Bab 15. Delapan belas tahun lalu

Bulan gadis cantik bertubuh seksi bak model internasional tidak punya rasa jijik ataupun malu melakukan pekerjaannya sebagai pembantu multifungsi. Ya, multifungsi yang sempurna tidak hanya pintar memasak dan membersihkan rumah, gadis cantik itu juga sangat pandai bersilat lidah, berbohong bahkan memanipulasi keadaan agar majikan laki-lakinya menuruti semua perintahnya.

Dia membuat Jeremy jatuh cinta padanya bahkan membuatnya sangat cinta sampai mendalam. Setelah gadis cantik itu selesai merapikan gudang, dia pergi keluar sembari mengibas-ngibaskan debu yang menempel pada roknya.

Baru beberapa langkah melangkahkan kaki terdengar benda jatuh seperti benda yang terbuat dari besi keluar dari tumpukan barang-barang bekas. Seketika dirinya membalikkan badannya lalu mencari arah suara itu berada. Sambil merundukkan bahu atensinya tertuju pada benda berwarna kuning keemasan berbentuk panjang sekitar lima belas sentimeter.

Sepersekian detik Bulan menatap benda itu. Sebuah benda yang tidak asing baginya dengan mata seketika berkaca-kaca gadis cantik itu mengambil dan menatapnya penuh kerinduan di telapak tangan. Bulan menarik nafas dalam-dalam menahan rasa sakit melihat sebuah nama yang terukir dengan huruf latin yang sangat kecil sembari mengingat masa lalu sebelum dirinya menjadi seperti ini, di mana Bulan masih menjadi tuan putri kesayangan Papanya.

Ya, bolpoin berwarna keemasaan adalah milik Papanya yang di pergunakan untuk bekerja di mana sisi bagian sampinya terukir nama Paul Alexander. Tidak ada yang tahu jika bolpoin itu di buat secara khusus untuk Papanya dengan beberapa kelebihan. Jangankan kelebihannya, namanya saja jika mata tidak jeli melihat, tidak ada yang mengetahui kalau ada sebuah nama yang terukir dengan sangat indah, di mana setiap hurufnya mempunyai ciri khas masing-masing dengan sebuah kode sebagai sandi.

"Papa, aku menemukan bolpoin kesayangan Papa," ucap Bulan pelan lalu memasukkannya ke dalam saku bajunya.

Meskipun hanya sebuah bolpoin, tetapi bagi Bulan benda itu sangat berharga terlebih lagi ada kemungkinan itu adalah benda terakhir milik Papanya yang bisa di miliki. tanpa pikir panjang dengan derai air mata yang membasahi seluruh wajahnya Bulan membongkar kembali seluruh isi gudang itu dan memeriksanya satu persatu.

Dengan bersusah payah dan penuh harap, Bulan bisa mendapatkan bukti untuk menjerat Hana. "Kenapa tidak ada lagi barang-barang Papa dan Mama. Leptop atau apalah," gumam Bulan seraya melempar asal barang bekas di tangannya.

Akan tetapi ternyata tidak semudah itu menghancurkan majikan perempuannya yang seperti malaikat berhati iblis. Gadis cantik itu tidak menemukan apa-apa lagi selain bolpoin keemasan. Setelah lelah dengan pencariannya Bulan menutup gudang itu, tetapi tidak menggemboknya lagi agar lebih mudah jika suatu saat dirinya membutuhkan ruangan itu untuk merencanakan sesuatu.

Bulan mengusap air mata yang membasahi pipinya. Dia berjalan dengan tegak di bawah terik matahari yang terasa panas di atas kepala dengan langkah cepat. Tetapi, tiba-tiba dia menghentikan langkahnya lalu mendongak ke atas tepat di bawah balkon yang sangat mewah milik majikan perempuanya, dengan tatapan tajam, mengepal kedua tangannya kuat-kuat di samping serta menarik nafas berat mengingat kembali di mana dirinya sewaktu kecil tepat di bawah kakinya berpijak saat ini.

Delapan belas tahun lalu di saat Bulan masih berusia enam tahun.

Bulan kala itu sedang bermain dengan adik perempuannya yang masih berusia tiga tahun di taman rumah yang sangat luas. Mereka semua menjalani aktifitas seperti biasanya. Akan tetapi, entah kenapa siang itu Papanya Bulan pulang lebih awal dari perusahannya dan setelah sampai ke mansion utama. Paul Alexander memeluk dan mencium kening Bulan dan adiknya secara bergantian lalu masuk ke dalam rumah.

Papanya bertanya pada salah satu pembantu di rumah menanyakan keberadaan istrinya yang bernama Jessica Elvara. Akan tetapi pembantu itu hanya menjawab sepatah kata Nyonya Jessica ada di kamar bersama seorang laki-laki.

Spontan berita itu membuat Paul naik darah dan gelap mata. Dia langsung berlari naik tangga menuju kamar utama dengan terbakar emosi.

BRUK..

Tepat di depan mata Bulan. Papanya terjatuh dari lantai tiga tepat dari balkon kamar utama yang di tempati Mama dan Papanya saat itu, hingga cipratan darahnya terkena pada baju dan tangannya Bulan. Gadis kecil itu langsung menatap Papanya yang sudah tergeletak tak bernyawa dengan tatapan kosong lalu melihat ke atas terlihat ada wanita berambut panjang yang sedang berdiri di balkon sedang tersenyum lebar sembari melihat ke bawah.

Beberapa detik Bulan tidak menangis, sampai akhirnya dirinya tersadar dari syoknya setelah semua pembantu datang berkerumun barulah Bulan menangis histeris sementara adiknya yang masih tidak tau apa-apa hanya diam memainkan boneka barbie kesayangannya.

Tidak memakan waktu lama polisi dan ambulan datang memerika tempat kejadian dan menyatakan bahwa Papanya di nyatakan meninggal akibat bunuh diri. Tetapi, tidak dengan seperti yang Bulan lihat. Wajah wanita itu terbayang-bayang terus di ingatannya, senyum kemenangan dan lambaian tangan sebagai tanda perpisahan. Wanita berambut panjang yang sama persis di miliki oleh Mamanya.

Sekarang.

"Akan aku jadikan diriku setara denganmu," batin Bulan seraya membayangkan wajah wanita di masa lalunya.

Entah sejak kapan Hana mengamati Bulan yang berdiri di taman dan mendongak ke atas dari balik jendela ruang tamu. Dengan senyum sinis Hana menatap Bulan seraya berfikir di dalam hati Gadis yang menarik.

🤣 Ayo klik Vote kakak2 cantik 😊

Bersambung ✍️

Terpopuler

Comments

Bamboe

Bamboe

episode 17 dong ka ,cepettt

2024-05-18

0

kaylla salsabella

kaylla salsabella

lanjut thor

2024-05-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!