Malam ini Dhea pulang kerja seperti biasanya. Dia berjalan keluar dari tokonya, dan mulai melangkahkan kakinya menuju halte. Baru saja beberapa langkah berjalan, tiba-tiba sebuah kendaraan menyerempet tubuhnya. Dhea tidak bisa menghindar, dan langsung terjatuh, namun tiba-tiba pengemudinya menghentikan mobilnya tepat di depan Dhea terjatuh.
" Hahaha rasakan, itu pembalasanku karena kau sudah mempermalukanku di toko waktu itu ", kata pengemudi mobil itu sambil tertawa lebar.
" Kau!! Bukankah kau yang bersama William waktu itu?"
" Ya benar, ternyata kau masih mengingatku, aku memang menunggumu sedari tadi."
" Bagaimana rasanya? Semoga nanti malam kau masih bisa tidur dengan nyenyak ya hahaha ", kata Paula sambil meninggalkan Dhea sendirian.
Dhea merasa kesakitan, kakinya tidak dapat digerakkan. Mungkin ada salah satunya yang terkilir, karena posisi jatuh tadi yang secara tiba-tiba, hingga dia tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. Dilihat salah satu sikunya berdarah, dan dipergelangan kakinya membiru. Dhea tak pernah menyangka bahwa wanita itu masih menyimpan dendam padanya. Dhea mencoba berdiri dengan menopang tubuhnya dengan kedua tangannya, namun tidak berhasil, kakinya benar-benar sakit.
" Auwwww...Ya Alloh kakiku sakit sekali ", bisik Dhea tiba-tiba air matanya keluar, dia benar-benar tidak bisa menahan nyeri di kakinya.
" Aku harus menelfon Bram ", kata Dhea, dan dia berusaha merangkak kemudian duduk di pinggiran trotor.
Dia mengambil telfon seluler dari dalam tasnya, dan segera menelfon Bram. Untungnya tak berapa lama Bram mengangkat telfon darinya.
" Hallo Dhe, ada apa?"
" Bram..Bram tolong aku!!!" Kata Dhea sambil menahan tangisnya.
" Dhea kamu kenapa Dhe??" Teriak Bram di seberang sana.
" Aku baru terserempet mobil."
" Iya iya...posisimu dimana sekarang? Aku segera kesana." Kata Bram sambil mengambil kunci mobilnya, dan segera berlari menuju garasi.
" Aku masih ada di jalan dekat swalayanmu Bram."
" Ok Dhe, sabar ya aku segera kesana!!"
Bram langsung mengemudikan mobilnya dengan kencang menjemput Dhea.Tak berapa lama Bram telah tiba. Dilihatnya Dhea sedang meringis kesakitan sambil memijit sebelah kakinya.
" Ya ampun Dhe, kenapa kamu bisa diserempet mobil, pasti kau tidak hati hati ya?" Kata Bram.
" Nanti saja aku ceritakan Bram, tolong bantu aku berdiri."
Bram membantu Dhea berdiri.
" Maaf Dhe, aku harus menyentuhmu ya?"
" Ya Bram, tidak masalah ini darurat."
Bram menahan tubuh Dhea dengan kedua tangannya, namun ternyata Dhea tetap tidak bisa menahan rasa sakit di kakinya.
" Auuwwww....kakiku sakit sekali Bram!!"
" Ya ampun Dhea, kalau begitu aku harus menggendongmu ke dalam mobilku ya?"
" Iya Bram ", kata Dhea.
" Maaf ya Dhe?" Kata Bram sopan.
Kemudian Bram menggendong tubuh Dhea masuk ke dalam mobilnya. Lalu segera mengemudikannya menuju ke tempat tinggal Dhea.
" Dhe sebenarnya bagaimana ceritanya, kau bisa terserempet mobil? Lalu apakah orangnya langsung meninggalkan kamu begitu saja?"
" Dia sengaja menyerempetku Bram."
" Dia siapa Dhe? William?"
" Bukan Bram, tapi wanita yang bersama William waktu itu."
" Wanita yang bertengkar denganmu Dhe?"
" Benar Bram, aku tidak menyangka dia masih dendam denganku, dan dia sengaja menungguku pulang untuk mencelakaiku."
" Hhhh...keterlaluan!!"
" Biar saja Bram, mungkin setelah ini dia merasa puas dan tidak dendam lagi denganku."
" Apakah perlu aku antar ke dokter Dhe?"
" Tidak perlu Bram, mungkin kakiku hanya terkilir, aku punya obat gosok yang bisa menyembuhkannya."
" Benarkah Dhe?"
" Iya Bram, kamu tak usah khawatir. Kalau besok aku belum bisa pergi ke tempat kerja, kamu jangan marah ya?"
" Hahaha Dhea Dhea, kamu jangan mengkhawatirkan pekerjaanmu, sembuhkan dulu sakitmu itu."
" Iya Bram terimakasih ya, maaf selalu merepotkanmu?"
" Iya Dhe sama-sama."
Setelah tiba, Bram kembali menggendong tubuh Dhea masuk ke dalam kamarnya dan membaringkannya di kasur.
" Dhe kamu langsung istirahat saja ya, kalau besok kamu belum bisa masuk ke kampus, aku akan meminjamkan catatanku ke kamu."
" Iya Bram terimakasih banyak ya?"
" Iya Dhe sama-sama, aku permisi dulu ya Dhe?"
" Hati-hati di jalan ya Bram."
" Ok Dhe."
Kemudian Bram menutup pintu kamar Dhea dan langsung pergi bersama mobilnya.
" Aku harus menelfon William, temannya itu sudah sangat keterlaluan!!" Kata Bram. Lalu Bram langsung menelfon William saat itu juga.
" Hallo teman, ada apa kau menelfonku malam malam begini?" Tanya William.
" Dengar Will, kau harus menjauhi Dhea saat ini juga!!"
" Hei kenapa tiba-tiba kau semarah ini?"
" Kau tau Will, teman wanitamu itu baru saja mencelakai Dhea di depan tokoku!!"
" Maksudmu Paula? Apa yang sudah dilakukannya?"
" Entahlah siapa nama wanita itu, dia telah menyerempet Dhea dengan mobilnya!" Kata Bram tetap dengan nada yang ketus.
" Benarkah Bram? Lalu bagaimana keadaannya?"
" Untung saja dia tidak apa-apa, hanya kakinya yang terkilir dan mungkin butuh waktu lama untuh menyembuhkannya."
" Wanita sialan!!!" Umpat William, lalu dia segera menutup telfonnya.
" Hallo Will, Will...Hei aku belum selesai berbicara denganmu Will..hallo... !!"
William tanpa membuang waktu langsung mengambil mobilnya, dan mengendarainya dengan kencang untuk segera tiba di apartemen Paula.
" Paula...Paula...cepat buka pintumu....Paula...!!!!"
William langsung menggedor-gedor pintu kamar Paula setelah tiba disana.
Ternyata malam itu Paula sedang asyik tidur di kasur empuknya, dan sedikit terkejut mendengar suara kamarnya digedor dari luar.
Paula segera keluar dengan mata yang masih terkantuk-kantuk. Perlahan dibukalah pintu kamarnya.
" Hai sayang kau rupanya? Apakah kau merindukanku sehingga malam-malam datang ke sini?"
" Dasar wanita sialan!!" Kata William sambil mendorong Paula hingga terduduk di kursi.
" Heii apa yang kau lakukan my sweety? Kenapa kau kasar sekali?"
" Apa yang baru saja kau lakukan pada wanita itu? jawab!!" Kata William sambil mencengkeram bahu Paula dengan tangannya.
" Apa-apaan kau William!! Lpaskan tanganmu dari bahuku!!"
" Jangan beralasan, aku tau semuanya!!"
" Wanita yang mana Will?"
" Wanita penjaga toko itu!!"
" Oh oh oh..ya aku baru paham sekarang, lalu apa perdulimu? Bukankah dia bukan apa-apamu?"
" Kau tidak perlu tau apa perduliku dengannya, yang jelas kau jangan pernah mendekatinya, apalagi berusaha mencelakainya lagi, jika tidak aku yang akan bertindak sendiri untuk menguliti wajahmu yang cantik ini sayang!!" sambil mengusap pipi Paula.
" Ooohhh so sweet...benar ternyata dugaanku...kau tertarik dengan penjaga toko itu kan....hahaha William William...kenapa seleramu separah itu sekarang? Bisakah kau mencari wanita yang selevelan denganku?"
" Haahh kamu pikir levelmu itu setinggi apa Paula? kamu tau, levelmu itu segini ", kata William sambil mempraktekkan angka nol dengan jari tangannya.
" Kamu pikir aku itu wanita murahan hah?"
" Lalu menurutmu apa?" Kata William.
" Aku itu bisa mendapatkan 10 wanita sekaligus yang sama dengan dirimu dalam waktu satu hari Paula!!" Kata William lagi.
" Sialan kau William, kamu pria tak tau diuntung!!"
" Tak tau diuntung bagaimana maksudmu? Kamu dan aku itu sama-sama menikmatinya, kamu pikir cuma aku yang diuntungkan, dasar wanita bodoh!!"
" Ingat kataku!! Jangan pernah sekali lagi menyentuh wanita itu, jika tidak aku akan dengan mudah melenyapkanmu dari kota ini!!" Ancam William lagi sambil melepaskan cengkeraman di bahu Paula. Kemudian dia berjalan keluar.
" Ingat Paula camkan itu!!! Aku tidak pernah main main dengan perkataanku ", kemudian tubuh William hilang dibalik pintu keluar.
" Sialan kau William...****...!!!" Umpat Paula sepeninggal William.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓶𝓪𝓷𝓽𝓪𝓹 𝓦𝓲𝓵𝓵𝓲𝓪𝓶 𝓰𝓮𝓻𝓬𝓮𝓹 𝓷𝓲𝓱 𝓶𝓮𝓷𝓪𝓷𝓰𝓪𝓷𝓲 𝓶𝓪𝓼𝓪𝓵𝓪𝓱 𝓓𝓱𝓮𝓪 𝔂𝓰 𝓭𝓲 𝓽𝓪𝓫𝓻𝓪𝓴 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓟𝓪𝓾𝓵𝓪👏👏👏👏👏👏👏👏👏
2022-08-03
0
mamah lia nia
sebenarnya bram itu ada rasa ama Dhea.... cuman dia gak mau merusak pertemanan jadi yah gitu dipendam aja..... 😅😅😅
2022-01-15
0
iffah_AZ19May
Moco neh 😊
2020-12-04
1