Jalang

"Baiklah, jelaskan padaku kenapa kamu tidak memberiku undangan? Setidaknya kamu cukup mengabari," kata Herman yang saat ini kembali mencoba menerima kenyataan.

"Kalau tahu kamu sudah menikah, Aku tidak akan pernah datang lagi ke Indonesia," lanjutnya.

Itu adalah kenyataan, dia tidak perlu repot-repot datang ke Indonesia untuk menjemput cinta Ananda kalau tahu dia sudah menikah, bahkan sudah bertahun-tahun.

"Herman, maafkan aku."

Ananda merasa bagaikan manusia yang memiliki banyak dosa dan salah pada Herman.

"Sudahlah. Tolong jangan menjauhi ku karena kejadian hari ini," pinta Herman sambil tersenyum.

Lelaki itu berusaha menerima kenyataan yang ada, wanita yang selama ini di nanti rupanya bukanlah di takdirkan untuk dirinya.

Dia juga tidak mau memaksakan kehendak, yang mana bisa saja membuat hubungannya dengan Ananda memburuk.

"Terimakasih, Herman."

Ananda dengan tulus berterima kasih.

"Baiklah-baiklah. Sekarang kamu cerita tentang pernikahan mu," tuntut Herman ingin mengetahui semuanya dari Ananda langsung, agar dirinya yakin kalau Ananda tidak akan membenci dirinya karena pengungkapannya hari ini.

Ananda pun menceritakan semua mengenai pernikahan nya, dia juga mengatakan kalau Salma tidak tahu tentang semua ini. Ananda juga meminta agar Herman tidak membocorkan rahasia ini pada Salma Ibunya.

"Wah, wah, wah. Siapa yang sedang aku lihat ini?"

Herman dan Ananda menoleh ke asal suara, di sana ada seorang wanita dan sedang merangkul pria paru baya mendekati meja mereka.

"Ananda, apakah ini yang kamu lakukan jika sedang berada di luar?" tanya wanita itu.

"Kau sedang berselingkuh dari Mario?" lanjutnya terdengar tak percaya.

"Maaf, ini bukan urusan Anda," kata Ananda membalas ucapan Monika.

Ya, wanita itu adalah seorang Monika. Dirinya sedang bersama dengan Surya, Papa Monika.

"Hebat kamu Ananda. Sudah ketahuan selingkuh masih saja sok di depanku, sepertinya aku harus memberi tahu Mario agar kau segera di campakkan dan di usir," kata Monika seakan tidak peduli dengan pandangan orang lain.

Ia sangat senang dan tidak menyangka akan melihat sendiri kebusukan Ananda yang wanita itu sembunyikan. Pasti Mario akan langsung mengeluarkan wanita jalang itu dari kediaman Okto kalau sampai mengetahui semua ini.

Ini adalah berita dan hari menguntungkan bagi Monika.

Monika yakin, setelah ini tidak akan ada lagi yang bisa membuat Mario abai kepadanya.

"Kau, jangan sembarangan berbicara dengan Ananda!" Herman yang dari tadi menatap lekat wanita itu, tidak tahan lagi dengan semua ucapan yang keluar dari mulutnya.

"Wah, lihat perempuan Jalang. Selingkuhan mu ini membelamu."

Herman menahan emosi dan mengepalkan tangannya geram dengan kata-kata Monika. Ananda juga terlihat berdiri dengan perasaan tidak senang.

"Monik, sudah."

Pria baya yang mendampingi Monika mencoba memberitahu wanita itu untuk segera berhenti.

"Tidak bisa, Pah. Dia ini adalah orang yang sudah merebut perhatian Mario."

Monika tidak mau mendengarkan perkataan orang yang ia sebut Papa itu.

Herman menatap lekat Monika tanpa semua orang sadari, dalam matanya mengisyaratkan sesuatu pada wanita itu. Ia tidak mungkin lupa pada sosok Monika.

Herman mencari di Amerika dan tidak menemukan jejak nya, beberapa hari lalu Herman baru mengetahui kalau perempuan itu adalah kekasih Mario. Sedangkan Mario adalah suami Ananda

"Maaf Nona Monika, saya tidak seperti apa yang anda katakan," kata Ananda mencoba untuk membela dirinya sendiri.

Plak!

"Kau berani menjawab perkataan ku?"

Monika memberikan tamparan keras pada pipi Ananda membuat kepala wanita itu menoleh ke samping.

"Apa yang kau lakukan, sialan!"

Herman segera maju dan mendorong Monika menjauh dari Ananda, kalau saja dia tidak memandang Monika adalah seorang perempuan. Mungkin saja Herman sudah kehilangan kendali setelah menyaksikan perbuatan wanita itu.

Herman hanya bisa memberikan perlindungan kepada Ananda agar tidak bisa di jangkau oleh wanita iblis itu. Ya, wanita itu seperti iblis yang menindas Ananda di tempat umum ini.

"Anda Ayah dari wanita setan ini kan? Bawa putrimu itu pergi, sebelum kesabaran ku habis," kata Herman dingin tanpa melihat dua orang yang telah menganggu pertemuannya dengan Ananda.

"Kau berani mengatai ku setan?!" Monika tidak terima dengan sebutan Herman untuknya itu. Enak saja dirinya yang cantik itu malah di katai setan.

"Sayang, biar Papa yang bicara dengan mereka," tahan Surya saat Monika ingin kembali berbicara lagi.

"Tapi Pah, mereka_"

Monika hanya bisa menahan perkataannya saat Surya mengisyaratkan padanya untuk tidak berbicara lagi.

Lelaki baya itu terlihat sangat memperlakukan Monika dengan sangat lembut, walau dia menyaksikan sendiri bagaimana sikap anaknya.

"Apakah namamu Ananda, Nak?" tanya Surya mendekati Herman dan Ananda.

Ananda menampakkan dirinya pada Surya yang sebelumnya berada dalam perlindungan Herman.

"Saya mewakili putriku Monika meminta maaf atas perlakuannya tadi," lanjutnya lagi.

Surya menatap lekat wajah Ananda, gadis itu mengangkat kepala dan mengangguk pelan.

"Tidak apa-apa, Pak," kata Ananda yang tidak ingin memperpanjang masalah itu.

"Pah, kenapa malah meminta maaf pada jalang itu!" Kesal Monika karena Surya tidak ikut memarahi Ananda dan malah meminta maaf atas namanya.

Surya hanya meminta Monika agar mereka segera pergi dari sana dan tidak menambah keributan lagi. Monika terpaksa mengikuti Surya walau masih sempat memberikan Ananda tatapan tajam.

÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷÷

"Pah! Papa gimana sih? Aku tidak suka Papa meminta maaf pada Ananda atas namaku," kesal Monika.

Saat ini mereka sudah berada di luar restoran, tapi Monika masih belum terima dengan apa yang Surya lakukan di dalam tadi.

"Nak, sepertinya orang yang bernama Ananda itu anak yang baik. Kamu jangan terus bermasalah dengannya, ya," ujar Surya dengan lembut.

Entah mengapa, Surya punya perasaan aneh saat menatap wajah Ananda tadi.

Dia sangat menyayangi Putrinya Monika, maka dari itu dia tidak pernah marah atas apa yang putrinya itu lakukan.

"Jangan bilang Papa juga sudah kepincut sama jalang itu? Pah, Monik kasih tau, ya.

Ananda itu perempuan tidak benar," kata Monika tidak terima kalau Surya juga ikut-ikutan membela Ananda.

"Sayang, Papa ini sudah sangat lama sendiri. Kamu sendiri tahu kan," tutur Surya sambil tersenyum.

Mendengar itu Monika membulatkan matanya tak percaya dengan perkataan Surya.

"Pah, Papa itu sudah tua. Monika sering mencarikan pasangan yang cocok buat Papa.

Tapi Papa malah..., suka sama Ananda? Monik nggak terima ini, Pah!"

Monika dengan tegas dan cepat merespon perkataan Surya, walau sejujurnya bukan itu yang saat ini tengah Surya maksudkan.

"Sayang, kamu salah paham, Nak. Maksud Papa bukan begitu."

"Nggak, Monika mau kembali ke Kantor."

Monika tidak mau mendengarkan penjelasan dari Surya. Wanita itu dengan kesal meninggalkan Papanya, Surya dengan sabar menyusul sang putri dan sama-sama kembali ke Kantor untuk bekerja.

'Aku harus mencari tahu' batin Surya sebelum Ikut Monika.

Mereka tidak jadi makan siang di restoran itu, mungkin Surya akan memesan makanan lewat online saja untuk nya dan Monika setelah sampai di kantor nanti.

Semoga berkenan memberikan dukungan kepada penulis berupa like 👍 Author sangat mengharapkan nya 🙏

Terpopuler

Comments

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

kirain lupa

2024-07-31

1

🌞MentariSenja🌞

🌞MentariSenja🌞

bukankah Herman sudah pernah tidur sm Monika, masa gak mengenali

2024-07-31

1

Utayiresna🌷

Utayiresna🌷

asal kamu tahu dia itu anakmu

2024-06-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!