Mobil merah terparkir di samping taman hiburan, pemiliknya tidak keluar sama sekali. Ia sedang menatap orang-orang yang ada di dalam sana dari kejauhan.
Tidak terasa air matanya menetes begitu saja, membayangkan dan teringat akan perjalanan hidup yang tengah dia jalani saat ini. Dia adalah Monika, wanita itu sengaja tidak pulang karena ingin menyaksikan kebahagiaan orang lain yang terlihat polos tanpa masalah di dalam taman itu.
Monika mengakui dia takut sekarang, tapi semua sudah terjadi, sebelum Herman mendapatkan nya dan membunuh Monika seperti yang pria itu katakan. Monika memilih untuk mengulur sebentar waktu hidupnya.
Tok.
Tok.
Ketukan di kaca mobil Monika membuyarkan lamunannya yang tengah asyik menyaksikan keluarga bermain bersama anak dan istrinya. Monika lalu menurun kan kaca mobil nya hendak bertanya.
"Ada apa?"
Namun, reaksi orang asing itu sangat cepat membuka pintu mobil Monika dan menutupkan sebuah kain di indra penciuman wanita itu. Monika langsung pingsan dan tidak sadarkan diri begitu saja.
_______________________
Sementara itu, saat ini Herman sedang mencari keberadaan Monika di mana-mana.
"Siapa nama mu?" tanya Herman pada Dodi yang saat ini baru saja hendak ingin pulang karena hari sudah sore, tapi malah di tahan oleh Herman.
"Saya Doni, Pak," kata Doni. Ia tahu Pria ini dan semua karyawan juga telah tahu bahwa dia adalah pemilik saham terbesar di Perusahaan tempat nya bekerja.
"Di mana Monika?" tanya Herman langsung pada intinya.
Dia sering melihat di CCTV kalau pria ini sering berbicara dengan Monika.
"Saya tidak tahu, Pak. Apa terjadi sesuatu dengan Monika?"
Terlihat jelas ekspresi nya benar-benar tidak tahu, Herman juga melihat rasa khawatir namun pria itu tidak peduli.
Herman sudah mencari di mana-mana namun tidak menemukan nya.
"Mario," gumam Herman sambil pergi memasuki mobil dan kendaraan itu meleset dengan cepat meninggalkan perusahaan.
___________________
"Bajingan! Siapa kalian berani memperlakukan ku begini? " marah Monika karena dia tiba-tiba di tangkap oleh orang-orang itu. Monika bahkan seperti terhipnotis bisa langsung berada di sana.
"Berapa kalian di bayar? Aku akan memberikan lebih untuk kalian. "
Monika menyadari pasti ada seseorang di balik penangkapan ini.
Tapi tidak ada yang menjawab ucapan Monika, tentu kesetiaan mereka tidak bisa di bayar dengan uang.
Mereka juga tidak melakukan apapun pada Monika selain mengikat wanita itu di sebuah tiang besar, karena Tuan mereka melarang untuk menyakiti Monika.
"Kenapa kalian hanya diam, cepat katakan! " teriak Monika tidak suka karena mereka seakan tidak mendengar perkataan nya tadi.
"Tutup mulut mu, Monika. "
Suara dingin memaksa Monika untuk melihat asal suara.
Dia tersenyum senang saat menyadari siapa orang nya.
"Mario, tolong lepaskan aku dari ikatan ini. Orang-orang itu menculik dan mengikat ku di sini. "
Monika senang karena Mario mau melepaskannya, pria itu berjalan tanpa halangan mendekati dirinya. Namun hanya berdiri dengan diam memerhatikan Monika saja.
"Mario, ayo cepat lepasin tali di belakang ku, " Pinta Monika lagi.
Memang hanya lah tangannya saja yang terikat, dengan posisi memeluk tiang dari belakang.
"Katakan alasan mu menabrak Ananda. "
Mario tidak berniat untuk melepaskan Monika, dia justru bertnya pada wanita itu.
Jika jawaban Monika seperti ucapan Andre, maka Mario akan mencoba memberi keringanan pada wanita ini.
Andre adalah orang bawah tanah yang sangat misterius, pria itu termasuk salah satu teman Mario.
"Hahahaha.... "
Di luar dugaan, Monika justru tertawa mendengar pertanyaan tidak bermutu itu.
"Jadi kamu hanya mau datang untuk menanyakan hal ini? " tanya balik Monika.
Wanita itu menatap Mario dengan sedih, kenapa Mario jadi begini padanya. Tiba-tiba dia menangis dengan diagnosa nya.
"Atau jangan-jangan kamu yang menyuruh mereka untuk mengikat ku begini?" lanjut Monika dengan suara serak.
"Kamu pantas mendapatkan nya karena melukai istri ku. "
Mario tidak bisa di luluhkan lagi saat melihat air mata Monika seperti sebelum sebelumnya. Ia sudah bisa membedakan air mata asli dan palsu.
Tapi percayalah, air mata itu sungguh asli. Monika sangat terluka dengan perilaku dan sifat asing Mario ini.
"Mario, aku tidak mengenalmu lagi, " lirih Monika.
"Jangan berbelit, cepat beri aku alasan untuk mengampunimu, " ucap Mario dingin. Dia bahkan tidak mau melihat wajah Monika.
"Cih! Untuk apa aku harus beralasan lagi. Tentu saja aku ingin wanita jalang itu mati! "
Monika tersenyum kecut melihat reaksi marah Mario setelah mendengar perkataan nya.
"Kenapa? Mau membunuhku? Bunuh saja, " tantang Monika.
Ia sudah rela untuk mati sekarang, lagi pula Monika juga sudah kehilangan Mario. Mario sudah sangat jauh dari jangkauannya, pria itu sudah berpindah hati.
"Sebelum aku mati, sebaiknya kamu mendengar dulu kebenaran dari ku. Saat di taman tempo hari, akulah yang membuat Kelvin ketakutan, bukan Ananda, " ucap Monika mengungkap kejahatannya sendiri.
Kelvin adalah anak Mario dari istri pertama nya.
"Monika, kau! "
Mario tidak tahan lagi dan langsung mencekik leher Monika. Jika apa yang wanita itu katakan benar, Mario sudah melakukan kesalahan pada Ananda.
Monika hanya tersenyum sembari menikmati sakitnya cengkraman itu mengikat lehernya. Hatinya sakit karena pria yang sangat di cintai nya bahkan telah ingin membunuhnya saat ini.
"Kenapa.... Merasa bersalah? " tanya Monika seakan mengejek.
Mario tidak menahan untuk memperkuat cengkraman nya lagi.
"Kebenaran lain tidak akan terungkap kalau membunuh ku sekarang. "
Dengan suara tercekat dan terputus-putus, Monika berusaha bersuara dan ingin melihat reaksi Mario.
Monika ingin membenci pria itu, dengan mengungkapkan semuanya. Monika akan melihat sendiri bagaimana Mario mencapakkan nya. Dengan begitu, Monika akan mati tanpa cinta lagi untuk Mario.
Ia merasa cengkraman di lehernya mengendur, udara bisa sedikit masuk karena ada jalan.
"Aku lah yang mencuri bukti saat Kelvin masuk rumah sakit. Aku sangat senang saat kamu memberikan hukuman pada Ananda," terang Monika.
Mendengar itu, membuat Mario melepaskan tangannya dengan pelan dari leher Monika.
Pantas saja Ananda sangat membenci dirinya saat itu.
Mario masih di landa rasa terkejut, namun kembali mendengar perkataan Monika.
"Aku juga yang menyuruh Dilla untuk mencuri Ananda. Wanita itu sangat bodoh, padahal akulah yang mengirim pesan padanya. Tapi sayang.... Kelvin malah menjadi korbannya," ungkap Monika tidak peduli akan semarah apa Mario.
Akh!
Mario langsung mencekik Monika sampai wanita itu menjulurkan lidahnya.
"Berhenti! Kau akan membunuhnya."
Tiba-tiba datang seseorang yang berlari sambil menahan tangan Mario dan melepaskan nya dari leher Monika.
"Mario! Cepat bunuh Aku!"
Monika seperti ketakutan melihat siapa yang datang itu. Bagaimana Herman bisa ada di sana? Apakah mereka bekerja sama dengan Mario.
"Kamu tidak bisa mati semudah itu, Monika!"
Suara dingin Herman seakan menembus tulang belulang Monika, wanita itu bisa melihat kemarahan yang bahkan melebih Mario hanya dari suaranya saja.
"Mario, pergilah dan bawa orang-orang mu itu. Tinggalkan kami berdua."
Tanpa melihat lagi wajah Monika, pria yang telah mengambil semua kewarasan nya itu pun meninggalkan Monika bersama singa yang seperti sedang menatap santapannya. Monika yang masih terikat hanya bergidik ngeri. Sebelum nya ia sudah tahu akan seperti ini, tapi Monika tidak mengira dia akan takut seperti sekarang.
"Herman.... Ak_ Aku_"
Bug!
Monika menutup rapat matanya saat pukulan keras Herman berdengung di telinga wanita tersebut. Pria itu memukul tiang tempat Monika di ikat dengan sangat keras.
Monika membuka matanya dengan dada yang naik turun karena rasa takut yang menghinggapi dirinya. Apalagi saat Herman meraih kepala Monika dari belakang lalu menyatukan kening mereka. Monika hanya bisa menutup kembali matanya rapat-rapat karena sangat takut saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Birru
ayo beri hukuman utk monik.. lakukan sesuka hatimu herman
2024-05-26
1
anjurna
Monik setakut itu sama Herman, ya.
2024-05-15
1
Elok Oren 🤎
Herman mau memberi hukuman atau mau bernostalgia 🤭😅
2024-05-14
1