Pelet

Brakkk ...

Madava menggebrak pintu dengan keras membuat dua orang yang sedang bercanda itu seketika menghentikan tawa mereka. Keduanya terkejut saat melihat sosok Madava yang sudah berdiri angkuh dengan rahang mengeras.

"Kau ... apa yang kau lakukan di rumahku?" seru Madava yang terkejut bukan main saat melihat Asrul-lah yang tengah bercanda dengan Rafi.

Rafi yang melihat wajah penuh emosi Madava seketika menelan ludah dan menundukkan kepalanya.

"Loe kenapa pulang marah-marah sih, Va? Tuh liat, Rafi jadi ketakutan 'kan?" kesal Asrul yang segera meraup tubuh mungil Rafi ke atas pangkuannya.

"Loe juga, ngapain ke rumah gue tanpa izin?" kesal Madava.

Ayu yang tadi sedang membuat minuman segara berlari mendekat saat mendengar suara keributan itu.

"Ada apa ini?" tanya Ayu bingung.

"Nggak papa. Dava aja nih, datang tiba-tiba, bikin kaget orang aja," ujar Asrul dibalas dengusan kesal oleh Madava.

Ayu mengangguk. Kemudian ia mengambil alih Rafi yang tampak ketakutan. Ayu menggendong Rafi masuk ke kamar mereka meninggalkan Madava dan Asrul yang duduk berdua.

"Ngapain loe datang tiba-tiba? Sudah kayak jelangkung aja loe," tukas Madava sinis.

"Bangsat! Loe tuh yang jelangkung. Pulang-pulang nggak ngucap salam," balas Asrul. Begitulah interaksi mereka. Terlihat seperti bertengkar, padahal memang sudah biasa begitu.

"Suka-suka gue. Rumah-rumah gue juga," ucap Madava jengkel. Ia pun mengambil gelas berisi sirup milik Asrul yang baru dihidangkan oleh Ayu tadi dan menenggaknya hingga tandas tak bersisa. Mata Asrul sampai membulat kesal.

"Woy, minum gue tuh!"

"Emang gue pikirin."

"Dasar; temen lucknut loe!"

"Loe belum jawab pertanyaan gue tadi, ngapain loe ke sini?" tanya Madava sinis.

"Bukannya beberapa hari yang lalu gue udah bilang kapan-kapan mau kemari," ucap Asrul mengingatkan Madava.

"Ya nggak tiba-tiba juga kali. Mana pas gue nggak ada."

"Gue juga nggak sengaja kok. Semalam gue tidur di rumah mama. Pagi ini mau balik ke apartemen. Pas balik, nggak tau kenapa mobil gue tiba-tiba udah terparkir di sini," ujar Asrul beralasan. Padahal ia memang sengaja datang ke sana. Asrul tahu, setiap hari libur Madava akan pergi jogging pagi-pagi sekali. Lalu menjelang siang, ia akan nge-gym di tempat fitnes langganan mereka.

"Loe kita gue percaya?"

"Nggak percaya ya udah. Nggak maksa juga kok."

"Cih. Menyebalkan."

"Ngaca woy! Kurang gede apa kaca di kamar loe. Yang menyebalkan itu loe sendiri, bukan gue."

Baru saja Madava ingin menimpali kata-kata Asrul, Ayu sudah keluar sambil menggendong Rafi.

"Mau kemana?" tanya Madava heran.

"Mau ke pasar dulu, Mas," jawab Ayu lembut.

"Kenapa Rafi nggak ditinggal aja? Kasian lho, panas-panasan entar," ujar Asrul.

"Nggak papa, Mas. Sudah biasa kok." Sebenarnya Ayu pun tidak tega, tapi mau bagaimana lagi. Mana mungkin ia meninggalkan Rafi di rumah itu berdua saja dengan Madava. Ia sebenarnya yakin saja Madava tidak mungkin menyakiti anak kecil seperti Rafi, hanya saja ia sadar kalau Madava tidak nyaman dengan keberadaan Rafi pun Rafi yang masih sering takut dengan Madava.

"Naik apa?"

"Naik ojek aja entar."

"Naik ojek?" serunya dengan mata membulat. "Aku antar aja, yuk!" Asrul sudah berdiri dan meraih kunci mobil yang ada di atas meja. Ia bersiap hendak mengantar Ayu ke pasar.

"Eh, ng-nggak usah, Mas. Makasih. Biar aku naik ojek aja," ujar Ayu yang tak enak menerima penawaran Asrul.

"Udah. Nggak papa. Sekalian juga aku mau pulang. Daripada naik ojek, 'kan kasihan sama Rafi."

"Nggak usah, Mas. Serius deh. Nggak usah repot-repot," tolak Ayu.

"Aku nggak repot kok. Rafi mau 'kan naik mobil Om?" Asrul melempar pertanyaan pada Rafi yang dijawab Rafi dengan anggukan pelan. Ia belum berani bersuara karena ada Madava di sana. "Tuh, Rafi aja mau. Loe, Va, nggak papa 'kan gue anterin Ayu ke pasar? Kasian tau nggak. Mana bawa anak kecil. Empet-empetan, panas-panasan pula." Asrul menoleh ke arah Madava yang memasang wajah cemberut.

Dia melirik Rafi yang sedang meliriknya juga. Ingin melarang, tapi apa yang akan Asrul katakan bila ia melarang. Apa alasannya.

'Ah, sudahlah! Biarin aja. Emangnya kenapa aku harus melarang.'

Madava lantas mengangguk membuat Asrul tersenyum lebar. Melihat Madava mengizinkannya begitu saja pergi dengan Asrul, sebenarnya membuat Ayu kesal. Padahal ia seorang suami, bagaimana bisa membiarkan istrinya pergi dengan laki-laki lain. Namun kekesalannya hanya bertahan sementara. Setelah mengingat kalau pernikahan ini tidak berarti apa-apa bagi Madava, Ayu pun berusaha cuek. Ia pun segera mengekori Rafi yang hendak mengantarnya ke pasar.

Keesokan harinya di kantor, setibanya di kantor, Asrul segera masuk ke ruangan Madava yang juga baru saja tiba.

"Va, gue mau nanya serius."

"Apa?" tanya Madava dengan alis berkerut.

"Loe ada perasaan mau mempertahankan pernikahan loe nggak?" Makin berkerutlah dahi Madava.

"Ngapain loe tanya gitu?"

Asrul berdeham. Kemudian ia duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Madava.

"Gini, jujur, gue tertarik sama Ayu. Secara ya, dia 'kan cuma istri pengganti. Kalau loe nggak ada keinginan untuk mempertahankan Ayu, gue minta loe segera lepaskan dia sebab ... "

"Otak loe kayaknya udah miring?" ketus Madava.

"What?"

"Ya, miring. Orang waras mana yang mau meminta istri orang lain pada suaminya? Loe pikir semudah itu? Noh, lawan mama gue kalau berani?" tantang Madava asal.

"Oh, jadi gue harus menemui Tante Shanum gitu? Oke. Gue nggak masalah. Nanti gue akan bilang langsung permintaan gue ini sama Tante Shanum. Bye ... " seru Asrul girang sambil keluar dari dalam ruang kerja Madava.

Madava sampai melongo melihat tingkah Asrul. Ia pikir saat ia mengatakan itu, Asrul pasti akan mundur. Tapi kenyataannya, ia justru semakin berani. Entah kenapa, Madava merasa kesal.

"Dasar brengsek! Apa sih istimewanya pembantu itu sampai Asrul pun kepincut sama dia? Apa jangan-jangan dia pakai pelet ya?" gumamnya mulai melantur.

...***...

...Happy reading 🥰 🥰 🥰 ...

Terpopuler

Comments

Syifa Azahrasiyah

Syifa Azahrasiyah

/Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/ayo Asrul semangat....maju terus pantang mundur,biarin aja jadi pebinor salah siapa punya istri di anggurin/Joyful//Joyful//Joyful/

2025-01-26

0

Dewa Rana

Dewa Rana

dasar madava suami bego

2024-12-30

0

ALNAZTRA ILMU

ALNAZTRA ILMU

suami jadian

2024-12-14

0

lihat semua
Episodes
1 Terpaksa menikah
2 Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3 Cucu
4 Pulang
5 Terbengong-bengong
6 Kepribadian ganda
7 Tawa
8 Pelet
9 Tamparan
10 Penipu ulung
11 Terluka
12 Kesurupan
13 Rajawali
14 Merinding
15 Satu Minggu lagi
16 Mobil remote control
17 Jangan ...
18 Sesuatu yang tak terduga
19 Ayu
20 Ayu 2
21 Ayu 3
22 Tak sadarkan diri
23 Sarapan
24 Syarat
25 Gugup
26 Syaratnya adalah
27 Tidur
28 Hasil
29 Ketahuan
30 Menyesal
31 Let's see
32 Perhatian kecil dan cerai
33 Gelisah
34 Gengsi
35 Pemandangan
36 Cium dulu, baru lepas
37 Resah gelisah
38 Rafa
39 Serangan
40 Perkelahian
41 Fakta
42 Apa ini karmaku?
43 Gierafa
44 44
45 Cantik
46 Unexpected moment
47 Ayu vs Tika
48 Takut
49 Cemburu
50 Telepon
51 Via
52 Sogokan
53 Cerita
54 A---apa ini?
55 Hai
56 Komitmen
57 Praduga
58 Anak kita?
59 Anak kita 2
60 Gisela
61 Pemeriksaan
62 Bertemu
63 Mini Madava
64 Syok
65 65
66 Mama janji
67 Ayu, kau mau kemana?
68 68
69 Madava vs Gierafa
70 70
71 Rencana Bu Shanum
72 Tumis pare
73 Ayu ...
74 Kesedihan Madava
75 Hasil pemeriksaan
76 Bertemu Ibu Rafa
77 Judulin sendiri! Hehehe
78 Muntah
79 Gisela vs Asrul
80 Penyesalan
81 Pergi
82 Ku menangiiiiisssss ...
83 83
84 Yeay
85 Couvade syndrom
86 Ancaman Gisela
87 Menemui ...
88 88
89 89
90 90
91 91
92 92
93 93
94 94
95 95
96 96
97 Calon partner masa depan
98 Baby, terima kasih ...
99 99
100 Anugerah
101 TAMAT
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Terpaksa menikah
2
Permintaan dan penawaran Bu Shanum
3
Cucu
4
Pulang
5
Terbengong-bengong
6
Kepribadian ganda
7
Tawa
8
Pelet
9
Tamparan
10
Penipu ulung
11
Terluka
12
Kesurupan
13
Rajawali
14
Merinding
15
Satu Minggu lagi
16
Mobil remote control
17
Jangan ...
18
Sesuatu yang tak terduga
19
Ayu
20
Ayu 2
21
Ayu 3
22
Tak sadarkan diri
23
Sarapan
24
Syarat
25
Gugup
26
Syaratnya adalah
27
Tidur
28
Hasil
29
Ketahuan
30
Menyesal
31
Let's see
32
Perhatian kecil dan cerai
33
Gelisah
34
Gengsi
35
Pemandangan
36
Cium dulu, baru lepas
37
Resah gelisah
38
Rafa
39
Serangan
40
Perkelahian
41
Fakta
42
Apa ini karmaku?
43
Gierafa
44
44
45
Cantik
46
Unexpected moment
47
Ayu vs Tika
48
Takut
49
Cemburu
50
Telepon
51
Via
52
Sogokan
53
Cerita
54
A---apa ini?
55
Hai
56
Komitmen
57
Praduga
58
Anak kita?
59
Anak kita 2
60
Gisela
61
Pemeriksaan
62
Bertemu
63
Mini Madava
64
Syok
65
65
66
Mama janji
67
Ayu, kau mau kemana?
68
68
69
Madava vs Gierafa
70
70
71
Rencana Bu Shanum
72
Tumis pare
73
Ayu ...
74
Kesedihan Madava
75
Hasil pemeriksaan
76
Bertemu Ibu Rafa
77
Judulin sendiri! Hehehe
78
Muntah
79
Gisela vs Asrul
80
Penyesalan
81
Pergi
82
Ku menangiiiiisssss ...
83
83
84
Yeay
85
Couvade syndrom
86
Ancaman Gisela
87
Menemui ...
88
88
89
89
90
90
91
91
92
92
93
93
94
94
95
95
96
96
97
Calon partner masa depan
98
Baby, terima kasih ...
99
99
100
Anugerah
101
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!