Sejak kejadian di restauran waktu Ia menghalau gadis-gadis yang ingin mendekati Hassel itu, dirinya mendadak menjadi favorit ciwi-ciwi. Tak sedikit mereka yang malah berpindah haluan menyukainya.
"Ck, saja saja ada ye tuh cewek-cewek pada." Ciara berdecak kesal sambil menyugar rambutnya.
Ia menatap pantulan dirinya di depan cermin dengan perasaan sedih. Jika memang Ia lebih cocok menjadi laki-laki, kenapa kelamin dan jiwanya harus perempuan? Ia bingung untuk apa tuhan menciptakannya sebagai manusia kombinasi begini.
"Hhhhh ada cowok ges."
"Ada Abang Cia."
"Hai Abang Cia."
"Minggir guys ada Abang Cia sorry Bang Cia ampun Bang cia."
Ciara mengusap wajahnya terngiang-ngiang ledekan teman-temannya waktu kuliah juga waktu dirinya masih menginjak bangku SMA. Sebenarnya ledekan itupun datang dari teman-teman SMA nya yang satu kampus dengannya hingga akhirnya seluruh kampus terutama teman sekelasnya ikut-ikutan meledeknya. Ciara pun terkenal di kampusnya karena julukan Abang Cia tersebut.
"Aku inget banget waktu aku nyatain cinta sama Kak Deren."
"Kak, aku udah gak bisa nahan perasaan ini lagi. Aku suka sama Kakak."
Deren mengerjap mendengar pernyataan adik tingkatnya itu.
"Gak salah?"
"Aku serius Kak." Ciara sangat berharap.
"Maaf banget ini mah Ra. Lo kan tau lo suka di ledek kaya abang-abang sama anak-anak kampus. Gue gak mau ikut di ledek juga gara-gara pacaran sama lo. Sorry ya." Setelah mengatakan itu Deren pun pergi meninggalkan Ciara sendirian.
Ciara berdecak sebal. Entah kenapa sakitnya masih terasa ketika Ia kembali mengingat kejadian itu.
"Tapi gue suka cowok. Kenapa coba cowok-cowok gak suka gue! Kata Ayah, Bunda sama Bang Rivan gue cantik kok." Ciara memiringkan wajahnya kanan kiri.
Ia kembali cemberut dan menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan.
"Siapa coba yang mau jadi suami gue nanti? Gue kan juga pengen nikah gak mau jomblo seumur hidup. Emangnya gue Pak Hassel yang punya kelainan."
Dreet...
Dreet...
Atensi Ciara teralihkan saat mendengar dering panggilan dari handphonenya. Ia berdecak mengetahui bahwa yang menghubunginya adalah Bosnya yang cerewet bin ribet itu.
"Ada apak Pak?" Tanya Ciara dengan lesu.
"Besok temani saya joging."
"Kan libur Pak. Kasih lah saya istirahat sikit nanti sakit." Keluhnya dengan wajah tidak bersahabat.
"Joging itu bagian dari refreshing di hari libur!"
"Emang joging dimana si Pak? Kenapa gak sendirian aja!"
"Yang ada CFD nya." Ciara terkejut mendengar itu.
CFD kan ramai! Apakah Ia tidak babak belur nantinya terkena cubitan tangan-tangan nakal dari fans Hassel?
"Di tempat yang sepi aja dong Pak. Kan Bapak tau, Bapak itu populer. Yang ada kita kaya ngempan semut pake gula tau gak!"
"Udah tenang aja saya udah mikirin matang-matang cara terbaik agar semut gak dateng ngerubungin gulanya."
"Ck, hufh... Terserah Bapak deh asisten mah ngikut." Pasrah Ciara akhirnya.
"Besok pagi ke rumah saya jam tujuh jangan telat!"
"Hm." Balas Ciara malas.
****
Keesokan harinya Ciara pun sudah standby di kamar Hassel dan menunggu laki-laki itu memakai baju di tempat ganti. Karena kelamaan menunggu tak sadar Ciara pun tertidur menyender di headboard kasur Hassel.
Tak lama kemudian Hassel pun keluar dari tempat ganti dan menghampiri asistennya yang nampak sudah tertidur pulas. Ia berdecak kesal dan mendekati asistennya untuk membangunkannya.
"Bangun!" Ujarnya cukup keras namun tak ada reaksi apapun.
Hassel pun membungkukkan badannya dan menepuk-nepuk pipi mulus sang asisten.
"Tara!"
"Eumggh..." Ciara mengigau dan tanpa sadar tangannya yang bergerak bebas itu melingkar pada leher belakang Hassel hingga tubuh sang Bos tak sengaja tertarik ke arahnya semakin dekat.
Hidung mancung keduanya pun bersentuhan. Dalam hati Hassel ingin beranjak dari posisinya namun, otaknya seolah ngeblank dan tidak dapat mengomandoi anggota tubuhnya untuk melakukan itu.
Mata Ciara yang semula tertutup itu tiba-tiba terbuka. Ia terkejut saat melihat wajah Hassel berada di depan wajahnya bahkan dengan tidak ada jarak antara hidung mereka.
"Aaaa..." Ciara refleks mendorong Bosnya hingga tubuh Hassel terguling ke atas kasur.
"Bapak mau ngapain? Wah, pelecehan itu Pak!" Ciara menyilangkan tangannya di depan dada.
Hassel berdecak seraya terbangun dari posisinya dan menatap sang asisten tajam.
"Gak usah mikir yang aneh-aneh! Kamu pikir saya suka batang? Jelas-jelas kamu yang narik kepala saya waktu saya mau bangunin kamu tidur!" Hassel memutar bola matanya malas.
Ciara menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Apakah benar?
"Hehe... Maaf ya Pak, saya kalo tidur emang suka gak sadar."
"Ck, berangkat sekarang!" Hassel pun berjalan keluar kamar.
"Tungguin Pak." Ciara dengan terburu-buru mengikat bandana hitam di kepalanya sambil berjalan mengikuti Hassel.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Yani
🤣🤣🤣🤣 Ciara
2024-07-18
1
y4nyarym7
menarik cerita nya,agak lain dari yang lain 👍👍
2024-05-14
2
Nur Adam
lnjut
2024-05-14
0