Hari-hari berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah 1 minggu lamanya Ciara bekerja sebagai asisten Hassel. 1 minggu ini Ciara sedang mati-matian berusaha mengontrol emosinya. Serta Ia pun selalu berusaha menguatkan mentalnya. Karena apa? Karena menjadi asistennya Hassel\=Menyiksa diri secara sengaja.
Walaupun Ciara merasa apa yang dilakukannya telah benar tapi, tidak di mata Hassel. Ia juga masih sering salah memberikan map ketika meeting padahal, Ciara sudah berusaha untuk mengingat-ingat apa saja isi di dalam setiap map sebelum menemani sang Bos meeting.
Atau tak jarang juga Ia di perintahkan untuk membeli barang yang bertentangan dengan kepentingan kantor seperti contohnya Hassel meminta Ciara untuk membeli beras lima karung. Yang akhirnya terpaksa Ciara harus mondar-mandir toko mengangkut beras yang cukup berat itu karena Hassel meminta harus Ciara sendiri yang membawa tidak boleh karyawan tokonya. Dan tentunya masih banyak lagi perintah-perintah tidak jelas yang sang Bos berikan kepada Ciara.
Nampak, kedua Bos dan asisten itu keluar dari dalam sebuah restauran dengan wajah yang kurang bersahabat. Hassel pun nampaknya sedang mengomeli asistennya itu.
"Kamu gimana si! Harusnya sebelum meeting kamu lihat dulu berkas-berkasnya. Sampai saat ini total Point kamu lima puluh!" Hassel berjalan pergi begitu saja meninggalkan Ciara.
"Pak Pak..." Ciara mengigit bibir bawahnya dan urung mengikuti Hassel.
Ia memperhatikan laki-laki itu pergi dengan wajah kusutnya. Ciara menghela nafas dan mengelap keringatnya frustasi. Tak peduli seberapa keras pun Ia berusaha dan memperbaiki diri, Ia pasti akan di anggap salah di mata Bosnya.
"Kenapa si hidup gue harus kaya gini?" Tanpa sadar air matanya turun membasahi pipi mulusnya.
Ciara buru-buru menghapusnya takut ada yang melihat. Ia tidak mau orang-orang menatapnya aneh karena penampilannya sebagai laki-laki.
"Pak Hassel...."
Mata Ciara mengerjap mendengarkan teriakan riuh itu. Ia kembali menatap posisi Bosnya berada. Matanya melebar sempurna saat melihat sekumpulan gadis-gadis menghampiri Bosnya.
"Astaga." Ciara langsung berlari untuk menyelamatkannya.
Hassel nampak membungkuk sambil memegangi dadanya. Sentuhan-sentuhan terus di lakukan oleh para gadis-gadis itu.
"Stop!" Teriak Ciara membuat semuanya terdiam.
"Saya asistennya Pak Hassel. Dan saya minta tolong kalian menjauh dari Bos saya. Kalo ada apa-apa sama dia, kalian mau tanggung jawab?" Marah Ciara menatap tajam para gadis-gadis itu membuat nyali mereka menciut.
Ciara membungkuk dan membantu membangunkan Bosnya yang nampak sudah lemas tak berdaya. Ciara pun memapah tubuh kekar Hassel dengan susah payah menuju mobil.
Setelah kepergian keduanya para gadis-gadis itu kembali menjerit sambil menatap handphone mereka masing-masing.
"Gila gila! Ganteng banget asistennya Pak Hassel."
Semuanya mengangguk menyetujui ucapan salah satu gadis itu.
Karena Hassel pingsan akhirnya terpaksa Ciara harus mampir ke rumah sakit untuk mengecek kondisi laki-laki itu. Ciara masih menunggu di luar ruangan hingga akhirnya tak lama kemudian dokter pun menghampirinya.
"Kesehatan jantung pasien cukup buruk jadi, saya sarankan untuk malam ini pasien di rawat inap terlebih dahulu."
"Baik Dok." Balas Ciara.
"Saya boleh ngejenguk, kan Dok?"
"Silahkan. Saya permisi" Ciara mengangguk.
Ciara pun melangkah memasuki ruangan rawat inap Hassel. Ia melihat jika laki-laki itu masih menutup matanya. Ciara menghela nafas seraya mendudukkan dirinya di kursi samping brankar sang Bos.
"Apa gue tungguin aja ya? Kasian juga kalo sendirian disini. Mana Pak Virza lagi di luar kota lagi gak bisa jenguk." Ciara mengangguk-angguk.
"Hoamh..." Ciara menutup mulutnya yang terbuka.
Ia pun memutuskan untuk beranjak daru duduknya dan berjalan menuju sofa seraya berbaring di atasnya dan mulai memejamkan mata. Tak butuh waktu lama Ciara pun langsung tertidur pulas.
Selang beberapa jam Ciara tertidur, Hassel akhirnya membuka matanya. Laki-laki itu nampak meringis sambil memegangi dadanya. Ia mengedarkan pandangannya ke sekeliling dan sadar bahwa dirinya kini sedang berada di rumah sakit.
Atensinya tertuju pada seorang laki-laki yang sedang berbaring di atas sofa sana.
"Tara?" Hassel mengerjap.
"Dia nungguin gue? Gak salah?" Hassel merasa aneh dengan asistennya itu.
Padahal sudah beberapa kali Ia membuat Ciara jengkel. Akan tetapi gadis itu masih tetap bersabar menghadapi sikap buruknya, bahkan sekarang dia dengan suka rela menunggunya di rumah sakit semalaman.
Hassel menggeleng. "Enggak! Dia pasti lagi caper biar gue mau nerima dia sebagai asisten tetap. Humh, gak semudah itu! Lo masih belum lolos tes dari gue!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yani
Dasar sableng
2024-07-18
0
jaran goyang
𝑠𝑘 𝑘𝑎𝑢 𝑙𝑎ℎ
2024-05-11
1