Henry dan Aurora pada akhirnya menuju ke sebuah desa di mana tempat Hill tinggal, dari kejauhan nampak Hill yang telah melambaikan tangan dengan semangatnya. Aurora dan Henry turun dari kereta kuda dan menyapa Hill kemudian.
"Akhirnya kalian datang juga, aku sudah membuat kerangka dan jarum yang kamu butuhkan. Serta dua anak panah di tambah dengan racun sesuai yang ada pada kertas." Aurora tersenyum dan melihat ke arah senjata yang masih belum di rangkai itu.
"Bukankah kamu berniat merangkainya, kenapa tidak kamu rangkai saja bila kamu mampu?" Tanya Henry meledek, Hill kesal dan mengangkat bahunya.
"Sepertinya, hanya orang yang mengetahui strukturnya yang tau bagaimana cara membuatnya." Ucap Hill, Aurora secara diam-diam merangkai satu buah senjata hingga tersenyum puas.
"Kamu mau mencobanya Henry?" Tawar Aurora dari belakang, sontak saja Hill tertegun melihat hasil karyanya yang sudah di rangkai. Bahkan dia sendiri tak sadar sejak kapan Aurora merangkai senjata tersebut.
"Wah, nampaknya sangat bagus." Ujar Henry, Aurora mengangguk dan keluar dari dalam rumah Hill.
"Apa di sini ada hutan yang cukup aman dari warga?" Tanya Aurora, karena senjata di tangannya terlalu mematikan hingga di takutkan akan melukai seseorang.
"Di sana, itu adalah hutan yang cukup aman. Meski jarang ada penduduk ke sana, namun di sana di penuhi banyak binatang buas." Ucap Hilder menunjuk ke arah sebuah hutan yang lebat.
"Kamu juga mau melihatnya Hill?" Tawar Aurora, tentu saja Hill merasa sangat penasaran dan akhirnya mengikuti Aurora dan Henry menuju hutan tersebut.
"Apa kamu lelah?" Tanya Henry saat mereka sampai di tepi hutan, Aurora menggelengkan kepalanya.
"Kemarilah agar lebih cepat," Pinta Henry merentangkan tangannya. Mendapatkan sebuah tumpangan gratis, siapa yang bisa menolak hal menggiurkan itu.
"Mohon bantuannya Henry," Aurora di angkat oleh Henry dan merekapun akhirnya melompat dari pohon ke pohon menuju daerah kedalam hutan tersebut.
"Ini sudah cukup aman sepertinya, ayo coba!" Pinta Henry, Aurora tersenyum dia melihat adanya sebuah binatang bertanduk emas dengan corak aneh di tubuhnya.
"Binatang apa itu?" Tanya Aurora, dia memang tidak pernah tahu mengenai binatang di dunia tersebut.
"Itu adalah rusa emas, tanduknya sering kali di buru karena harganya yang mahal. Namun menangkapnya juga sangat sulit, karena dia nampaknya berusia lebih dari 200 tahun." Ungkap Henry, Aurora tersenyum dan meneliti bintang tersebut.
"Apa kelebihannya?" Tanya Aurora.
"Dia memiliki kecepatan super tinggi, memiliki arai di sekitar tubuhnya yang tidak dapat kita lihat." Aurora tersenyum merasa semakin penasaran.
"Bila aku menjadi sasaran bintang itu, apa kamu bisa mengalahkannya Henry?" Henry tersenyum dan mengangguk.
"Aku akan bakar dagingnya bila dia berani melukai kamu walau itu sedikit." Aurora terkekeh mendengar jawaban Henry.
Aurora mulai memasang kuda-kuda untuk menembak, dia juga berfokus pada sebuah lensa yang ada di hadapannya. Aurora mengklik satu tembakan hingga satu buah panah melesat dengan kecepatan tinggi.
Prak!
Terdengar suara retakan dan tak lama kemudian suara hancur dan berubah menjadi suara ringisan binatang buas. Henry tertegun melihat hal tersebut begitupun dengan Hilder.
"I-ini?" Henry menatap Aurora yang saat ini tengah tersenyum bangga, alatnya bekerja dengan sangat baik rupanya.
"Saat menembak binatang itu, pastikan mengenai jantungnya, dan karena di balik panah ini ada sedikit rahasia yang mungkin kamu akan terkejut saat mengetahuinya." Aurora turun dan melihat panahnya yang tembus dari binatang tersbut.
"Lihatlah!" Aurora memperlihatkan bila di ujung panah itu kini terlihat seperti mawar yang sedang mekar dan berlumuran darah.
"Kenapa seperti ini?" Tanya Hilder, dia sendiri yang membuatnya tak tau bila panah rumit yang di inginkan oleh Aurora itu ternyata sangatlah mematikan.
"Panah dari atas ini berfungsi untuk membunuh, saat ujung panah ini menyentuh sesuatu dengan kecepatan tertentu maka akan memicu terjadinya pemekaran saat sekian mili detik kemudian, dan akan langsung mekar dan menembus daging sasarannya." Henry bergidik menteri mendengar penjelasan itu.
"Bukan hanya itu, untuk panah ke dua di gunakan untuk melumpuhkan." Aurora menembak sebuah pohon berukuran sangat besar hingga tembus dan sampai beberapa pohon yang di lewatinya juga nampak berlubang.
"Untuk yang kedua ini berfungsi untuk melumpuhkan, bila tepat sasaran memang bisa juga sampai membunuh tapi fungsinya kurang tepat bila di gunakan untuk membunuh. Sedangkan 10 jarum ini berfungsi untuk menyerang komplotan, bila ada serangan mendadak dari sekelompok orang maka jarum ini sangatlah berguna. Jarum ini dapat melumpuhkan beberapa orang secara sekaligus." Henry tertegun mendengarnya, senjata yang sangat mematikan pikirnya.
"Lalu rusa ini bagaiamana?" Tanya Aurora melihat seekor rusa yang sudah tidak berdaya lagi.
"Kamu menginginkannya?" Tanya Henry, Aurora menganggukkan kepalanya. Dia ingin tahu seperti apa rasa daging rusa yang dia buru sendiri.
"Hill, kamu bisa membawanya bukan?" Tanya Henry, Hilder terkekeh dan mengangguk.
Mereka akhirnya kembali menuju ke kediaman Hilder, Hilder sangat ingin tahu cara merangkai senjata tersebut, namun saat berusaha membuka mekanisme senjata yang telah jadi, senjata itu justru hancur berkeping-keping dan kembali seperti semula.
"Kenapa seperti ini?" Hilder merasa frustasi, senjata yang mematikan sekaligus sangat menjanjikan itu tak dapat di buat oleh tangannya sendiri, sedangkan Aurora hanya terkekeh melihat tingkah Hilder.
"Sudahlah sebaiknya kita bakar rusa ini saja, sudah sore juga." Ucap Henry menepuk pundak Hilder yang masih belum menyerah juga.
"Ayo bakar rusa!" Teriak Aurora, Henry juga sudah mengambil tanduk dan beberapa bagaian berharga dari rusa tersebut sedangkan dagingnya mereka bakar bersama.
Sisa dari daging rusa itu juga di asap oleh Hilder agar dia tak perlu lagi belanja untuk beberapa hari ke depan, Aurora juga merasakan bertapa nikmatnya daging rusa tersebut.
"Henry, apakah daging rusa itu senikmat ini? Ataukah karena kamu terlalu pandai memasak?" Tanya Aurora memuji kemampuan Henry.
"Mungkin keduanya benar, kemampuan ku juga tidak akan berguna bila dagingnya tidak enak di bakar." Aurora tersenyum dan menikmati daging bakar itu, Hilder juga merasakan adanya romansa antara Henry dan Aurora saat mereka melakukan percakapan.
"Henry, bagaimana bila aku mengabdi saja pada calon istri mu ya?" Tanya Hilder saat dia sudah kembali meneguk arak setelah makan sampai kenyang.
"Tidak mau, aku tidak mau menerima pengabdi." Pungkas Aurora cepat, Henry tersenyum dan mengusap kepala Aurora.
"Mau bantu aku merangkai senjata hem?" Tawar Aurora pada Henry, Henry tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Henry mengikuti gerakan Aurora saat akan merangkai senjata tersebut, waktu juga sudah sangat larut dan mungkin kediaman Barrel sudah sangat kacau sekarang. Namun Henry dengan cepat juga bisa merangkai sebuah senjata, namun tidak dengan Hilder. Meski dia juga mengikuti Aurora namun dia tetap saja gagal.
"Besok aku akan datang menemui mu dengan identitas ku, apa kamu menantikannya?" Bisik Henry setelah mereka selesai merangkai senjata tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
HNF G
hahahaha.... bisa terkejoet entar si aurora
2024-10-30
0