Bab 12

Henry terdiam sejenak, dia penasaran atas apa yang ingin di sampaikan oleh Aurora. Namun Henry juga melihat adanya beberapa orang yang saat ini tengah mengawasi mereka, Henry tersenyum dan memakaikan kaos kaki dan sendal pada Aurora.

"Bagaimana bila beli sepatu dulu?" Ucap Henry, Aurora sadar beberapa orang tengah mengawasi mereka kala itu.

"Sepertinya bagus, kaki ku agak sakit. Bisakah aku meminta bantuan dari mu untuk dapat berjalan." Aurora mengulurkan tangannya dan di sambut baik oleh Henry, mereka pada akhirnya saling berpegangan tangan dan berjalan menuju ke sebuah gang besar di kota tersebut.

Berbagai jenis toko sepatu nampak berjajar di sana, berbeda dengan pakaian. Sepatu di sana nampak jauh lebih beragam, bahkan ada beberapa sepatu yang langsung bisa menarik minat Aurora untuk membelinya.

Aurora membeli beberapa pasang sepatu yang akan di rasa nyaman saat melakukan pelatihan, dia juga membeli sarung tangan agar dapat melindungi tangan indahnya saat latihan nanti.

Keduanya berjalan-jalan dan makan siang bersama, menikmati hari-hari itu dengan suka cita. Selain itu, mereka juga berusha menghindari tatapan dari beberapa orang yang mengawasi mereka.

Henry pada akhirnya merasa muak di awasi, saat sampai di sebuah gang sepi. Henry menarik Aurora ke sudut daerah yang sepi.

"Kenapa ke sini?" Bisik Aurora melihat sekeliling yang benar-benar sunyi.

"Aku tidak suka di ikuti." Bisik Henry, Aurora terkekeh mendengar pengakuan Henry.

Tubuh Aurora tiba-tiba di angkat oleh Henry. Henry berlari hingga akhirnya dapat lompat dengan tinggi dan melewati tembok. Aurora terpesona dengan keterampilan tersebut, dan akhirnya Aurora dan Henry berhasil melarikan diri dari pengawasan.

"Sekarang ayo ikut aku terlebih dahulu!" Henry masih mengangkat tubuh Aurora saat mereka meninggalkan kota tersebut dan sampai di tepi hutan.

Di atas bukit yang dapat melihat dua pemandangan sekaligus, di depan mereka ada ibu kota, dan di belakang mereka adalah hutan dengan banyak binatang buas di dalamnya.

"Wah indah sekali, lihatlah bunga sakura ini!" Aurora turun dari pangkuan Henry, dia berlari menuju ke arah pohon sakura yang nampak indah berbunga.

"Ada ayunan juga, cantiknya." Puji Aurora saat mendapati sebuah Ayunan besar dengan banyak hiasan bunga.

"Terima kasih, tadi malam aku membuatnya untuk mu." Ucap Henry, Aurora merasa terkesima seketika.

"Untuk ku?" Aurora merasakan kedua pipinya yang memerah, dadanya berdegup dengan sangat kencang saat ini.

"Iya, aku membuat ini untuk mu. Entah kamu menyukainya atau tidak, tapi aku berharap kamu bisa menyukainya." Henry menggaruk tengkuknya merasa gugup.

"Aku suka Henry, terima kasih." Aurora memeluk Henry saat itu, sontak saja kedua pipi Henry langsung memerah dan detak jantungnya juga berdetak jauh lebih kencang.

"Syukurlah bila kamu menyukainya, ayo coba!" Henry meminta Aurora untuk duduk dan mulai mengayunkannya.

"Aurora, apa kamu menyukainya?" Teriak Henry, Aurora tersenyum.

"Aku sangat menyukainya Henry!" Teriak Aurora, dalam hidup Aurora, dia tak pernah menyangka bila dapat menikmati hidup seperti itu.

Merasakan aroma kebebasan yang sangat nihil dia impikan dari kehidupan sebelumnya, dia juga merasakan perhatian dari manusia lain dengan perlakuan yang tulus. Henry adalah orang pertama yang dia kenal di dunia tersebut. Dia merasa bahagia bisa bertemu dengan Henry dan bisa mendapatkan perhatian dari pria itu.

Setelah puas bermain ayunan, Aurora memutuskan untuk merebahkan dirinya dia atas rerumputan. Pakaiannya tak kotor karena rumput tersbut nampak seperti rumput di lapang sepak bola, sangat tebal dan nyaman.

"Henry?" Aurora memejamkan matanya saat Henry juga ikut merebahkan dirinya di samping Aurora.

"Ya?" Ucap Henry membalikkan tubuhnya hingga Henry kini dapat melihat bertapa cantiknya Aurora.

"Beberapa waktu lagi, bila mana Raja meninggal maka akan terjadi perang internal di kerajaan. Aku tidak tahu kamu berasal dari bangsawan atau orang biasa, tapi sebaiknya kamu ikut bersama ku saja. Aku takut tidak bisa melindungi mu bila kita berjauhan." Henry terdiam sejenak, apa yang di katakan Aurora memang terkesan tanpa berdasar pada fakta.

Saat ini kondisi Raja sangat sehat, namun Aurora yang pernah membaca versi novel tentulah jauh lebih tahu, bila kurang dari satu tahun lagi sang Raja akan meninggal, acara ulang tahun yang akan di adakan sang Raja sekitar dua minggu lagi adalah acara ulang tahun terakhir sang Raja.

"Kenapa aku harus di lindungi oleh mu?" Henry merasakan degup jantungnya teramat cepat saat memperhatikan mata Aurora yang terpejam.

"Karena, bila kamu hanya orang biasa. Maka kamu tidak akan ada perlindungan, setidaknya saat kamu bersama dengan ku, aku bisa menjamin keselamatan mu." Henry tersenyum mendengar ucapan Aurora.

"Bukankah sebaiknya aku yang melindungi mu, Aurora? Bagaimanapun juga, aku ini seorang pria." Ucap Henry, Aurora nampak tersenyum dan membuka matanya perlahan. Aurora memiringkan tubuhnya hingga dapat saling bersitatap dengan Henry.

"Aku tahu kamu memang pria sejati, tapi aku juga memiliki sesuatu yang harus kamu ketahui Henry." Aurora meriah tangan Henry, dan membuka kaos tangan Henry.

Hingga tampaklah begitu banyak bekas luka, selain itu ada juga bekas luka yang kurang dari satu minggu serta luka lainnya. Henry terperanjat saat Aurora mengusap luka tersebut dengan lembut.

"Kamu selalu terluka, tapi kamu juga selalu menyembunyikannya dari dunia." Aurora menjilat luka tersebut hingga membuat mata Henry seketika terbelalak.

Namun setelah di jilat, luka yang terjilat nampak sembuh begitu saja. Henry terkesima sejenak, ternyata inilah kemampuan penyembuh hebat itu. Dia memang sudah tahu kemampuan Aurora sebelumnya, namun dia tak pernah melihat langsung Aurora yang menyembuhkan seseorang.

"Keluarga ku berperan untuk menyembuhkan penyakit Raja, tapi aku sama sekali tidak mau melakukan itu. Aku juga bisa menyembuhkan dengan cara seperti ini." Aurora menutup matanya hingga cahaya keemasan keluar dari tangannya dan luka di seluruh tangan Henry sembuh sepenuhnya.

"I-ini?" Henry terbelalak, namun Aurora nampak begitu lemas setelahnya.

"Iya aku bisa melakukannya dengan cara itu, tapi itu terlalu menghabiskan tenaga. bahkan aku tak bisa berdiri sekarang, saking lemasnya." Pengakuan Aurora, Henry terdiam tak dapat berucap apapun.

"Sebenarnya ada cara lain yang lebih praktis dan tanpa mengeluarkan tenaga sedikitpun untuk melakukannya, hanya saja itu sedikit rahasia." Henry terdiam sejenak.

"Kamu penasaran tidak?" Tanya Aurora lagi, Henry menggelengkan kepalanya dan menyentuh pipi Aurora dengan lembut.

"Tidak, kamu jangan melakukan hal ini pada orang lain Aurora." Henry merasa tertekan, ada perasaan ingin memiliki yang jauh lebih besar dari sebelumnya.

"Iya, aku tahu kok." Aurora mendekatkan wajahnya pada wajah Henry hingga jarak di antara keduanya hanya tinggal beberapa senti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!