Orang yang mendengar pertanyaan Samuel ini mulai tertawa meremehkannya.
"Aku bisa kalah haha," Lukas tertawa terbahak-bahak.
"Apa anak muda ini sedang bermimpi di siang bolong?" celotehan orang terdengar meremehkan Samuel.
Setelah Lukas selesai tertawa, dirinya langsung berjalan mendekati Samuel, lalu berkata kepadanya.
"Jika aku kalah, aku akan belajar menggonggong di depan kalian semua dan aku juga akan memberikan uang 10 milyar sebagai tambahannya."
"Hanya melawan bocah ingusan saja, sudah jelas hari ini aku akan untung banyak," pikir Lukas dalam benaknya.
Mendengar pembicaraan Lukas dan Samuel ini membuat Laura tampak gugup. Laura mulai berjalan mendekati Samuel dan berbisik kepadanya.
"Samuel seberapa besar keyakinanmu untuk dapat menang?" bisik Laura.
"Kamu tidak usah khawatir aku pasti menang," jawab Samuel dengan yakin.
Setelah mendengar ucapan Samuel ini, entah mengapa Laura juga langsung percaya begitu saja.
"Baik aku menerima pertandingan ini," ucap Laura kepada Lukas.
"Baiklah sudah di putuskan, kita lihat kemampuanmu," jawab Lukas sambil mulai berjalan mencari batu.
"Ayo kita juga harus pergi untuk mencari batu!" ajak Samuel kepada Laura.
Samuel dan Laura mulai pergi mencari batu sebagai taruhan. Samuel mulai melihat batu dari satu meja ke meja lain. Kelakuan Samuel ini terlihat begitu norak dan amatir.
"Berjudi batu pertama harus melihat penampilan kristalisasi dari batu asli," ujar Laura yang melihat Samuel dari tadi hanya mondar-mandir saja.
"Kedua, harus melihat retakan tampilan luarnya, kristalisasi banyak dan retakan tipis maka itu kwalitas tinggi," sambung Laura sambil menyilangkan tangannya di dada.
"Oh begitu ya," Samuel sendiri tidak mendengarkan apa yang di katakan oleh Laura.
Samuel tidak memerlukan itu semua, dirinya hanya cukup menggunakan kekuatan matanya saja. Hanya saja Samuel masih belum mengetahui jenis batu giok yang paling bernilai.
"Oh iya, Laura jenis giok apa yang paling bernilai?" tanya Samuel.
Mendengar itu, sontak saja Laura langsung terkejut. Bagaimana mungkin Samuel begitu yakin bisa menang taruhan, tapi dirinya tidak tau jenis giok paling berharga, pikirnya.
"Bocah itu bahkan tidak tahu apa-apa," teriak seseorang yang mendengarnya sambil tertawa.
"Keluarga Wibawa begitu terkenal, tapi mendapatkan seorang menantu tidak berguna," teriak orang lainnya.
"Pemenangnya sudah bisa di ketahui," sambung yang lainnya lagi.
"Kamu bahkan tidak mengerti ini, tapi masih berani bertanding," ucap Laura dengan marah kepada Samuel.
Laura rasanya mau menyesal tapi semua juga sudah terlambat. Pertandingan sudah di mulai, jadi dirinya harus bisa menang.
"Jenis giok paling bernilai adalah giok jenis kaca, bentuknya transparan bagaikan kaca," jelas Laura.
Mendengar penjelasan Laura ini, Samuel telah memahami semuanya dan mulai terlihat senyum di bibirnya.
Terlihat cahaya emas di mata Samuel secara sekilas. Samuel mulai mengeluarkan kekuatan mata super hebatnya.
Pandangan Samuel mulai menembus semua batu yang ada di sana. Dan akhirnya Samuel menemukan batu yang dia cari.
"Ini dia," teriak Samuel memegang sebuah batu sebesar bola futsal.
"Kamu sudah selesai biar aku lihat," Laura mulai berjalan menuju batu yang di pilih Samuel.
Laura mulai memperhatikan batu yang di pilih oleh Samuel secara teliti. Kristalisasi tidak ada dan seluruh tampilan luarnya retak, jelas kemungkinan besar batu ini tidak berharga pikir Laura.
Laura terkejut dengan pilihan Samuel ini, bukankan dirinya sudah menjelaskan cara memilih batu yang bagus, tapi ini justru sebaliknya.
Laura kembali di buat terkejut, ketika mengetahui harga batunya yang begitu sangat murah.
"Apa harganya hanya satu juta saja?" ucap Laura dengan kaget.
Sebuah batu yang berharga puluhan juta atau ratusan juta saja belum tentu isinya bagus, apalagi dengan harga hanya satu juta, pikir Laura.
"Bagaimana harganya murah dan barangnya bagus bukan," ucap Samuel dengan percaya diri.
"Batu apa yang kamu pilih ini, jika batu ini mengeluarkan sesuatu, itu baru aneh," marah Laura dengan kesal.
"Kami tenang saja kita pasti akan menang," kata Samuel sambil tersenyum manis menatap Laura.
"Kamu jangan menatapku seperti itu!" Laura tampak malu dan pipinya sedikit memerah.
Orang-orang yang ada di sana pun mulai membicarakan Samuel kembali. Mereka semua begitu sangat meremehkan Samuel.
"Bocah ini memang tidak memiliki kemampuan, dirinya malah memilih batu tidak berharga," ejek orang-orang.
"Batu itu sudah berada di sini bertahun-tahun, sehingga harganya bisa serendah itu," sambung orang lainnya.
Namum tiba-tiba saja Lukas mendekati Samuel, dengan membawa sebuah batu di tangannya.
"Bocah karena kamu juga sudah selesai memilih, kalau begitu kita langsung mulai potong saja," ujar Lukas.
Laura yang melihat itu seketika langsung berteriak "Tunggu kami mau ganti."
Namun sebelum Laura bertidak lebih Samuel langsung meraih pergelangan tangan Laura. Samuel mendekat tubuhnya ke tubuh Laura, Laura menatap mata Laura.
"Kamu percaya padaku, jika aku kalah kalau boleh melakukan apa saja kepadaku," ujar Samuel.
Di tatap oleh Samuel dalam jarak sedekat ini membuat Laura menjadi grogi, hatinya berdebar-debar dan jantungnya berdegup kencang. Belum pernah dirinya bisa sedekat ini dengan seorang pria. Laura terlihat malu di ikuti wajahnya yang memerah.
Menyadari jika dirinya tidak segera menghindar maka wajahnya akan semakin merah, tentu akan sangat memalukan. Laura segera melepaskan diri dari samuel dan berbalik badan.
"Sudahlah terserah padamu saja, kalah juga tidak apa-apa," ujar Laura memalingkan wajahnya terlihat gugup.
Sikap mereka berdua ini terlihat bak seorang pasangan kekasih sesungguhnya.
"Ayo cepat mulai!" ujar Lukas
"Kalian juga akan kalah, jadi jangan membuang waktu," imbuhnya.
"Orang yang akan kalah itu kamu bukan aku," jawab Samuel yakin.
Ucapan dari Samuel ini terdengar begitu sombong di telinga orang-orang yang berada di sana.
"Dari mana datangnya kepercayaan bocah ini?" ujar seseorang.
"Jika kedua batu mereka di letakkan bersama, sudah tahu siapa yang akan menang," lanjut orang yang lainnya.
"Aku rasa bocah ini sedang menggila."
Kemudian mereka semua mulai menuju ke tempat pemotongan batu. Di tempat itu terdapat berbagai macam alat untuk membelah batu.
"Tuan Lukas kami akan memotong batu milik anda terlebih dahulu," ujar orang yang bertugas memotong batu.
Orang itu pun langsung mengambil batu milik Lukas dan membawanya ke mesin pemotongan. Orang itu bersama rekannya yang ada di sana langsung membelah batu milik Lukas.
"Warna hijau sudah terlihat," ujar orang itu sudah mulai memotong batu.
"Ini adalah giok es, giok dengan peringkat kedua," sambung rekannya, yang juga ikut bantu memotong.
"Haha lanjutkan memotongnya!" perintah lukas mendengarnya.
"Aku pasti akan memenangkan pertandingan ini," sambungnya dengan percaya diri.
"Sudah terbuka," teriak orang yang memotong batu itu.
Lukas berhasil mendapatkan sebuah giok es berwarna hijau dengan ukuran cukup besar.
"Wah dengan giok sebesar itu bisa membuat 6 gelang perhiasan," ujar orang yang melihatnya.
"Tuan Lukas aku bersedia membelinya 5 milyar," teriak seseorang.
"Aku 6 milyar," sambung yang lainnya.
"Aku 6,5 milyar."
Orang-orang tampak berebut menawar batu giok es milik Lukas ini. Lukas sendiri terlihat begitu puas dengan hasil ini.
"Tunggu jangan buru-buru, kita lihat batu milik mereka, baru kalian bisa memilihnya," ujar Lukas.
Lukas tampak begitu yakin akan memenangkan pertandingan ini dengan batu giok es miliknya. Sementara Laura hanya bisa berharap batu milik Samuel mampu mengalahkan milik Lukas.
Orang yang memotong batu mulai berjalan menuju Samuel. Mereka hendak mengambil batu miliknya untuk segera di potong.
"Tunggu biar aku sendiri yang memotongnya," ujar Samuel kepada mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Entis Sutisna
Mantaaap lanjuuuuitkan Thor...👍👍😍😍🔥🔥💪💪
2025-03-17
0
Doni Gunawan
lanjut
2025-01-04
0
Naga Hitam
minta tokonya c lukas juga laa
2024-09-14
1