Hari di mana pesta telah tiba waktunya. Banyak kolega-kolega penting bahkan pejabat yang datang menghadiri pesta mewah di mansion utama Hana. Maklum saja partner mereka memang dari kalangan mana saja. Surat Kerjasama juga sudah di tanda tangani oleh ke dua belah pihak di hadapan para
saksi yang juga pengacara mereka masing-masing.
Berbagai jenis minuman beralk*hol sampai non al*ohol berjejer di atas meja dengan rapi, tidak hanya itu saja banyak pilihan makanan yang di suguhkan dari masakan Nusantara sampai masakan western semuanya lengkap. Lidah mereka semuanya sangat di manjakan dengan koki terkenal yang di
panggil secara kusus untuk menghidangkan makanan dari kelas atas.
Seorang penyanyi papan atas ‘pun tidak ketinggalan untuk meramaikan suasana dengan suara merdunya yang menggema di seluruh ruangan. Bukan Hana namanya jika semuanya tidak serba mahal dan mewah.
“Ide kalian ini sangat brilian sekali. Berani membangun moll terbesar di bandung,” ucap salah satu kolega Jeremy.
“ Kalau tidak ada keberanian bagaimana kita kan menjadi lebih sukses dan kaya. Berani ambil resiko dong,” sahut Tomas seraya menepuk pelan bahu orang itu.
Orang itu mengangguk-nganggukkan kepala sembari memegang segelas minuman beral*ohol.
“Bulan, sini,” panggil Jeremy seraya melambaikan tangan.
Gadis cantik itu ‘pun mendekati Jeremy sembari mendorong troli makanan. “Ada apa Tuan memanggil Saya?” tanya Bulan.
Tangan kanan majikannya memegang bahu Bulan sembari tersenyum tipis. “Aku ingin makam kue coklat buatanmu yang sangat manis,” ucap Jeremy lembut di depan teman-temannya.
Bulan ‘pun menyodorkan sepotong kue coklat lalu pergi meninggalkan Jeremy. Dari kejauhan mata Hana melirik dengan tajam sembari berbicara dengan para istri kolega-kolega yang tajir melintir.
“Aku ke sana dulu, ya. Suamiku memanggilku,” pamit Hana.
Hana meninggalkan sekelompok teman-teman sosialitanya dengan beralasan Jeremy memanggilnya, padahal suaminya tengah sibuk berbincang dengan arsitekturnya dan Tomas .
“Sayang sudah waktunya kita memperlihatkan desain gambarnya ke layar monitor, biar semua orang di sini melihat megahnya moll kita nantinya,” saran Hana seraya tersenyum tipis.
Tomas dan arsitekturnya menganggukkan kepala. “Saran Kamu bener juga Hana,” sambung Tomas. Dua orang yang pandai menyembunyikan perselingkuhan mereka, sampai belum tercium oleh Jeremy dan Clara.
“Biar Aku saja yang memutarnya,” ucap arsitektur itu lalu berjalan ke depan.
Salah satu pembawa acara menyodorkan mikrofon pada arsitektur itu kemudian berucap. “Para hadirin semuanya, tiba saatnya untuk saya selaku arsitektur yang di tunjuk olek Tuan Jeremy dan Tomas untuk memperlihatkan desain gambar moll yang akan di bangun pada pusat kota Bandung dengan megah.”
Arsitektur itu mulai menayangkan desainnya dan juga menjelaskan dengan detail bagian-bagian di dalam moll tersebut sampai posisi parkiran bahkan toiletnya. Semua daftar undangan terpana melihatnya sembari bertepuk tangan mereka menggelengkan kepala mengagumi perencanaan ini. Selain sangat menguntungkan dengan laba yang sangat besar, mereka juga membuka lapangan pekerjaan yang akan di buka saat moll tersebut sudah berdiri.
Setelah selesai menjelaskan semua dengan rinci arsitektur itu turun ke bawah dengan membiarkan layar monitor yang sangat besar di biarkan masih menyala, dia melanjutkan bicara dan menikmati semua hidangan yang di suguhkan.
Bulan menyeringai sinis sembari berjalan mendorong troli makanan hingga ke samping podium. Gadis cantik itu sangat berhati-hati jangan sampai orang melihatnya saat memasukkan kabel ke dalam ponsel miliknya lalu menutupinya dengan sehelai taplak meja.
Sepersekian detik semuanya hanyut dalam tawa dan suasana. Hingga akhirnya salah satu dari tamu undangan mulutnya ternganga seraya menatap tanpa kedip. Jari telunjuknya menunjuk kea rah layar.
“Itu bukanya Hana dan Tomas,” ucap salah satu teman mereka.
Pertunjukkan yang membuat semua orang berbalik badan menyaksikan kebrutalan Tomas dan Hana saat itu di dalam kamar. Video di mana kejadian itu di rekam secara diam-diam. Gadis cantik itu masik berpura-pura tidak tahu sembari membagikan segelas minuman pada para tamu undangan.
Hingga akhirnya Hana menatap tajam sembari menutup mulutnya. “Matikan cepat matikan!” teriak Hana sembari menunjuk ke arah layar. “Bulan cepat Kamu matikan,” titah Hana sembari menekan nada bicaranya.
Bulan dengan cepat meninggalkan trolinya lalu berlari ke podium. Bandannya dengan membelakangi Hana agar tidak terlihat saat dirinya mengambil ponselnya lalu memasukkan ke dalam saku seragam pembantu.
PLAK
Telapak tangan Jeremy mendarat di pipi Hana. Sebuah tamparan yang keras di layangkannya seraya menghela nafas kasar. Pria itu memelototkan matanya seraya memegang lengan Hana dengan kasar.
“Jeremy, Aku bisa menjelaskannya,” ucap Hana sembari netranya terbelalak.
“Apa lagi yang mau Kamu jelaskan?!”
PLAK
Clara juga menampar suaminya seraya matanya berkaca-kaca.
“Kalian bermain gila di belakangku,” gumam Clara seraya menekan nada bicaranya.
Semua mata yang berada di sana tertuju pada sepasang suami istri yang sedang bertengkar hebat. Tidak di sangka-sangka Jeremy dan Hana yang
terkenal dengan ke harmonisan merajut biduk rumah tangga ternyata di sesuai dengan yang mereka bayangkan. Istrinya berselingkuh dengan partner kerja suaminya sendiri.
Gelar sebagai istri baik dan sempurna dalam sekejap sirna di penilaian orang. Karena suasana sudah merasa canggung, para tamu undangan ‘pun pulang dengan sendirinya.
Melihat majikan perempuannya di tampar dan di seret paksa oleh Jeremy naik ke kamar. Bulan tersenyum Bahagia seraya di dalam hatinya bertepung tangan dengan meriah merayakan hari yang sangat di nanti-nantikan yaitu membuat Hana merasakan penderitaan.
“Jeremy lepaskan Aku. Akan Aku jelaskan,” pinta Hana seraya terseok-seok naik tangga.
“Diam! Kamu sudah membuatku malu.”
Nyonya besar Hana, bagaimanakah rasanya di permalukan. Tapi, ini belum seberapa, nanti Kamu akan mendapat kejutan yang lebih menegangkan lagi, batin Bulan seraya menyeringai sinis menatap majikan perempuannya di tarik paksa Jeremy.
“Bulan, Aku tidak menyangka Nyonya bisa melakukan hal seperti itu,” ucap salah satu pembantu yang lain.
“Entahlah, bukan urusan kita. Sebaiknya kita segera
membereskan semua isi ruangan ini biar gak tambah kena masalah,” balas Bulan sembari menumpuk piring-piring kotor kemudian meletakkannya di atas troli makanan.
Gadis cantik itu mendorong troli seraya melempar senyum di ikuti dengan pembantu yang lainnya dari belakang. Pesta bubar sebelum waktunya akibat tontonan yang membuat Hana malu setengah mati.
Bersambung 🫶✍️
Terima kasih sudah memberi Vote 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments
Bamboe
keren2 ka
2024-05-07
0