Awalnya sangat sulit saat berjuang sendiri menghadapi cobaan hidup, apalagi saat harus menerima cacian dan makian dari orang-orang yang suka nyinyir, sampai suatu hari dia yang sudah sangat lelah ingin mengaakhiri hidup, tapi saat ingat jika didalam rahimnya ada nyawa yang tidak berdosa.
Anyelir pun mencoba bertahan, mencoba menutup telinga, mencoba untuk tidak perduli dengan kata-kata orang, yang bisa menjatuhkan mentalnya, dan berhasil Anyelir bisa melewati itu semua.
Semua cobaan hidup yang dilewati Anyelir, membuatnya menjadi wanita yang sangat kuat, tangguh, tidak takut dengan pendapat orang, terserah dunia mau berkata apa, yang penting menurutnya dia tidak melanggar aturan agama dan Negara.
Tahun demi tahun Ainyelir lewati dengan ketenangan, tenang karena tidak ada satupun dari orang-orang yang dia temui mengenali dirinya.
Namun tanpa diketahui Anyelir ternyata kota tempat tinggalnya sekaran adalah kota asal Juna dan bisa saja suatu hari Juna kembali kekota asalnya, dan Ya benar, Juna kini sudah kembali ke kota asalnya.
Tujuannya kembali adalah untuk membeli rumah mewah yang dulu pernah di jual sang Bunda untuk biaya pengobatan sang ayah.
Rumah mewah? ya rumah mewah, karena dulu saat ayah Juna masih ada dan sehat, Juna sebenarnya adalah anak orang kaya, namun saat sang ayah sakit, semua harta yang mereka miliki, terpaksa dijual, untuk pengobatan sang ayah.
Namun sampai harta kekayaan itu hampir habis, sang ayah tidak juga sembuh, tapi malah pergi menghadap sang pencipta, dan karena dua alasan itulah, Juna menjadi seorang pemabuk saat menginjak dewasa, sampai kejadian di hotel itu membuatnya tersadar jika bermabuk-mabukan adalah awal dari segala kejahatan.
***
Kembali ke masa sekarang, dimana Juna sudah duduk termenung didalam mobilnya setelah tadi bertemu dengan Anyelir.
Sungguh Juna tidak menyangka jika sakitnya Bayu, membawa keberuntungan untuknya, karena bisa bertemu dengan Anyelir yang selama ini dia cari.
"Syukurlah kau masih hidup Anyelir," ucap Juna disela lamunannya, karena jika Ainyelir sudah tiada dia tidak akan bisa meminta maaf.
Meminta maaf, sungguh kata yang sangat mudah diucapkan, namun sepertinya akan sulit untuk dilakukan oleh Juna, karena tadi saja dia malah kabur, bukannya langsung meminta maaf.
Juna yang sudah ingat, jika dia harus meminta maaf pada Anyelir kini kembali turun, dari dalam mobil, dan dia langsung berjalan menuju kosan Anyelir.
Sesampainya didepan pintu kamar kos Anyelir, Juna malah mematung, tidak berani mengetuk pintu, karena takut, takut jika Anyelir akan pergi setelah tahu jika dia juga tinggal dikota yang sama, sungguh hal itu tidak diinginkan Juna karena jujur saja, rasa itu ternyara masih ada walau pun Anyelir kini sudah mempunyai anak.
Juna Menimbang-nimbang langkah mana yang harus dia ambil, apakah langsung mengetuk pintu, dan bersujud dikaki anyelir untuk meminta pengampunan, atau pulang untuk memikirkan cara agar bisa mencegah Ainur pergi, saat tahu mereka tinggal di kota yang sama.
Sungguh Juna bingung, dan disaat kebingungan itu semakin menjadi, sebuah getaran disaku celananya membuat lamunan Juna buyar.
Juna cepat-cepat mengeluarkan ponselnya dan dilihatnya sebuah nama tertera dilayar ponsel.
"Angga" ucap Juna membaca nama itu, dan sebelum diangkat Juna memilih untuk meninggalkan kosan Anyelir menuju mobilnya.
Sampai di mobil Juna baru mengangkat telepon Angga, dan terdengar dari sebrang telpon, Angga menanyakan apakah dia sudah mengantar Bayu atau belum? dan jawaban Juna tentu saja sudah.
Angga menelpon hanya untuk memastikan hal itu saja, tapi saat Angga akan menutup telponnya, Juna menahannya dengan berkata "Ga, wanita itu masih hidup dan aku baru saja melihat dia"
Kaget tidak menyangka dan juga ikut bersyukur itulah yang dirasakan Annga, karena dengan begitu Juna bisa meminta maaf dan menebus segala dosanya.
"Bagus kalau dia masih hidup, terus apa kamu sudah meminta maaf?"
"Belum" jawab Juna.
"Ya ampun Juna!!!! kenapa tidak langsung meminta maaf?" ucap Angga dengan suara keras, karena marah dengan Juna yang malah menunda untuk meminta maaf.
"Aku takut dia pergi saat melihatku" jawab juna lesu.
"Ya ampun, heh mau dia pergi, atau tidak terserah itu urusan dia, hak dia , karena yang terpenting kamu sudah meminta maaf padanya" jelas Angga
"Iya tapi aku merasa jika hanya minta maaf saja itu tidak bisa menembus semua dosaku padanya, dan lagi aku tidak ingin dia pergi, aku ingin dia didekatku walau tidak bisa kumiliki." ucap Juna.
"Ya ampun Juna, jangan jadi manusia egois, dengar sekarang kamu temui dia minta maaf padanya, bahkan jika perlu kamu bersujud dihadapannya" perintah Angga.
"Tapi" ucap Juna yang ingin menolak saran Angga, namun Angga langsung berkata "Jika tidak, jangan pernah temui aku lagi" dan tut tut tut sambungan telpon pun terputus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments