"Pak! Masa bandana saya di bikin kaya Masha and the bear gini si! Bapak si enak cuma nutupin mulut doang." Protes Ciara.
"Udah diem! Pake kacamatanya." Ciara berdecak dan kembali menaikkan kacamata photocromic nya.
Ciara menghela nafas gusar dan mengikuti apa kata Bosnya. Keduanya pun berjalan beriringan dengan keadaan hening. Hassel yang sedang fokus mendengarkan lagu di earphonenya, sedangkan Ciara nampak menyimpan unek-unek karena tidak suka dengan penampilannya sekarang.
Senyuman jail pun tercetak dari bibirnya. Ciara memperhatikan gerak gerik Hassel sambil menghentikan langkahnya dengan perlahan agar laki-laki itu tidak menyadarinya.
"Nice." Gumamnya sebelum akhirnya bergegas pergi menuju sisi lain tempat itu.
Ciara pun memutuskan untuk membeli jajanan-jajanan yang ada di pinggir jalan dan setelah puas membeli berbagai macam jajanan Ia pun berjalan pergi menuju tempat lapang untuk memakannya disana.
Sedangkan disisi lain Hassel nampak mulai menyadari asistennya sudah tidak ada disisinya. Ia pun melepas earphonenya seraya mengantongi benda kecil itu.
"Ck, tuh orang kemana si? Berani banget ninggalin Bosnya sendirian!" Hassel mendesah berat.
Baru kali ini Ia mendapati seorang asisten yang cerewet, tukang protes, gak takut bos, bahkan sekarang dengan gamblangnya meninggalkan Hassel sendirian.
"Awas kamu Tara!" Hassel mengepal tangannya menyimpan kekesalan.
Hassel berjalan menelusuri jalanan sekitar namun Ia tidak menemukan asistennya dimanapun.
Akhirnya Hassel pun memutuskan untuk mencari ke tempat jajanan yang lumayan ramai itu. Langkahnya terhenti dan atensinya teralihkan saat melihat pedagang kerak telor.
Entah kenapa Ia seperti merasa Dejavu melihat jajanan itu.
"Cecel suka kelak telol?"
"Iya. Tapi... Ayah selalu bilang kalo aku gak boleh jajan sembarang."
"Aku makan kelak telol gak papa kok. Kamu cobain."
"Eumm... Enak."
Hassel tersenyum mengingat teman masa kecilnya.
"Lalu setelah gue nekad makan kerak telor malemnya gue gatel-gatel karena ternyata gue alergi sama telor ayam. Sayang banget, padahal gue suka sama jajanan itu. Gue juga kangen sama temen kecil gue."
Hassel menarik lengan baju panjangnya dan menatap gelang hitam dengan gandul batu merah di pergelangan tangannya.
"Kalo gue ketemu dia juga, rasanya percuma. Gue udah gak bisa nyentuh dia lagi." Hassel memudarkan senyumannya.
Ia menggeleng pelan dan lanjut mencari asistennya.
Ia mengepal tangannya dengan erangan kesal saat melihat sang asisten nampak sedang makan lesehan di sebuah padang rumput dengan santai sambil menikmati berbagai macam jajanannya.
Tanpa lama Hassel pun langsung menghampiri dan duduk di sampingnya secara diam-diam.
"Enak kerak telornya?"
"Enak banget ini makanan kesukaan gue dari kecil. Adududuh...." Ciara refleks mengaduh kesakitan saat telinganya di tarik oleh Hassel.
"B__bapak?" Ciara melebarkan matanya terkejut menyadari kehadiran sang Bos.
"Saya di tinggalin sendirian kamu enak-enakan makan kerak telor disini!"
"Pak pak lepasin Pak ini telinga manusia bukan telinga kucing, kalo copot gak bisa digantiin pake kuping gajah." Keluhnya.
Hassel pun melepaskan jewerannya dan menatap sang asisten tajam.
"Kalo bukan karena kamu orang satu-satunya yang bisa menghalau cewek-cewek itu, sudah saya pecat kamu dari kemarin-kemarin!" Hassel menampilkan ekspresi kesal yang tertahan dengan wajah datarnya.
"Jangan Pak nanti Bapak kangen kalo gak ada saya."
Hassel memutar bola matanya tak menanggapi, Ia pun mencondongkan badannya dan mengambil satu jajanan milik Ciara.
"Eh Pak itu punya saya."
"Gak boleh?" Hassel menatapnya sinis.
"Iya boleh Pak." Pasrah Ciara akhirnya padahal Ia ingin memakannya juga. Tapi tak apalah lagian perutnya sudah setengah kenyang.
Ciara pun mengambil minumannya dan meneguknya setengah.
"Ssshaaaah... Tara ini pedes banget." Keluh Hassel kelabakan.
"Minum Pak minum." Karena Ciara hanya memiliki 1 minuman akhirnya terpaksa minuman yang tadi Ia minum Ia berikan kepada Hassel.
Hassel pun meraih minuman di tangan Ciara dan meminumnya dengan brutal.
Hassel menghela nafas setelah rasa pedasnya sedikit mereda. "Kok kamu gak bilang si kalo mienya pedes!" Marah Hassel.
"Loh orang Bapak gak nanya main ambil aja. Sayakan emang suka pedes Bapak..."
"Ck, pokonya kamu yang salah!"
"Dih?" Ciara memundurkan kepalanya.
"Pak Hassel...." Ciara memejamkan matanya mendengar teriakan-teriakan durjanah itu, begitupun dengan Hassel.
Karena tragedi kepedesan tadi Hassel tanpa sadar melepas bandananya yang alhasil wajah tampannya menjadi terekspos dan membuat fokus cewek-cewek teralihkan ke arahnya.
"Ayo!" Keduanya serentak langsung berdiri.
Hassel menggandeng tangan Ciara dengan erat dan membawanya berlari pergi. Ciara pun ikut berlari juga mengikuti Hassel. Disela-sela larinya Ciara salfok dengan tangannya yang di gandeng bak seorang kekasih itu oleh Hassel.
'Kenapa gandengannya harus gini? Gak di pergelangan atau jarinya aja gitu?' Batin Ciara.
Ciara menggeleng menghilangkan pikiran tidak jelasnya. Ia paham Hassel hanya refleks dan tak mungkin dalam keadaan panik dia memikirkan itu.
Keduanya menghela nafas ketika sudah sama-sama di dalam mobil.
"Hufh... Bapak si dilepas-lepas bandananya!" Omel Ciara.
"Salah siapa beli mienya pedes?" Balas Hassel tak terima.
"Ya orang Bapak gak nanya." Ciara menyenderkan tubuhnya seraya melipat kedua tangannya dengan wajah tertekuk.
"Ck, kamu itu kaya cewek tau gak, gak mau ngalah! Muka ganteng tapi jiwa boti." Hassel mendengus seraya melajukan mobilnya.
"Jangan sembarangan ngomong ya Pak! Bapak pikir saya gak punya perasaan ha? Saya ini perem__laki-laki tulen!"
"Humh, iya kah? Tapi bener, kan jiwa kamu boti?" Hassel menatap Ciara meremehkan.
"Berhenti Pak! Saya mau turun disini! Saya udah males ngomong sama Bapak."
Hassel tak meladeni permintaan Ciara. Ia masih terus memajukan mobilnya.
"Saya bilang berhenti Pak! Atau saya loncat!" Ancam Ciara.
"Heh, jangan gila kamu!" Hassel menahan tangan Ciara.
"Yaudah turunin saya!"
Hassel pun akhirnya menepikan mobilnya. Tanpa lama Ciara pun langsung turun dari mobil Hassel dan berjalan pergi berlawanan arah.
"Tuh kan! Ngambekan kaya cewek tapi di bilang boti gak terima." Hassel pun melajukan mobilnya dengan acuh meninggalkan sang asisten.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Gemini"18
kayanya ciara temn msa kecilnya hasel
2024-09-24
0
Yani
Ya emang oerempuan Hassel
Jangan" Ciara teman masa kecil Hassel.
2024-07-18
1
Suaebah Suaebah
aaach..jangan"cia itu temen masa kecilnya.tapi karena udha dewasa jd gk saling kenal..😁😁
2024-07-09
1