Something different
Namanya Dhea. Dia adalah salah satu alumni mahasiswi di Semarang. Dia merupakan orang yang sangat beruntung, karena kepintarannya dia berhasil mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi S2 di London, negara yang diidam-idamkannya sejak lama. Dhea memiliki paras yang lumayan cantik. Walaupun berada di negara bebas itu, namun dia tetap mempertahankan diri untuk selalu memakai jilbab, dan tidak mau budaya negatif di kota itu mempengaruhinya sedikitpun.
Dhea memiliki seorang sahabat pria bernama Bram.
Bram merupakan orang pertama yang dikenalnya saat pertamakali masuk ke kampus itu. Dia sama-sama mahasiswa baru seperti Dhea. Bram bukan hanya sekedar sahabat, tetapi dia juga yang menawari Dhea bekerja di swalayannya saat membutuhkan kegiatan di sela waktu kuliahnya. Orangnya ramah dan begitu menghargainya, tidak berani sedikitpun menyentuh atau berbicara kurang ajar padanya.
########
Di suatu malam Bram mengajak Dhea menghadiri pesta rekan bisnisnya. Sebenarnya dia sedikit keberatan, tapi Bram tetap bersikeras meminta Dhea untuk menemaninya. Rasanya tak enak hati untuk menolak ajakkannya itu, karena dia sudah banyak membantu Dhea selama berada di negara orang ini.
" Kamu yakin akan mengajakku ke pesta itu Bram?"
Tanya Dhea sambil membenahi jilbab di balik kaca mobil yang hendak dikemudikan Bram.
" Ya, aku yakin."
" Pasti orang-orang akan menatapku aneh disana nanti, penampilanku berbeda dengan mereka Bram."
" Hahaha....itu bukan masalah buatku, bukankah itu identitasmu?"
" Kenapa kamu tidak mengajak Alice tadi? bukankah dia pacarmu?" tanya Dhea.
" Ahhh sudahlah, aku ingin kamu yang menemaniku bukan dia, " sahutnya lagi.
Tak lama kemudian mereka berdua sudah sampai di tempat pesta itu.
" Ayo turun! kenapa ragu?"
" Eh iya." Entah kenapa Dhea begitu gugup setelah sampai di rumah mewah bergaya klasik itu.
Dibenahinya gaun dan jilbabnya agar terlihat rapi.
" Kau sudah nampak cantik Dhea, orang-orang pasti akan menatapmu kagum."
" Benarkah Bram? yakin aku tak akan membuatmu malu?"
" Tidak, percayalah padaku."
Kemudian mereka berdua berjalan beriringan, dan mulai memasuki ruangan yang begitu megah itu.
Beberapa pasang mata melihat ke arah mereka, mungkin mereka merasa aneh melihat penutup kain yang ada di kepala Dhea, sedangkan rata-rata wanita yang ada di ruangan itu memakai baju yang sedikit terbuka, membuat setiap mata lelaki yang melihatnya tidak berkedip.
Bram beberapa kali menyapa teman-temannya, sedangkan Dhea hanya tersenyum sesekali saja.
Dhea amat risih melihat tatapan orang-orang terhadapnya, diajaknya Bram ke sudut ruangan yang sedikit sepi, ada tempat duduk di situ. Mereka menikmati segelas minuman ringan sembari memperhatikan orang yang sedang bercengkerama di depannya.
" Dhe kamu lihat pria berjas hitam di sudut kiri kita itu?"
Dhea melihat seorang pria tampan dengan tubuh atletis dan begitu berkharisma, dengan setelan jas yang melekat di badannya. Terlihat dia sedang memeluk pinggang seorang wanita.
" Ya aku melihatnya."
" Dia itu anak teman papaku, pemilik rumah ini."
"Jadi dia tuan rumah acara pesta ini?"
" Ya benar. Namanya William."
" Dia itu pemuda yang mapan dan masih lajang, memiliki beberapa perusahaan di kota ini."
" Lalu kau sendiri? apakah bukan pria mapan? kau juga memiliki beberapa tempat usaha."
" Hahaha hanya beberapa, tapi dia banyak Dhe, bahkan mungkin dia mampu beli semua tempat usahaku itu ", jawabnya lagi.
" Hmmm sekaya apa dia? apakah hartanya itu sedemikian banyak sehingga sudah tidak terhitung lagi?" bathin Dhea.
" Dia sering mengadakan party seperti ini?"
" Ya, dia itu orang yang royal Dhe, apalagi untuk kesenangannya, dia tidak segan-segan untuk mengeluarkan uang berjumlah besar."
" Tapi jangan pernah bermain asmara dengannya!! kau tidak akan pernah bisa melupakannya, karena dia ahli di bidang itu hahaha." sambung Bram.
" Iihhhhh...!!" gumam Dhea.
Saat ini saja Dhea sudah begitu muak menatap pria itu memeluk wanita tersebut sambil sesekali menciumnya, apalagi membayangkan jika bercinta dengannya. Dhea langsung bergidik ngeri.
Mereka lalu melanjutkan ngobrol dan menikmati minuman sambil menatap pemandangan di luar jendela. Sesekali Dhea tertawa kecil mendengar cerita-cerita Bram.
" Hai Bram!! apa kabar?"
Tiba-tiba saja ada seorang pria menyapa Bram, Bram langsung menengok ke arah suara itu, ternyata pria yang menegurnya tadi adalah William.
" Hai will....kabarku baik," sahut Bram sembari menjabat tangannya.
" Sudah lama kau di sini?" tanyanya lagi.
" Yah lumayanlah," sembari menunjukkan gelas minumannya yang hampir habis.
" Kenapa kau tak menghampiriku? bukankah kita sudah lama tidak saling ngobrol?"
" Aku tak mau mengganggumu, sepertinya kau sedang asyik dengan wanitamu disana." Sembari mata Bram mengarah ke sosok wanita yang dipeluk William tadi.
" Hahaha kau bisa saja Bram."
" Sepertinya kau tidak pernah berubah Will....!!! kata Bram lagi.
Tiba-tiba tatapan William berpindah kepada Dhea, Dhea merasa sedikit kikuk melihat dia menatapnya begitu tajam. Lalu Dhea menundukkan pandangannya menghindari beradu mata dengan pria di depannya. Bram mengetahui William sedang memandang Dhea.
" Ohhhh kenalkan ini Dhea sahabatku." Kata Bram.
" Hai...aku William," kata William kemudian, sembari mengajak Dhea berjabat tangan.
" Aku Dhea...", sambil menyambut uluran tangannya.
Tiba-tiba dia hendak mencium tangan Dhea sebagai bentuk penghormatan seorang pria kepada wanita, namun Dhea buru-buru menarik tangannya.
" Maaf," kata Dhea.
" Sorry teman dia tidak sama dengan kita," kata Bram.
" Ooohh tidak masalah, kamu cantik sekali nona," katanya.
Dhea hanya sedikit tersenyum dan kembali sibuk bermain dengan gelas minuman di tangannya.
" Hei dia wanita yang sangat menarik Bram, yah walaupun sedikit berbeda," bisiknya sembari bermain mata dengan Bram.
" Jangan main-main dengannya dia wanita baik-baik Will," kata Bram.
" Hahaha santai saja teman, aku tak akan menyakitinya, hanya ingin memberinya perhatian sedikit saja." Kata William sambil mengerling penuh arti.
" Awas kau ya," sahut Bram lagi.
Sesaat kemudian William berpamitan meninggalkan Dhea dan Bram berdua, namun bukan kembali menemui wanitanya tadi, tapi justru seorang gadis yang sedang terlihat duduk sendirian sembari menikmati musik di depannya, perlahan William mengulurkan tangannya, saat uluran tangannya disambut gadis itu , William segera menciumnya seperti saat hendak mencium tangan Dhea tadi. Dhea hanya memperhatikan tingkahnya dari jauh saja, dan sedikit bergidik ngeri.
" Sepertinya William memang sengaja mengadakan pesta untuk menarik perhatian gadis-gadis cantik di kota ini ", kata Dhea dalam hati.
" Kau tau Dhe, kenapa aku tak mau mengajak Alice ke pesta ini?" tanya Bram setelah William pergi.
Dhea mengernyitkan dahinya mencoba mencari tahu jawaban pertanyaan Bram.
" Karena di sini banyak pria kaya seperti William, dan jika Alice kubawa kemari, mungkin dia akan langsung mengajak kencan William malam ini, dan aku tak akan dibutuhkannya lagi hahaha."
" Tapi kenapa kau masih berhubungan dengannya? sedangkan kau tau sifatnya."
" Aku hanya ingin bersenang-senang dengannya tidak lebih," sahut Bram sambil tertawa.
" Ternyata kau pria brengsek juga Bram." Kata Dhea.
" Tapi aku tidak seburuk William Dhe hehehe."
" Sepertinya William pria yang tidak suka basa basi ya Bram?" tanya Dhea kemudian
" Ya, dia memang pria yang tidak suka basa basi dan tidak suka ditolak, khususnya wanita," katanya lagi sambil terkekeh.
" Kau sudah lama mengenal William?"
" Cukup lama, kami berteman dari kecil walaupun selisih usia kami terpaut 3 tahun."
" Pantas kau sudah sangat mengenalnya."
" Yang jelas aku sudah sangat hafal tindak tanduknya nona." Kata Bram sambil mengerling penuh arti.
" Hhhhhhhh dia pasti laki-laki Don Juan," bathin Dhea.
Merekapunpun segera hanyut dalam lantunan musik di pesta itu, orang-orang mulai berdansa.
Bram langsung turun ikut berdansa ditemani seorang teman wanita, sedangkan Dhea tetap duduk di kursinya sambil memperhatikan mereka menari sembari saling memeluk. Kemudian Dhea mengalihkan pandangannya keluar jendela, rasanya sedikit risih melihat pemandangan yang buatnya tak biasa itu.
" Haaiii nona!! maukah kau berdansa denganku?" tiba- tiba William datang mengulurkan tangannya, dan berusaha mengajak Dhea berdansa.
" Ohh maaf tuan, aku tidak bisa berdansa," jawab Dhea sopan.
" Ayolah jangan malu-malu, aku akan mengajarimu, kau pasti bisa," katanya.
" Maaf sekali lagi aku tidak mau." Kata Dhea lagi.
" Lho kenapa? bukankah aku bersedia mengajarimu?"
Tidak mungkin Dhea menjelaskan kepada William, bahwa agamanya melarang saling berdekatan apalagi berpelukan dengan non mahram, tapi pasti dia tak akan paham soal itu, maka Dhea hanya bisa terus menolaknya saja.
" Hai teman, Dhea tidak akan mungkin mau berdansa dengan kita," Bram tiba-tiba sudah ada di samping Dhea.
" Kenapa?" Jawab Bram.
" Itu sudah aturan buat dia."
" Aturan yang seperti apa sehingga tidak membolehkan kita menari?" jawab William.
" Bukan begitu teman tapi.....!!!"
" Ahhhh sudahlah kau tak akan paham," sahut Bram lagi.
" Okelah kalau dia tak mau," jawab William.
" Tapi aku sepertinya sedikit tertantang dengan wanita cantik ini, karena belum ada satupun wanita yang berani menolakku," bisik William.
" Awas kalau kau mengganggunya!!!"
" Hahaha tenang saja teman," sahut William sembari pergi dan melirik Dhea sambil tersenyum.
" Ahhh syukurlah kau datang Bram, aku bingung harus menjelaskan seperti apalagi untuk menolaknya tadi."
" Tenang saja Dhe, kamu tak usah khawatir," jawab Bram.
Bram tau segalanya tentang Dhea, tentang agamanya, tentang keluarganya, tentang aturan-aturan buatnya, karena Dhea sering bercerita dengannya, maka dia sedikit paham mengenai itu.
Kemudian mereka kembali asyik mendengarkan alunan musik yang menggema di ruangan pesta.
Sedangkan William terus mencuri pandang ke arah Dhea sembari tersenyum licik, seolah sedang membayangkan sesuatu, walaupun sedang ada seorang wanita yang berada di pelukannya.
" Dhe kita pulang yuk! sudah malam," kata Bram sembari melirik arloji di tangannya.
" Tapi kita pamit dengan William dulu ya?" katanya lagi.
Dhea mengangguk sembari ikut berjalan di sampingnya, dan menghampiri William yang sedang asyik bercengkrama ditemani teman wanitanya.
" Will kita pamit dulu ya?"
William menengok ke arah mereka berdua, teman wanitanya menggelayut manja di lengannya, Dhea risih sekali melihat mereka seperti itu di hadapannya, apalagi melihat potongan baju teman wanitanya itu yang hampir menunjukkan belahan dadanya, rasanya perutnya langsung mual.
" Bukankah ini masih terlalu sore teman? apakah kau tidak ingin menikmati pesta ini sampai selesai? masih banyak acara yang seru nanti," sembari bermain mata ke arah Bram.
" Ihhh menyebalkan, pasti itu acara orang-orang dewasa yang menjijikkan," bathin Dhea.
" Maaf Will, aku harus mengantar temanku ini."
" Bukankah dia sudah cukup umur untuk mengikuti acara kita teman? ayolahh....!!!"
" Will kali ini aku tidak bisa, maaf sekali ya?"
" Okelah kalau itu maumu, tapi lain waktu aku mau kamu jangan menolak ajakanku ya?"
" Ok teman aku permisi dulu."
" Oh iya...temanmu ini sangat cantik sekali, maukah kau berbagi denganku?" katanya sembari melirik Dhea.
" Kau gila...!! ingat jangan kau ganggu dia ya!!!"
William tertawa terbahak-bahak, sambil menatap Dhea tajam seolah seperti serigala yang siap menerkam mangsanya.
Kemudian mereka segera keluar menuju kendaraan yang diparkir di luar gedung.
" Bram aku takut dengan temanmu tadi, sepertinya dia bukan pria yang baik ya?"
" Sebenarnya dia baik Dhe, hanya sedikit play boy hahaha."
" Ah itu sama saja Bram."
Kemudian Bram langsung menjalankan mobilnya dan meluncur membelah jalan di keramaian kota menuju tempat tinggal Dhea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓶𝓮𝓷𝓪𝓻𝓲𝓴 𝓼𝓮𝓶𝓸𝓰𝓪 𝓼𝓪𝓳𝓪 𝓹𝓪𝓻𝓽" 𝓫𝓮𝓻𝓲𝓴𝓾𝓽𝓷𝔂𝓪 𝓽𝓪𝓶𝓫𝓪𝓱 𝓫𝓪𝓰𝓾𝓼👏👏👏👏👏👏👏
2022-08-03
0
KBW
wow
2022-06-04
0
mamah lia nia
ah akhirnya ketemu aku kangen banget ama Dhea william, Daniel , mike, tentang perjuangan william buat menghalalin Dhea
aaaa aku kangen...... 😘😘😘😘
2022-01-13
1