Akhirnya Samuel dan penjaga gerbang itu membuat taruhan. Setelah itu penjaga gerbang juga mengizinkan Samuel untuk masuk ke dalam.
Samuel mulai berjalan masuk ke halaman rumah yang luas. Samuel melihat beberapa pria besar yang berada di sekitar rumah. Pria-pria itu adalah penjaga keamanan di rumah ini.
Sampai di pintu rumah Samuel juga langsung menekan bel rumah.
"klek" pintu rumah terbuka dan terlihat seorang wanita paruh baya dari balik pintu. Wanita paruh baya itu adalah pembantu di rumah ini.
"Ada yang bisa saya bantu?" tanya pembantu kepada Samuel.
"Saya datang karena melihat pengumuman di medsos, saya mau mengobati penyakitnya," jelas Samuel.
Pembantu juga mempersilahkan Samuel untuk masuk dan menunggu di ruang tamu, sementara dirinya melaporkan terlebih dahulu kepada majikannya.
Samuel yang berada di ruang tamu terlihat kagum melihat ruang tamu yang begitu luas dan mewah.
Sementara pembantu sedang berbicara kepada majikannya yaitu Danar Wibawa.
"Tuan Danar, di bawah ada seorang pria yang datang untuk mencoba menyembuhkan nona Laura," ujar pembantu kepada Danar.
"Baiklah, kamu bisa kembali," jawab Danar.
Danar mulai berjalan menuruni tangga dan melihat seorang pria muda sedang berdiri sambil memperhatikan ruang tamu rumahnya.
Danar berjalan mendekati pria muda itu dan seketika terkejut melihat wajah pria muda itu.
"Kamu bukankah orang yang hadir dalam acara ulang tahun ayah?" Danar masih mengingat jelas wajah dari Samuel yang membawakan sebuah vas bunga antik pada acara ulang tahun Kakek Wibawa.
Orang-orang sempat mengira bahwa barang yang di bawanya adalah barang biasa saja. Namum kebenaran terungkap, vas bunga itu adalah barang antik yang sangat istimewa dan begitu berharga.
Samuel juga terkejut ternyata rumah ini adalah milik salah putra dari Kakek Wibawa.
"Iya itu adalah saya, tuan bisa memanggil saya Samuel," jawab Samuel.
"Saya Danar Wibawa, saya tidak menyangka ternyata vas bunga darimu kemarin adalah barang yang begitu berharga."
"Maksud tuan Danar," Samuel masih belum mengetahui semuanya, karena dirinya sudah di usir terlebih dahulu.
"Tidak apa, tidak usah di bahas lagi, ada keperluan apa datang kemari?"
"Apakah tuan Danar yang membuat pengumuman di media sosial?" tanya Samuel.
"Ya, jangan bilang kamu datang untuk mengobati putri saya."
"Saya datang memang untuk menyembuhkan putri anda," jelas Samuel.
Danar tampak terdiam sambil memperhatikan Samuel. Dari penampilan Samuel, Danar tidak yakin Samuel mampu menyembuhkan putrinya.
"Samuel mungkin kamu hebat dalam barang antik, tapi kamu jangan berambisi dalam dunia pengobatan," ujar Danar.
"Maksud tuan Danar?"
"Apa kamu seorang dokter?" tanya balik Danar kepada Samuel.
"Bukan," jawab Samuel.
"Lantas mengapa kamu begitu berani datang untuk mengobati putriku."
"Itu karena aku yakin bisa menyembuhkannya."
"Sungguh lucu sekali," Danar tidak yakin dan sangat meremehkan Samuel.
"Lebih baik kamu pergi saja, karena aku sudah mengundang seorang dokter jenius dari luar negeri, sebentar lagi dia akan tiba," sambung Danar.
"Tuan Danar biarkan aku melihat putri anda sebentar, aku yakin bisa menyembuhkannya."
"Lebih baik kamu cepat pergi, atau aku akan memanggil penjaga untuk mengusir mu!"
Samuel tidak bisa pergi, dirinya sudah sampai di sini jadi harus mendapatkan hadiah uang itu. Walaupun Samuel terlihat kesal karena terus di remehkan, tapi mau di mana lagi bisa mendapatkan 30 milyar dengan cepat.
Kemudian tiba-tiba saja seorang pria tua masuk ke dalam rumah. Pria tua itu menggunakan kacamata dan sebuah setelah jas berwarna putih. Pria itu adalah dokter dari luar negeri yang di undang oleh Danar.
Melihat kemunculan dokter itu, seketika Danar menjadi bersemangat dan antusias.
"Dokter Smit akhirnya anda datang juga," sapa Danar sambil berjalan menghampirinya, lalu menjabat tangannya.
"Tuan Danar anda sudah mengundang saya, mana mungkin saya berani menundanya," jawab Smit.
"Walaupun jadwal saya padat, tapi demi putri anda saya akan meluangkan waktu untuknya," sambung Smit.
"Kalo begitu terima kasih dokter Smit."
Dokter Smit adalah dokter yang sangat terkenal yang berasal dari luar negeri. Dokter Smit telah berhasil menyembuhkan banyak penyakit yang bahkan dokter lain sudah menyerah karenanya.
"Siapa anak muda ini?" tanya dokter Smit, melihat Samuel yang sedang berdiri diam.
"Dia Samuel, datang untuk mencoba mengobati putriku," jelas Danar.
"Apakah dia seorang dokter?" Smit melihat Samuel terlihat begitu muda dan penampilannya biasa saja.
"Tidak, Samuel bukan dokter."
"Lucu sekali, dokter bukan tapi mencoba menyembuhkan orang," dokter Smit berbicara sambil meremehkan Samuel.
"Tuan Danar, apa anda mengijinkannya untuk mengobati putri anda? Sambung Smit kepada Danar.
"Mana mungkin saya mempertaruhkan kesembuhan putri saya, oleh anak muda sepertinya," Danar juga meremehkan Samuel.
Tapi tiba-tiba saja terdengar teriakan kesakitan yang berasal dari lantai atas. Jerit kesakitan itu berasal dari putri Danar. Sebelumnya putri Danar di berikan obat penenang agar bisa beristirahat, tapi efeknya kini telah habis, sehingga kembali menjerit kesakitan.
"Dokter Smit sebaiknya kita segera ke atas!" Danar terlihat mulai khawatir, apalagi putrinya sudah beberapa hari seperti ini dan tidak ada tanda-tanda akan membaik.
Danar langsung membimbing Smit berjalan menuju ke kamar putrinya. Samuel yang dari tadi tidak di anggap, memutuskan untuk mengikuti mereka dari belakang.
Putri dari Danar bernama Laura, Laura terkenal begitu sangat cantik dengan rambut yang lurus serta kulit yang sangat putih. Tapi kini Laura sedang terbaring di ranjangnya sambil memegangi perutnya yang kesakitan.
"Dokter Smit itu putri saya, tolong segera obati dia!" Danar begitu khawatir dan kasihan melihat putri kesayangannya ini.
Samuel sendiri mengenal Laura, karena sebelumnya mereka pernah bertemu di acara ulang tahun Kakek Wibawa. Samuel pernah menyampaikan bahwa ada masalah tentang datang bulannya, jika tidak segera di obati maka rasa sakitnya akan sangat luar biasa.
Akan tetapi sepertinya Laura sama sekali tidak menganggap perkataan Samuel dan kini akhirnya, ucapan Samuel pun terjadi.
Dokter Smit langsung memeriksa Laura secara keseluruhan, terlihat wajah Smit yang begitu sangat serius.
Setelah 10 menit kemudian, dokter Smit telah selesai memeriksa dan mulai menyimpulkan penyakit Laura.
"Dokter Smit bagaimana?" tanya Danar.
"Sebenarnya putri saya sedang sakit apa?" sambung Danar.
"Tuan Danar tidak perlu khawatir, putri anda hanya mengalami sakit perut karena lambungnya terluka," jelas Smit dengan yakin.
"Saya akan menyiapkan obat terlebih dahulu, tuan Danar tenang saja," imbuh Smit.
Smit mulai meracik bahan-bahan obat dan dalam waktu 5 menit saja dokter Smit telah selesai membuatnya.
"Tuan Danar setelah putri anda meminum obat ini, semua akan baik-baik saja," ujar dokter Smit dengan percaya diri.
Dokter Smit mulai membawa obat yang dia buat dan hendak memberikannya kepada Laura. Namun tiba-tiba saja Samuel yang sembari tadi diam, mulai berteriak.
"Hentikan!" teriak Samuel, sehingga membuat Danar dan Smit terkejut.
"Apa maksudmu?" sontak saja Smit menjadi marah kepada Samuel.
"Obat itu tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, malah justru akan membuatnya semakin menderita," jelas Samuel tampak serius.
"Apa dasar apa kamu berbicara seperti itu?" Smit tidak bisa menerimanya.
"Penyakit ini bukan karena lambungnya yang terluka, tapi karena ada segumpal darah menempel di perut dan menyumbat pencernaannya," Samuel dapat melihat itu dari mata super hebat miliknya.
"Kamu bukan dokter jadi jangan sok tahu, aku sudah memeriksa secara menyeluruh dan tidak menemukan apa yang kamu katakan."
Smit memang tidak bisa menemukannya walaupun dengan peralatan medis modern. Hal itu karena gumpalan darah itu begitu tersembunyi dan tidak bisa terdeteksi, kecuali dengan mata hebat Samuel.
"Aku memang bukan dokter, tapi aku bisa menyembuhkannya."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 85 Episodes
Comments
Entis Sutisna
Mantaaaa Samuel....hayoooo semangaaaaatt....lanjuuuuutkan Thor.....🤭😴😭😈👍🏻🍊🍊🍊
2025-03-17
0
Doni Gunawan
lanjut
2025-01-04
0
Novel Hunter
Smit atau Smith..
2024-10-26
1