Bab 16. BPL

Wanita itu menatap sembari tersenyum tipis melihat pembantunya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Ingin naik derajat secara instan ini perempuan, tidak semudah itu. Kamu bisa menggoda Jeremy, tapi Kamu tidak tahu bahwa dia hanya si miskin, batin Hana. "Bulan, kesinilah." panggil Hana.

Wanita itu memang belum mengetahui siapa jati diri Bulan yang sebenarnya. Di dalam pikirannya gadis cantik itu hanyalah seorang gadis nakal yang akan menjadi pelakor di dalam rumah tangganya agar naik tahta secara instan.

"Iya Nyonya."

"Ambillah kain dan air pembersih kaca," ucap Hana memerintah Bulan seraya duduk di ruang tamu.

Bulan menganggukkan kepalanya, lalu bergegas ke belakang. "Kamu lagi buat apa?" tanya Bulan pada salah satu pembantu yang berada di dapur.

"Nyonya hari ini ingin masak sendiri. Dia ingin makan sup asparagus jadi aku yang menyiapkan semua bahan-bahannya," jawab temannya sembari memotong sayur asparagus dan bahan yang lain.

Matanya mengamati semua persediaan yang ada di atas meja sembari tersenyum tipis. "Oh ya, aku sampai lupa perintahnya Nyonya," ucap Bulan sembari menepuk jidatnya pelan. "Aku mau ambil tuh yang ada di pojokan," tambah Bulan seraya menunjuk.

Temannya menggelengkan kepala sembari menatap Bulan. "Apa lagi Bulan jangan sampai ada yang kelupaan, bisa-bisa Nyonya marah besar."

"Ini saja kok. Eh, memangnya Nyonya bisa masak sendiri bukannya apa-apa itu yang ngerjain pembantunya?" tanya Bulan sembari berdiri di samping temannya.

"Nyonya bisa masak sedikit-sedikit, tapi ya itu dia hanya cemplung-cemplung saja. Nah, kamu lihat sendiri 'kan tetap kita yang menyiapkan," jawabnya.

"Haha ... haha, itu sama saja bohong namanya," sahut Bulan seraya tertawa pelan.

"Bulan tolong ambilkan jagung yang sudah aku cuci di sebelah kompor itu," ucap temannya seraya menoleh ke belakang.

"Baiklah," sahutnya.

Gadis cantik tersebut membalikkan badannya sembari melihat sekeliling dapurnya. Dari belakang temannya, Bulan melihat temanya yang masih sibuk, lalu mengulurkan tangan melonggarkan regulator gas dengan tersenyum sinis.

"Bulan mana?'

"Oh iya ini. Aku ke depan dulu ya," jawab Bulan lalu kembali menemui majikan perempuannya. "Nyonya ini kainnya dan semprotan kacanya," ucap Bulan sembari menyodorkannya pada Hana.

Hana menepis tangan gadis cantik itu hingga membuat kain dan semprotannya terjatuh ke lantai. "Kamu pikir aku yang akan membersihkan kaca! Kamu pembantu jelas kamu yang harus membersihkan itulah gunanya kamu dibayar!" bentak Hana. "Cepat pungut dan bersihkan!" tambahnya seraya menekan nada bicaranya.

Bulan merundukkan badannya seraya menarik nafas berat seraya menahan emosi agar tangannya tak menampar wajah majikannya yang mulus bak pualam. "Baik Nyonya," balasnya. Gadis cantik itu melangkahkan kaki dengan berat seraya menggenggam kain itu kuat-kuat, ingin rasanya dirinya melemparnya ke wajah Hana sampai membuat wajahnya kotor bak tong sampah.

"Tunggu."

Bulan membalikkan badannya seraya menundukkan pandangan. "Ada apa Nyonya?" tanya datar.

Hana berjalan mendekati Bulan melihatnya dengan tatapan sinis. "Aku tidak menyuruhmu membersihkan kaca, tetapi lihatlah semua tanama hidup di seluruh ruangan ini. Bersihkan setiap daunnya sampai bersih, ingat per daunnya, jika sampai ada daun yang rusak atau jatuh maka aku tidak akan segan-segan untuk memberimu hukuman," gertak Hana memelototkan matanya yang seperti akan loncat dari tempatnya.

Bukan Hana namanya yang tidak melakukan hal gila atau membalas semua orang yang sudah menyinggung ataupun menyakiti hatinya.

"Baik Nyonya."

"Satu lagi aku peringatkan. Jangan mencoba untuk mendekati Jeremy agar bisa sederajat denganku, kamu seharusnya berkaca di depan kaca yang sangat besar agar sadar siapa dirimu yang hanya orang rendahan," hina Hana seraya tersenyum miring.

Bulan mendongak ke atas menatap wajah Hana dengan berani dan datar. "Nyonya tenang saja. Tuan Jeremy tidak akan saya ambil dari tangan anda, karena saya tidak pernah tertarik dengan laki-laki seperti suami Nyonya," jawabnya dengan santai.

"Baguslah, lagipula kamu juga bukan seleranya," sahut Hana.  Setelah memperingatkan pembantunya. Hana berjalan seraya melenggangkan tubuhnya dengan sombong.

Sayangnya, aku sangat berselera membuatmu terpuruk. Apakah kamu lupa dengan wajahku yang sudah dewasa ini Nyonya yang dulu makan pernah kamu suapin, batin Bulan.

"Apakah semuanya sudah siap?" tanya Hana pada salah satu pembantu itu yang di beri tugas untuk menyiapkan semua perintahnya.

"Sudah Nyonya."

"Oke," ucap Hana sembari memakai celemek. "Seperti bau gas, apa gasnya habis?" tanyanya.

pembantu itu pun melihat tanda pada jarum pada gas. "Gasnya belum habis Nyonya," sahutnya.

"Baiklah nyalakan apinya," titah Hana.

Pembantu itu pun meletakkan panci berisi air lalu memutar burner dan seketika api langsung membesar. Hana yang berada di dalam dapur langsung berteriak histeris sembari berlari.

"Tolong, tolong," teriak Hana.

Bersambung 😀

Terpopuler

Comments

kaylla salsabella

kaylla salsabella

wah semoga jangan sampai teman nya bulan jadi korban

2024-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!