Pagi ini Dhea bersiap-siap berangkat ke kampusnya. Dengan perasaan was-was dia berjalan sesegera mungkin menuju halte tempat biasa dia menunggu angkutan umum. Dhea khawatir pria kemarin muncul kembali, namun hingga dia naik ke dalam bus, pria itu tetap tidak ada. Dhea sedikit lega. Dia duduk santai di depan sendiri. Tanpa sengaja matanya menatap ke belakang melalui kaca spion mobil yang berada di depannya. Alangkah terkejutnya Dhea, saat tau ternyata pria itu sedang duduk dengan santai tidak jauh dari dirinya. Tubuh Dhea menggigil ketakutan, dipeluknya tas yang berada di pangkuannya.
Setelah tiba di tempat tujuan, Dhea segera turun dan berjalan separuh berlari untuk menghindari pria yang terus mengikutinya itu.
" Dhe, ada apa? Kenapa wajahmu ketakutan begitu?" Tanya Bram saat Dhea tiba di dalam kelas.
Nafas dea tersengal-sengal, keringat membajiri tubuhnya.
" Bram, pria itu, pria itu Bram."
" Pria yang mana? Tenanglah atur nafasmu dulu."
Dhea segera mengatur nafasnya, kemudian dia segera menceritakan semuanya kepada Bram.
" Sudah tenang ? sekarang ceritakanlah".
" Bram, pria yang kemarin mengikutiku muncul kembali, aku takut Bram."
" Ohhh cuma pria kemarin itu? Aku pikir ada apa."
" Kau bilang cuma Bram? Kau tau siapa dia?"
" Ya aku tau."
" Siapa Bram? Jelaskan padaku."
" Dia orang suruhan William, Dhe."
" Orang suruhan William?"
" Ya orang suruhan William, semalam aku menelfonnya, dan William mengakui semua, sudah aku duga sebelumnya bahwa William orang dibalik ini semua."
" Lalu kenapa dia melakukan ini semua Bram?"
" Sudah aku bilang, William tertarik denganmu, dia menyuruh orangnya untuk mengawasimu."
" Mengawasiku? Dia pikir aku ini seorang penjahat yang harus diawasi setiap saat?"
" Bukan Dhe, dia hanya ingin menjagamu."
" Menjagaku? Aku tidak perlu dijaga. Selama inipun aku selalu kemana mana sendirian, dan buktinya aku baik-baik saja."
" Aku juga tidak tau jalan pikirannya Dhe, aku sudah memperingatinya, tapi dia tidak mau mendengarku."
" Laki-laki aneh, pasti otaknya sakit sehingga menyuruh orang membuntutiku setiap waktu, seperti orang kurang kerjaan saja. Aku harus melakukan sesuatu ", gerutu Dhea.
" Diamkan saja Dhe, jika kau melawannya dia akan lebih penasaran denganmu."
" Tidak Bram!! Dia itu sudah mengusikku, bahkan dia sudah mencampuri wilayah privasiku, aku butuh ketenangan, bukan selalu dibuntuti seperti seorang maling saja ", jawab Dhea ketus.
" Dhe kau hanya perlu bersikap biasa, biarkan dia melakukan tindakan semau dia, yang penting tidak menyakitimu. Kau harus menjaga hatimu saja, jangan sampai kau tertarik dengannya, jika tidak ingin menjadi salah satu korbannya."
" Hhhh...pria brengsek itu tidak bisa kubiarkan berbuat seenaknya sendiri, dia pikir dia itu siapa? Aku tidak takut dengannya Bram."
" Ayolah Dhe dengarkan aku, turuti kata-kataku, percayalah jika kau memang benar benar ingin dia berhenti mengusikmu ".
Dhea diam saja, mungkin memang benar perkataan Bram, karena Bram pasti lebih tau karakter William dibanding dia.
Dhea mencoba konsentrasi dengan dosen di depannya, walaupun sesekali dia melihat dari jendela kelas di sampingnya, jangan-jangan orang itu tiba-tiba muncul kembali. Hingga jam pulangpun tiba.
Ternyata kejadian kemarin terulang kembali, orang itu tetap membuntutinya saat Dhea pulang dari tempat kerjanya. Rasanya kesabaran Dhea sudah habis, Dhea segera menghampiri pria itu.
" Hei kamu?" Panggil Dhea saat sudah dekat dengan pria tersebut.
" Iya nona, ada apa?"
" Kamu jangan berpura-pura lagi, aku tau siapa kamu sebenarnya. Ayo telfon bos kamu sekarang juga!!"
" Bos saya? Maksud nona siapa?"
" Sudahlah jangan membohongiku, Bos anda pria brengsek itu kan? William? Benarkan tebakanku?"
" Maaf nona, mungkin anda salah orang."
" Sudah hentikan sandiwara kamu!! Mana handphonemu, jika tidak aku akan berteriak sekarang juga, lihat banyak orang di jalan ini!! Mereka akan mengira bahwa kau akan berbuat jahat denganku, dan mereka akan mengeroyokmu."
" Iya iya nona maafkan aku, tolong jangan lakukan itu, aku akan menelfon tuan William sekarang."
" Bagus, cepatlah aku sudah tidak sabar ingin bicara dengan pria brengsek itu."
Sesaat kemudia Paul segera mengeluarkan hp dari dalam sakunya, dan menelfon William.
" Hallo tuan."
" Hallo Paul, kenapa kau menelfonku malam-malam? Bukankah ini jam pulang kerja Dhea, apa kau tidak mengawasinya?"
" Iya tuan aku sedang mengawasinya, tapi ini non Dhea ada di samping saya."
" Ada di sampingmu? Maksudmu?"
Tiba-tiba Dhea segera merebut hp yang dipegang oleh Paul.
" Bawa sini handphonemu aku akan berbicara pada tuanmu sendiri!!"
William sedikit terkejut, saat mendengar Dhea berani meminta hp dari tangan Paul.
" Hallo Tuan William yang terhormat."
" Hallo nona manis, ada apa?"
" Dengar ya, aku tidak suka orangmu membuntutiku terus-menerus, apa kau sudah terlalu banyak uang sehingga buang-buang biaya hanya untuk membayar orang mengikutiku setiap hari?"
" Hahaha, aku tak mengira kau benar-benar gadis yang galak dan pemberani, aku baru tau ada perempuan seberani itu padaku."
" Memangnya siapa kau, sehingga aku harus menakutimu? Apakah kau malaikat pencabut nyawa hah???" Kata Dhea sedikit ketus.
" Jika malaikat pencabut nyawa itu setampan aku, apakah kau tetap akan merasa takut Dhe hahaha?"
" Ahh omong kosong, hentikanlah Will apa kau tidak tau bahwa keberadaan orangmu ini sungguh menggangguku?"
" Dheaaa.....sepertinya memang aku harus bertindak sendiri."
" Apa maksudmu?"
" Yaaa, kemarin aku hanya mengirim orang suruhanku untuk mengawasimu, dan kau tidak suka, aku rasa jika aku yang mengawasimu kau akan menyukainya, bukan begitu Dhea?"
" Dasar kau pria sakit, pasti kau kebanyakan minum wiski kemarin sehingga otakmu sudah terkontaminasi."
" Hahaha benar Dhe, otakku memang sudah terkontaminasi, bukan karena minuman keras, tapi karena kamu sayang, kamu menarik perhatianku Dhea."
" Ingat jangan macam-macam kau ya denganku!!"
" Ohhhh aku takut Dhe, rasanya aku ingin bersembunyi dibalik tubuhmu yang indah itu ", kata William sambil tertawa renyah.
" Kau benar-benar pria gila!!" Sembari memberikan hpnya kepada Paul, tubuh Dhea bergidik ngeri saat mendengar kalimat terakhir William tersebut.
" Hallo tuan."
" Iya Paul, kembalilah ke tempatmu, mulai besok aku yang akan menangani wanita itu sendiri, dia sudah mengacaukan perasaanku ", kata William.
" Baik tuan aku akan segera pergi."
Kemudian Paul segera pergi dari hadapan Dhea.
" Nona, saya pergi dulu, maafkan saya sebelumnya."
" Ya silahkan, kau tidak bersalah, kau hanya orang yang disuruh dengan tuanmu saja."
" Saya pergi nona, hati-hatilah di jalan."
Dhea hanya mengangguk saja. Sepeninggal Paul, Dhea segera melangkahkan kakinya menuju halte dan pulang ke rumahnya.
" Dhea Galuh Anjani...hmmm kau memang wanita yang membuatku penasaran, sepertinya kau benar-benar memaksaku untuk bertindak sendiri, ya ya ya...akan sangat menarik, permainan yang sebenarnya baru saja akan dimulai...Kau akan tau siapa sebenarnya aku."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝔀𝓪𝓳𝓪𝓻𝓵𝓪𝓱 𝓓𝓱𝓮𝓪 𝓼𝓮𝓹𝓮𝓻𝓽𝓲 𝓲𝓽𝓾 𝓴𝓪𝓻𝓷𝓪 𝓾𝓷𝓽𝓾𝓴 𝓶𝓮𝓵𝓲𝓷𝓭𝓾𝓷𝓰𝓲 𝓭𝓲𝓻𝓲𝓷𝔂𝓪 𝓼𝓮𝓷𝓭𝓲𝓻𝓲😂😂😂😂
2022-08-03
0
mamah lia nia
awas lho will tar bucin.... 🤣🤣🤭
2022-01-15
0
A N F A 🌹
ngakak abiss thorr suka sama novel muu 👌👌👌👌👌👌👍👍👍
2021-06-14
1