dih, narsis!" sahut Ayu sinis. Madava mengerutkan keningnya. Pagi ini Ayu tidak bersikap manis seperti kemarin-kemarin.

Madava mendekat. Lalu ia memegang dahi Ayu membuat Ayu membulatkan matanya.

"Apaan sih?" kesal Ayu karena Madava menyentuh keningnya tanpa izin.

"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Madava.

"Biasanya juga langsung bicara aja, nggak pake izin segala," cibir Ayu.

"Izin salah, nggak izin salah," omel Madava kesal.

Ayu menahan tawanya. "Ya udah, mau tanya apa," ucap Ayu seraya meletakkan piring berisi nasi di hadapan Madava. Terlepas kalau ia sebenarnya terpaksa menikah dengan laki-laki itu, tapi ia tetap harus melayani Madava dengan baik. Hanya satu hal saja yang belum sanggup Ayu lakukan, yaitu melayani di atas ranjang. Ayu harap Madava tidak pernah meminta haknya satu itu.

"Kamu punya kepribadian ganda?" tanya Madava to the poin. Ia sudah benar-benar penasaran dengan perubahan sikap Ayu tersebut.

"Apa? Kepribadian ganda? Maksudnya?" tanya Ayu bingung.

"Itu, sikap kamu itu, aneh. Entar baik, entar judes. Entar ramah, tersenyum manis, entar sudah seperti ibu tiri. Serem," ujar Madava membuat Ayu menganga.

Tak lama kemudian, Ayu tergelak kencang. Ia sampai memegang perutnya yang berguncang.

"Astaghfirullah, pikiran aneh dari mana itu?" ujar Ayu yang masih tertawa. Lalu ia berusaha meredakan tawanya saat melihat ekspresi Madava yang seakan melihatnya aneh. "Aku nggak seperti yang kau katakan itu. Apa tadi? Kepribadian ganda? Ya ampun, pikiran dari mana itu? Dengar ya, aku bersikap ramah itu hanya di hadapan Rafi. Bagaimanapun aku tidak ingin Rafi meniru sikapku itu. Aku tidak ingin mengajarkan hal-hal yang tidak baik padanya. Oleh sebab itu, sebisa mungkin bila di hadapan Rafi aku akan menjaga sikapku. Aku pun berharap kau melakukan hal yang sama. Meskipun Rafi bukan anakmu, tapi aku mohon, jangan melakukan sesuatu yang bisa membuatnya tidak nyaman," ucap Ayu dengan wajah penuh pengharapan.

Melihat wajah itu, entah kenapa Madava terenyuh. Ia pun berdeham sambil memalingkan wajahnya.

"Oke. Tak masalah." Namun Madava diam-diam tersenyum tipis.

Mengingat sesuatu, Madava pun menoleh ke meja makan.

"Dimana anakmu?" tanya Madava heran karena biasanya Rafi sudah duduk di meja makan.

"Dia sedang demam jadi aku memintanya tetap di kamar."

Madava menganggukkan kepalanya. Ia pun segera duduk di meja makan. Dan mulai menyantap apa yang sudah dihidangkan padanya. Sebenarnya ia tidak biasa makan nasi pagi-pagi. Tapi ia tidak mau menyia-nyiakan makanan yang sudah terhidang di hadapannya. Apalagi masakan Ayu cukup lezat.

'Sepertinya tidak masalah membiasakan makan nasi mulai sekarang,' gumam Madava dalam hati.

...***...

Hari ini hari Minggu, Madava seperti biasanya melakukan jogging pagi-pagi sekali. Saat hendak keluar, Rafi menegur Madava.

"Papa mau kemana?" tanya Madava yang pagi itu sedang menikmati tayangan televisi. Sementara Ayu sedang mencuci pakaian.

Madava melirik datar pada Rafi. Ia masih belum bisa terima menikah dengan janda beranak satu. Oleh sebab itu, ia pun belum bisa benar-benar menerima keberadaan Rafi.

"Jogging," jawab Madava datar kemudian segera pergi.

Rafi menundukkan wajahnya. Ia merasa sedih karena sikap Madava tidak seperti ayah teman-temannya. Sejak dulu Rafi ingin sekali memiliki ayah seperti teman-temannya, tapi setiap ia bertanya pada ibunya dimana ayahnya, ibunya selalu mengatakan kalau ia sudah tidak ada. Saat Rafi kembali menanyakan memangnya kemana ayahnya, tapi Ayu tidak pernah menjawab. Ia selalu diam dan mengalihkan perhatian.

Madava diam-diam melirik wajah murung Rafi. Entah kenapa, ia merasa terganggu dengan ekspresi itu. Ada rasa tak nyaman. Namun Madava tidak mau terlalu memikirkannya. Ia memilih segera pergi dari sana.

Pulang dari jogging, Madava masuk ke pekarangan rumah. Namun ada yang aneh. Ia mendengar suara tawa dari dalam rumahnya. Salah satu tawa itu ia yakin berasal dari Rafi. Namun yang membuatnya penasaran, Rafi tampaknya sedang bercanda dengan seorang pria. Tangan Madava mengepal. Ia kesal karena Ayu sudah membawa laki-laki lain ke dalam rumah tanpa sepengetahuannya.

"Dasar perempuan sialan! Berani-beraninya dia membawa laki-laki masuk ke dalam rumah. Awas saja, aku pasti akan memberinya pelajaran!" kesal Madava dengan tangan terkepal.

Baru saja Madava ingin berseru kesal, tapi saat melihat siapa yang sedang bercanda dengan Rafi, mata Madava seketika terbelalak.

" ... "

...***...

...Happy reading 🥰🥰🥰 ...

Terpopuler

Comments

ALNAZTRA ILMU

ALNAZTRA ILMU

pernah tertawan dengan jenis yg berbulu mata lebat .. kening lebat ni. tapi bukan jodoh..

2024-12-14

0

guntur 1609

guntur 1609

jangan blngbdava pernah melecehkan mamanya rafi tapi gak sadar.

2024-11-30

0

Syifa Azahrasiyah

Syifa Azahrasiyah

pasti Asrul kompor meleduk/Joyful//Joyful/

2025-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah
2 Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3 Cucu
4 Pulang
5 Terbengong-bengong
6 Kepribadian ganda
7 Tawa
8 Pelet
9 Tamparan
10 Penipu ulung
11 Terluka
12 Kesurupan
13 Rajawali
14 Merinding
15 Satu Minggu lagi
16 Mobil remote control
17 Jangan ...
18 Sesuatu yang tak terduga
19 Ayu
20 Ayu 2
21 Ayu 3
22 Tak sadarkan diri
23 Sarapan
24 Syarat
25 Gugup
26 Syaratnya adalah
27 Tidur
28 Hasil
29 Ketahuan
30 Menyesal
31 Let's see
32 Perhatian kecil dan cerai
33 Gelisah
34 Gengsi
35 Pemandangan
36 Cium dulu, baru lepas
37 Resah gelisah
38 Rafa
39 Serangan
40 Perkelahian
41 Fakta
42 Apa ini karmaku?
43 Gierafa
44 44
45 Cantik
46 Unexpected moment
47 Ayu vs Tika
48 Takut
49 Cemburu
50 Telepon
51 Via
52 Sogokan
53 Cerita
54 A---apa ini?
55 Hai
56 Komitmen
57 Praduga
58 Anak kita?
59 Anak kita 2
60 Gisela
61 Pemeriksaan
62 Bertemu
63 Mini Madava
64 Syok
65 65
66 Mama janji
67 Ayu, kau mau kemana?
68 68
69 Madava vs Gierafa
70 70
71 Rencana Bu Shanum
72 Tumis pare
73 Ayu ...
74 Kesedihan Madava
75 Hasil pemeriksaan
76 Bertemu Ibu Rafa
77 Judulin sendiri! Hehehe
78 Muntah
79 Gisela vs Asrul
80 Penyesalan
81 Pergi
82 Ku menangiiiiisssss ...
83 83
84 Yeay
85 Couvade syndrom
86 Ancaman Gisela
87 Menemui ...
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 Calon partner masa depan
98 Baby, terima kasih ...
99 99
100 Anugerah
101 TAMAT
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Terpaksa menikah
2
Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3
Cucu
4
Pulang
5
Terbengong-bengong
6
Kepribadian ganda
7
Tawa
8
Pelet
9
Tamparan
10
Penipu ulung
11
Terluka
12
Kesurupan
13
Rajawali
14
Merinding
15
Satu Minggu lagi
16
Mobil remote control
17
Jangan ...
18
Sesuatu yang tak terduga
19
Ayu
20
Ayu 2
21
Ayu 3
22
Tak sadarkan diri
23
Sarapan
24
Syarat
25
Gugup
26
Syaratnya adalah
27
Tidur
28
Hasil
29
Ketahuan
30
Menyesal
31
Let's see
32
Perhatian kecil dan cerai
33
Gelisah
34
Gengsi
35
Pemandangan
36
Cium dulu, baru lepas
37
Resah gelisah
38
Rafa
39
Serangan
40
Perkelahian
41
Fakta
42
Apa ini karmaku?
43
Gierafa
44
44
45
Cantik
46
Unexpected moment
47
Ayu vs Tika
48
Takut
49
Cemburu
50
Telepon
51
Via
52
Sogokan
53
Cerita
54
A---apa ini?
55
Hai
56
Komitmen
57
Praduga
58
Anak kita?
59
Anak kita 2
60
Gisela
61
Pemeriksaan
62
Bertemu
63
Mini Madava
64
Syok
65
65
66
Mama janji
67
Ayu, kau mau kemana?
68
68
69
Madava vs Gierafa
70
70
71
Rencana Bu Shanum
72
Tumis pare
73
Ayu ...
74
Kesedihan Madava
75
Hasil pemeriksaan
76
Bertemu Ibu Rafa
77
Judulin sendiri! Hehehe
78
Muntah
79
Gisela vs Asrul
80
Penyesalan
81
Pergi
82
Ku menangiiiiisssss ...
83
83
84
Yeay
85
Couvade syndrom
86
Ancaman Gisela
87
Menemui ...
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
Calon partner masa depan
98
Baby, terima kasih ...
99
99
100
Anugerah
101
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!