"Ck, mana yang jualan nasi subut ya. Inikan Jakarta nasi subut adanya di Kalimantan. Aneh banget si tuh cowok." Gerutu Ciara.
Bagaimana Ia tidak emosi, sudah beberapa restauran dan warung makan Ia kunjungi tapi tidak ada satupun yang menjual nasi subut.
"Gue bisa bantu lo beli nasi subut buat Pak Hassel." Ciara menoleh mendengar suara yang cukup familiar di telinganya.
Dahinya mengernyit mendapati Matheo berada di belakangnya.
"Lo ngikutin gue?"
"Enggak. Gue dari depan habis beli tinta, gue liat lo kebingungan jadi gue samperin." Ciara menghela nafas gusar seraya mendudukkan dirinya di sebuah bangku panjang secara asal.
"Capek tau gak. Aneh banget masa di Jakarta suruh nyari nasi subut. Orangmah yang khas Betawi aja gitu loh." Omelnya.
"Heh bro, bukan Hassel namanya kalo gak ribet." Matheo merangkul pundak Ciara sambil menepuknya ala pria.
"Gue bantuin gimana?"
"Gimana?" Ciara menatap Matheo dengan satu alis terangkat.
"Tinggal pesen online." Santai Matheo seraya menyalakan handphonenya dan mulai memesan makanan.
"Astaga iya ya. Di online kan segala sesuatunya ada." Ciara menepuk jidatnya.
"Aduh tapi Yo, Pak Hassel nyuruh gue buat bikinin dia nasi subut sama nasi uduk untuk seterusnya. Mana disuruh fotoin lagi biar ada bukti kalo itu masakan gue." Ciara mengacak-acak rambutnya frustasi.
Walaupun di kampus Matheo menyebalkan bahkan Ia rasa sama sekali tidak ada sesi rukunnya antara mereka namun, di penampilan Tara nya Ciara dapat melihat sikap baik Matheo yang tak pernah Ia dapatkan saat mereka masih kuliah.
"Tenang bro. Ibu gue orang Kalimantan lo bisa ke rumah gue buat belajar." Ciara menatap Matheo dengan tatapan tidak percaya. Demi apa musuh bebuyutannya di kampus ingin membantunya?
"Ha? Serius boleh?"
"Iya, lo dateng aja ke rumah gue nanti gue Sherlock."
"Pulang kerja ini boleh gue ke rumah lo?" Matheo mengangguk.
"Hufh... Orang baik memang selalu ada jalan." Ciara amat sangat bersyukur.
"Mamang gofood nya udah dateng tuh ambil sana."
"Okeh makasih ya. Gue duluan." Ciara pun berlari menghampiri seorang pria berjaket hijau yang bertugas mengantar makanannya itu.
Matheo melipat kedua tangannya sambil memperhatikan kepergian Ciara.
"Kasian kalo dia harus jadi orang ke 99 yang akhirnya resign dengan gaji tak sesuai. Di loker tertera 50 juta tapi karena dia resign pesangonnya cuma 4 juta padahal dia udah berusaha keras nurutin permintaan nyelenehnya Pak Hassel. Kayanya kali ini gue harus bantu dia." Keukeh Matheo yang sudah merasa pusing dengan tingkah Bosnya itu.
Ciara memasuki ruangan Hassel dengan nafas ngos-ngosan.
"Ini Pak pesanan Bapak." Ciara meletakkan kotak berisi nasi itu.
"Gak usah, kelamaan! Saya udah makan." Acuh Hassel sambil menunjukkan sebuah kotak bekal yang telah habis.
"Lah? Kok gitu si Pak! Saya udah muter-muter nyari nasi subut yang Bapak minta loh__"
"Saya peringatkan sekali lagi kalo kamu protes Point karyawan berlaku. Ini jadi yang terakhir kamu memprotes perintah saya kalau sekali lagi kamu protes point kamu 50." Peringkat Hassel.
Ciara mengepal tangannya yang Ia letakkan di belakang badannya.
'Sabar Ci, ini demi Abang lo.' batin Ciara.
"Terus ini nasinya gimana Bapak?" Ciara membuat nada bicaranya selembut mungkin.
"Ya... Terserah. Mau kamu makan kek, buang kek atau kasih kucing juga boleh." Hassel membuka laptopnya dan mengacuhkan Ciara.
Ciara berjalan pergi dari ruangan Hassel dengan wajah kusutnya.
"Iiiiiiih!" Ciara meremas tangannya dengan erat. Ia benar-benar kesal dengan sikap semena-mena Hassel terhadap dirinya.
"Dasar cowok arogan gak punya perasaan!" Ciara menginjak-injak lantai dengan perasaan kesal.
"Awas lo ya! Gue bakalan buktiin kalo gue masih bisa bertahan di kantor ini!" Tekadnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yani
Sabar Cia
2024-07-18
1
Suaebah Suaebah
🤭🤭
2024-07-09
0
Nyonya Nasution
agak2 di pantau cucok tak jalanin lurus naik becak🤪🤣
2024-05-12
1