"Jika ya buktikan pada kami jika kau tidak menyimpang!!" ucap Angga masih dengan raut wajah seriusnya.
"Dengan cara apa?" bingung Juna yang tidak tahu harus membuktikan dengan cara apa agar dia tidak dicap sebagai penyuka sesama.
Mungkin jika orang lain yang meragukan kenormalannya Juna tidak perduli, akan tetapi jika sang sahabat, entahlah Juna harus meluruskannya karena bisa-bisa sang sahabat melakukan sesuatu yang gila padanya.
"Menikah" singkat padat dan jelas.
"Aku tidak bisa," tolak Juna
"Kenapa?"
"Tidak bisa saja"
"Itu artinya kamu memang tidak normal, terlebih selama kita berteman aku tidak pernah mendengarmu mengatakan jika kamu, tertarik pada seorang wanita" jelas Angga.
Hembusan nafas yang terdengar kuat keluar dari arah Juna, dan Angga berpikir jika sekarang juna benar-benar akan mengakui ketidak normalan dirinya, walau dalam hati kecilnya Angga berharap jika tebakannya salah.
"Aku tidak seperti yang kalian pikir, aku masih normal, hanya saja kesalahan yang pernah aku buat dulu, membuatku enggan untuk menikah, dan parahnya hati ini ikut membeku" ucap juna
Sang teman yang baru sekarang mendengar alasan yang lebih masuk akal perihal Juna yang tidak mau menikah langsung berkata "memang kesalahan apa yang kamu perbuat?"
Sumpah demi apapun Angga sang sahabat tidak bisa menebak kesalahan Juna dimasa lalu itu apa.
Dengan suara yang terdengar lemah lantaran rasa bersalah yang selama ini menghantuinya Juna berkata "Aku sudah melukai seorang wanita" dan sungguh juna tidak sanggup untuk berbicara lebih panjang, lantaran rasa menyesal itu langsung membuatnya ingin menangis bahkan matanya sekarang sudah berkaca-kaca.
"Jika belum siap bercerita lain kali saja, karena sekarang aku dan istriku yakin, jika kamu masih normal dan kami berpikir jika rasa sukamu pada Bayu hanya sekedar rasa suka seorang laki-laki dewasa yang sudah ingin memiliki anak."
Angga berucap seperti itu karena ini pertama kalinya dia melihat juna hampir meneteskan air mata, pertanda jika yang ingin dia ceritakan itu benar bukan akal-akalannya saja.
Juna yang berpikir mungkin sekarang waktu yang tepat baginya untuk bercerita kembali berkata, setelah bisa menekan rasa ingin menangisnya.
"Dulu, saat aku masih duduk dibangku SMA aku menyukai seorang wanita," ucap Juna terjeda karena sulit rasanya untuk bercerita tentang rahasia yang sudah lama dia simpan rapat tanpa seorang pun yang tahu.
"Apa? siapa?" kaget Angga yang tidak tahu jika dulu Juna pernah menaruh hati pada seorang wanita, padahal mereka berteman sejak masuk SMA.
"Bisa tidak jangan berteriak" ucap Juna kesal karena reaksi Angga yang menurutnya berlebihan.
"Maaf aku kaget, sungguh aku tidak tahu jika kamu pernah menyukai seseorang saat itu, jadi siapa dia dan apa yang telah kamu lakukan padanya?" tanya Angga namun Juna yang ingin bercerita lebih dulu berkata.
"Aku menyukainya, sangat, sangat menyukainya bahkan setelah satu tahun aku tidak melihatnya, perasaan itu masih ada dan saat bertemu lagi aku sulit mengendalikan perasaanku ini dan parahnya saat bertemu lagi dengannya waktu itu, aku sedang mabuk berat dan hasilnya aku melakukan itu padanya, sungguh Ga, aku tidak ada niatan untuk menghancurkan masa depannya" ucap Juna penuh rasa sesal dan kini dadanya terasa sesak lantaran ingatan itu terpaksa dia buka kembali.
Sementara Angga dan sang istri benar-benar syok saat mendengar setengah cerita Juna, karena sudah bisa menyimpulkan apa arti menyakiti yang dimaksud Juna tadi dan Angga yang ingin tahu dimana kejadian itu terjadi berkata "Dimana kau melakukan itu?"
"Di hotel, awalnya aku yang pemabuk ini ingin mengurung diri dikamar hotel bersama minuman laknat itu sampai puas, tapi saat minuman itu habis aku yang ingin membeli minuman laknat itu keluar kamar, dan sialnya saat aku membuka pintu, aku melihat dia yang kebetulan ada dihotel yang sama keluar, dari kamar yang ada dihadapan ku."
"Aku, aku, aku yang sudah tidak waras, langsung menariknya masuk kedalam kamar dan dikamar itu-" ucap Juna terhenti lagi lantaran sulit untuk bercerita lagi, namun karena merasa jika sudah waktunya rahasia yang dia pendam harus diketahui orang terdekat, Juna pun melanjutkan ceritanya dengan wajah menunduk juga suara serak has orang yang bersedih.
"Dikamar itu, aku melihat, dan mendengar dia meraung, meminta ampun pada ku, meminta agar aku melepaskannya, tapi aku yang sudah setengah sadar tidak memperdulikan hal itu, dan aku terus melakukan apa yang aku inginkan darinya, sampai teriakan dia membuatku murka dan tanpa pikir panjang aku memukul tengkuknya dan dia pun pingsan."
"Kalian tahu aku berharap jika setelah itu aku lupa ingatan, tapi sayang tidak karena aku masih ingat dengan jelas sampai sekarang bagai mana kejihnya diriku memanfaatkan keadaannya yang tengah pingsan itu untuk merengut kesuciannya"
"Cukup!!!" ucap Istri angga dan dia langsung pergi karena tidak sanggup menahan keinginannya yang ingin menampar Juna karena perlakuan bejatnya, sementara Angga yang melihat istrinya sudah pergi berkata "Lantas setelah kamu menguasai seluruh kesadaranmu, kamu berbuat apa?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments