Memaafkan semua kesalahanku?

"Buka matamu!"

Suara sentakan itu membuat kelopak Monika terbuka dengan cepat. Indra nya melihat jelas mata merah penuh Amarah milik pria itu.

Tiba-tiba Herman menjauhkan kepalanya dan langsung menarik Monika pergi dengan paksa. Monika bahkan tidak sadar sejak kapan Herman melepaskan ikatan yang melingkari pergelangan nya.

_____________________

Pria itu membawa Monika pulang di kediaman Surya. Kebetulan pemilik rumah sudah pulang dan sangat cemas saat tahu Herman mencari keberadaan Monika seharian ini.

Brak!

Dengan kencang Herman menutup pintu Mobil setelah mengeluarkan Monika, Udin yang kaget melihat anak majikannya di perlakukan dengan kasar ingin maju melindungi namun berhenti saat melihat Surya juga sedang berjalan menuju pintu keluar.

Bruk!

Herman langsung melempar tubuh Monika tepat di depan Surya, Papa nya.

"Monika!"

Surya segera bergerak cepat meraih tubuh Monika yang terjatuh. Ia juga menatap tajam Herman seakan meminta penjelasan pada pria itu.

"Cepat atur pernikahan kami. Dua hari ke depan kami harus sudah resmi menjadi suami istri. Aku tidak mau melihat nya terus saja berada di dekat Ananda dan membahayakan wanita itu."

Penjelasan panjang Herman membuat Surya terdiam. Ia terpaku di tempat dan menatap sendu wajah putrinya.

Mereka kini berada di teras depan pintu, Herman sudah muak dengan semua tingkah Monika yang tidak berkesudahan.

"Sayang, apa yang sudah kamu lakukan pada Ananda, Nak?" tanya Surya dengan suara bergetar. Apa terjadi sesuatu pada putri yang tidak berada dalam asuhannya itu?

Monika mendongak menatap nanar sang Papa. Ia kira Surya akan membela nya saat dirinya di perlakukan seperti ini di depan matanya sendiri. Apakah Surya tidak bisa melihat jika saat ini Monika sedang terluka dan di perlakukan tidak adil?

"Papa harus segera menikahkan mu dengan Herman. Jika terus seperti ini, kamu akan terus menyakiti Ananda ad_"

"Papa masih membelanya?" lirih Monika tanpa membiarkan Surya melanjutkan kata-katanya, ia lalu beralih melihat Herman dengan wajah marah.

"Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mau menikah dengan orang itu. Kesucianku di Ambilnya, Pah! Lalu Papa masih juga mau menikahkan ku dengan pria bejat sepertinya!" teriak Monika tepat di depan Surya yang langsung terkejut tidak percaya.

"Papa juga malah membela perempuan seperti Ananda itu. Sebenarnya siapa aku bagi mu, Pah!"

Amarah Monika tidak tertolong lagi untuk Papa nya.

"Herman, besok kalian akan langsung saya nikah kan!"

Surya segera berdiri dan berbicara lantang dengan Herman tanpa menunggu persetujuan Monika lagi. Sudah bagus Herman akan bertanggung jawab atas apa yang telah mereka lakukan.

Setidaknya dosa mereka akan sedikit di ampuni atas Zina yang sudah di perbuat.

"Papa apa-apaan sih?! Kehidupan Monika akan rusak kalau aku menikah dengan nya."

Monika tidak terima dengan keputusan sepihak itu dan kembali menentang.

"Lalu apa Monika? Kamu ingin merusak kehidupan adik mu sendiri? Hah!"

Baru kali ini Surya bernada setinggi itu pada putrinya tersebut. Monika hanya bisa terkejut dengan perlakuan Surya.

"Ap_apa maksud, Papa?"

Dengan rasa takut akan perlakuan Surya, namun Monika juga tidak mengerti dengan yang pria baya itu maksud kan.

Surya membuang kasar nafas panasnya, ia sadar telah menyakiti sang putri dan ingin meraihnya. Namun kebiasaan Monika jika marah padanya selalu saja menghindar. Tapi Surya sadar, kali ini adalah perbuatan yang paling jahat yang pernah dirinya lakukan pada sang putri.

"Ananda adalah Adik mu yang selama ini kita cari sayang.... Dia Adik mu."

Monika mematung dan tidak bisa berkata-kata setelah ucapan Surya keluar.

Tidak, Monika tidak mau mempercayai hal ini. Tidak akan pernah mempercayai nya.

"Tidak Pah. Ini pasti akal-akalan kalian untuk bisa membuat ku mau menikah dengan Herman."

Ya, pasti seperti itu, tidak mungkin Ananda adalah Adiknya.

Ah!

Di tengah rasa guncangan yang menimpa Monika, tiba-tiba Herman menarik kasar tangan wanita itu.

"Herman, apa yang kau lakukan!"

Surya kaget dengan perbuatan Herman pada Monika.

"Aku mau pergi membawa putri mu ini untuk melihat kebenaran nya," ujar Herman dengan dingin nya tidak peduli akan cegatan Surya.

Pria itu kembali membawa Monika seperti sebelumnya, amarah kembali mendominasi dalam mobil Silver milik Herman.

Namun berbeda dengan Monika, saat ini wanita itu sepanjang perjalanan ketakutan hebat. Kemana Herman akan membawa nya yang katanya ingin menunjukkan kebenaran itu?

Jantung Monika bahkan seperti lebih cepat berdetak ketimbang roda mobil yang saat ini berputar cepat. Monika mengingat lagi apa yang sudah dia lakukan pada Ananda selama ini.

Apa yang akan dirinya lakukan jika Ananda benar-benar Adik yang sangat di rindukannya? Bagaimana Monika akan berhadapan dengan Ananda. Mobil ber AC milik Herman masih bisa membuat wanita itu berkeringat takut. Ketakutannya saat ini sangat besar melebihi semua masalah yang pernah dia hadapi.

"Turun sendiri atau mau aku kembali menyeret mu."

Suara dingin Herman langsung terdengar saat mereka sudah sampai di depan sebuah rumah kecil sederhana. Hari telah gelap dan pintu rumah itu telah tertutup di terangi lampu kecil di depan pintunya.

Monika tidak berani bertanya mereka ada di mana, Ia dengan langkah bergetar mengikuti setiap derap langkah kaki Herman.

Herman bersalam setelah mengetuk pintu, rupanya pria itu juga bisa sopan mendatangi rumah orang. Tidak seperti tadi siang yang bahkan masuk tanpa permisi di dalam kamar Monika. Tapi Monika tidak sedang memikirkan itu, saat ini dirinya masih seperti terombang-ambing.

"Mama...," lirih Monika merasa lemas saat Ia melihat pemilik rumah. Walau telah berhijab dan telah sedikit berkeriput, Monika yakin tidak akan salah mengenali orang yang telah melahirkan nya itu setelah sekian lama.

Salma juga nampak terkejut melihat Herman dan seorang wanita yang memanggil dirinya Mama. Naluri ke Ibu an nya mengatakan kalau itu adalah anaknya yang telah lama dia tinggalkan.

Ibu dan anak itupun melepas rindu yang tidak bisa di utarakan dengan kata-kata. Mereka berpelukan dengan sangat erat dan menangis berdua dalam kerinduan yang seakan terbayarkan.

"Jangan katakan Apapun masalah mu dengan Ananda jika tidak ingin Ibu mu langsung mati saat mendengar nya."

Monika kaget mendengar perkataan Herman.

"Ibu Salma punya penyakit jantung," lanjut pria itu yang semakin menambah rasa kaget Monika. Mereka berbicara saat Salma sedang pergi ke dalam, wanita baya itu sangat senang dan ingin membuat kan anaknya makanan yang di buat oleh dirinya sendiri.

"Sekarang aku tidak akan memaksa mu untuk percaya lagi kalau Ananda adalah Adik mu."

Dari tadi hanya Herman yang bersuara, Monika dengan lelehan air mata dan jantung yang terus ber pompa keras menggerogoti tubuhnya. Di depannya terlihat jelas foto sang Ibu bersama Ananda, orang-orang yang selama ini Monika rindukan.

"Nak, maaf kan atas semua kesalahan Ibu selama ini. Ibu tahu mungkin kamu membenci Ibu."

Monika menggeleng sambil meraih tangan Salma yang mulai berurat tipis. Tidak mungkin dia membenci wanita yang membuat nya bisa melihat dunia.

"Aku tidak pernah benci pada Mama, aku hanya selalu merindukan mu selama ini," kata Monika dengan suara serak. Dirinya tidak pernah membenci Salma. Jika perpisahan mereka, Ia tahu itu semua kesalahan sang Papa.

"Bagaimana kalian bisa datang bersama?" tanya Salma karena yang dia tahu Herman menyukai putrinya Ananda.

"Takdir mempertemukan kami, Ma. Besok kami akan menikah."

Belum sempat Herman menjawab, Monika sudah lebih dulu memberitahu Salma.

Monika Sudah mengambil keputusan, dia tidak akan mengganggu Ananda lagi. Ia akan ikut dengan Herman Ke Amerika agar bisa membuat Ananda tenang dengan rumah tangga nya.

Salma begitu kaget mendengar kebenaran ini, namun dia tetap bahagia untuk putrinya. Dirinya tidak menyangka kedua putrinya akan sama-sama menikah, karena kemarin Ananda juga datang bersama Mario meminta restu dari nya.

____________________

"Apa Ananda bisa memaafkan semua kesalahanku?"

Tiba-tiba Monika bertanya saat mereka sedang dalam perjalanan pulang. Ia berharap mendapatkan jawaban dari Herman yang terus saja dingin padanya.

"Ananda itu wanita yang tidak memiliki dendam. Dia bisa memaafkan semua orang yang berbuat salah padanya."

Kata-kata itu kembali mengeluarkan air mata Monika. Ia tidak yakin kesalahan nya bisa termaafkan, Ananda pasti sangat membenci dirinya selama ini. Begitu banyak kesalahan yang sudah Monika perbuat pada Adiknya itu.

.

.

Semoga berkenan memberikan dukungan kepada penulis berupa like 👍 kalian.

Author sangat mengharapkan nya 🤗

Sebelum nya terimakasih pada teman-teman semua🙏🙏🙏

Terpopuler

Comments

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

𝚗𝚢𝚎𝚜𝚎𝚕 𝚔𝚊𝚗 𝚍𝚒𝚛𝚒𝚖𝚞, 𝚌𝚘𝚋𝚊 𝚔𝚕𝚘 𝚜𝚊𝚖𝚙𝚊𝚒 𝙰𝚗𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚕𝚎𝚠𝚊𝚝 𝚐𝚊𝚔 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚘𝚕𝚘𝚗𝚐 𝚐𝚖𝚗 𝚌𝚘𝚋𝚊

2024-08-02

1

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

𝚢𝚊 𝚓𝚞𝚜𝚝𝚛𝚞 𝚒𝚝𝚞 𝚖𝚊𝚔𝚊𝚗𝚢𝚊 𝚔𝚊𝚖𝚞 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚜𝚖 𝚍𝚒𝚊, 𝚖𝚊𝚜𝚊 𝚍𝚒𝚊 𝚢𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚖𝚋𝚒𝚕 𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚕𝚊𝚒𝚗 𝚢𝚐 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑𝚒𝚗

2024-08-02

1

Atha Diyuta

Atha Diyuta

kamu sudah rusak sadar gak sih

2024-05-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!