Sepanjang jalan menuju kantor Anyelir hanya bisa menundukan kepalanya, karena malu, sungguh dia merasa malu, sudah berkata seperti tadi.
Sementara itu yang duduk disampingnya terus tersenyum dibalik maskernya, Sungguh dia merasa lucu, gemas, dan ingin tertawa terbahak saat melihat tingkah Anyelir.
Juna yang terus tersenyum tiba-tiba saja kehilangan senyumnya, disaat ingat jika banyak dosa yang dia perbuat pada Anyelir, bahkan jika harus mengabdi seumur hidup pada Anyelir pun, itu tidak akan bisa menembus segala kesalahannya.
"Maaf" sebuah kata yang berasal dari mulut Juna, dan diucapkan dengan setulus hati, keluar begitu saja dari mulutnya, dan hal itu membuat Anyelir langsung menoleh kearah Juna.
Ingin Anyelir bertanya Juna kenapa, kok tiba-tiba berkata Maaf, apa dia mempunyai masalah besar sampai-sampai kata maaf yang diucapkan Juna, terasa sangat dalam penuh penyesalan, dan pada akhirnya Anyelir yang merasa harus tahu kata maaf yang keluar dari mulut Juna itu, karena apa berkata "Maaf, kamu kenapa? maksudku kenapa kata maaf mu tersa begitu mendalam, sampai aku yang mendengarnya merasa jika kata maafmu dilakukan sepenuh jiwa, seolah kamu sedang meminta maaf dihadapan orang yang pernah kamu sakiti"
Biarlah jawaban Juna akan membuatnya malu lagi, atas so keponya kali ini, tapi sungguh rasa penasaran Anyelir melebihi apapun.
Juna yang ditanya terus menatap jalan tanpa mau melihat kearah Anyelir, karena rasanya sekarang dia ingin menangis, dan setelah merasa bisa menguasai diri, Juna pun melirik Anyelir dengan mata yang menyipit pertanda dia tersenyum, dan saat melihat wajah kepo Anyelir Juna reflek mengusap kepala Anyelir yang tertutup hijab dan sungguh hal itu membuat Anyelir langsung menjauhkan kepalanya untuk menghindar.
Juna yang sadar dia sudah kelewat batas langsung meminta maaf atas kelancangannya, dan kata maaf juna kali ini terasa berbeda dari kata maaf yang tadi, menurut Anyelir, dan Anyelir kini yakin jika Juna memiliki kesalahan besar pada seseorang, dan tadi saat mengingat kesalahannya, kata maaf itu tidak sengaja lolos dari mulutnya.
"Sudah Anyelir buang rasa penasaranmu," batin Anyelir dan kini dia bertekad untuk tidak bertanya apapun pada Juna tentang masalah pribadi Juna.
Sampai dikantor Juna dan Anyelir jadi pusat perhatian, tentu saja, karena untuk pertama kali Juna berangkat kekantornya dengan membawa seorang wanita, walau si wanita terlihat lebih tua, tapi dasar mata mereka jeli bisa membedakan mana yang memang terlahir cantik, jadilah salah satu dari mereka berkata setelah Juna dan Anyelir masuk kedalam kantor.
"walau sudah terlihat tua, tapi aura kecantikannya masih ada, jika wajah dan tubuhnya dirawat dengan baik, aku yakin kecantikannya akan mengalahkan kita semua" ucap salah seorang karyawan.
"Ya kau benar, dan aku penasaran ada hubungan apa wanita itu dengan bos kita?" tanya seorang lagi dan yang diajak bergosip berkata "Au, mana ku tahu, tanya saja sendiri" dan mereka mulai melangkah masuk kedalam gedung.
Juna yang sudah berada diruangan Hrd langsung menyerahkan Anyelir pada Hrd yang sudah datang lebih awal hari itu, karena permintaan Juna, tentu saja.
"Baik pak" ucap Hrd sambil membungkuk Hormat setelah Juna menyerahkan Anyelir.
Anyelir yang sudah ditinggal Juna langsung dipersilahkan duduk dan baru setelah itu Pihak Hrd menjelaskan tugas-tugas Anyelir dikantornya.
Anyelir yang mudah paham, langsung mengerti dan setelah Hrd tersebut berkata "Sudah mengerti maksud saya" Anyelir langsung mengangguk dan berkata Ya.
Anyelir ditugaskan tidak dilantai atas dimana ada ruangan Juna, karena sungguh jika itu dilakukan, Juna akan kerepotan karena harus memakai masker saat berkeliaran diluar ruangannya, dan sungguh itu tidak nyaman untuknya.
Anyelir yang diberi tahu jika tempatnya bekerja bukan dilantai teratas gedung, merasa lega karena pikiran tentang Juna yang menyukainya tidak terbukti.
Ya Anyelir sempat berpikir jika Juna menyukainya karena cara Juna menolongnya terasa tidak wajar, menurut Anyelir, pertama Juna yang meminta izin menjaga Bayu yang sakit, kedua memberinya pekerjaan, ketiga memberinya uang yang sangat banyak, keempat berjanji akan menjemputnya setiap hari jika akan bekerja.
Namun setelah diberitahu jika dia bekerja tidak dilantai teratas, Anyelir langsung percaya jika yang dikatakan sang anak tentang juna Benar, jika Juna benar-benar baik, tidak ada maunya seperti laki-laki lain yang pernah menolongnya dulu. Apalagi tadi Hrd berkata Jika dia dilarang naik kelantai atas yang isinya ruangan Juna, asisten, sekertaris dan ruang rapat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments