William berencana untuk kembali ke toko di tempat Dhea bekerja. Dia terus menyusuri keremangan malam dengan mobilnya. William sedikit terkejut tadi saat tau wanita yang bertengkar dengan Paula adalah Dhea, wanita yang dikenalnya melalui Bram. William juga baru tau, bahwa ternyata Dhea juga bekerja di swalayan yang diketahuinya adalah milik Bram.
Tak lama William telah memasuki area parkiran swalayan tempat Dhea bekerja. Dia menghentikan mobilnya di sana. Perlahan dia turun, dan kemudian segera berjalan mendekati pintu masuk. Dilihatnya Dhea sedang menghitung jumlah belanjaan salah seorang pengunjung toko. Dhea melayaninya dengan ramah dan penuh senyuman.
Setelah pengunjung itu pergi, dilihatnya Dhea sudah tidak terlalu sibuk seperti tadi. Kemudian William segera memberanikan diri untuk mendekati Dhea.
" Hallo Dhe, apakah aku boleh mengganggu waktumu sebentar?" sapa William.
" Hhhhhh...anda lagi, anda ini seperti hantu ya, selalu muncul secara tiba-tiba mengagetkanku."
" Hahaha kau ini bisa saja Dhe. Kenapa? sepertinya kamu sangat membenciku ya?"
" Saya tidak membenci anda, hanya sedikit sebal."
Seorang rekan kerja Dhea tiba-tiba datang sambil membawa sebuah buku di hadapannya.
" Ini Dhe buku rekap barang-barang masuk yang kamu minta tadi."
" Trimakasih James," jawab Dhea.
" Sama-sama Dhe," kemudian James segera meninggalkan mereka berdua kembali.
Dhea mengambil buku besar dan lumayan tebal tadi yang hendak disimpannya di dalam lacinya. Namun tiba-tiba dia berteriak mengaduh.
" Auuwww...!!" teriaknya sambil memegangi bahunya yang sakit tadi.
" Hei Dhe, kau baik-baik saja kan? kenapa tanganmu?"
" Ini tadi akibat perbuatanmu, kau tarik tanganku sangat keras sehingga terkilir." Jawab Dhea ketus.
" Ohhh maafkan aku Dhe, aku tidak sengaja."
" Lalu kenapa kau kesini lagi? bukankah seharusnya kau sedang bercumbu dengan wanita itu? apakah kau butuh sesuatu karena meninggalkannya tadi?" kata Dhea sambil mengejeknya.
" Dhe bisakah kau lembut sedikit padaku? bukankah aku sudah minta maaf padamu?"
" Ya...cukup mudah buatmu meminta maaf pada orang yang telah kau sakiti, tapi tak apalah daripada seperti pacarmu tadi, sikapnya benar-benar tak beretika."
" Ya Dhe, dia memang pemarah sekali."
" Seharusnya tidak perlu semarah itu hanya gara-gara tertabrak oleh temanku, bukankah dia tidak mengalami kerugian apa-apa?"
" Maafkan sikap dia tadi Dhe."
" Memang enak ya jadi orang kaya itu, bisa berbuat sesuka hati mereka, tapi jangan lupa, bahwa kami semua masih punya harga diri, dan kalian tidak bisa semena mena kepada kami."
" Ayolah Dhe, tolong lupakan masalah ini, aku kemari hanya ingin meminta maaf denganmu."
Dhea menarik nafas panjang.
" Tidak seharusnya aku semarah ini, bukankah dia sudah minta maaf berkali kali? jadi apa bedanya aku dengan wanita tadi?" kata Dhea dalam hati.
" Ya Tuan aku sudah memafkanmu, maafkan aku juga karena sudah emosi padamu."
William tersenyum melihat Dhea yang mulai bisa mengontrol dirinya.
" Aku baru tau bahwa ternyata kamu kuliah sambil bekerja, bukankah toko ini milik Bram?"
" Ya ini memang milik dia tuan."
" Hei kenapa kau memanggilku tuan lagi? bukankah aku sudah bilang panggil saja William. Usia kita tidak terpaut jauh Dhe, mungkin sekitar 3 atau 4 tahunan saja."
Dhea diam saja tidak menanggapi perkataan pria di depannya itu.
" Kau sudah lama bekerja di sini?"
" Lumayan, semenjak aku pertamakali masuk ke kampusku."
" Kau benar-benar wanita yang mandiri Dhe."
" Ya, karena aku harus bekerja keras untuk mendapatkan uang lebih, dan tidak sepertimu, bahkan mungkin kau tidak bisa lagi menghitung jumlah saldo di rekeningmu, makanya kau bisa dengan mudah menggandeng wanita seperti kemarin."
" Heiii kenapa kau begitu ketus? apakah tidak bisa sedikit manis denganku?" kata William sambil menatap Dhea tajam, Dhea bergidik ngeri melihatnya, apalagi ingat kejadian malam itu dan juga cerita-cerita Bram, tiba-tiba nyalinya sedikit ciut, dan mulai merasa sedikit khawatir.
" Kalau anda tidak ada keperluan lagi silahkan pergi, karena aku harus menyelesaikan pekerjaanku sekarang!!" kata Dhea berusaha mengusir William dengan lembut.
" Ok baiklah Dhe, aku akan pulang. Semoga pertemuan kita ini bukan pertemuan yang terakhir. Selamat malam nona manis," kata William berpamitan pada Dhea, dan dilihat ada senyuman licik yang tersungging di bibirnya. Entah apa yang dipikirkan William saat ini, Dhea merasa senyumannya itu mengandung makna yang tidak bisa di gambarkan olehnya.
William segera menuju mobilnya yang diparkir di depan swalayan. Tak berapa lama dia segera berlalu.
" Hmmm ternyata teman Bram itu sungguh memiliki nyali yang besar untuk melawanku, mungkin dia belum tau dengan siapa dia sedang berhadapan. Hhhhh gadis yang sangat menarik!!" kata William sambil tersenyum penuh arti dan menggigit bibir bawahnya, seolah sedang memikirkan sesuatu yang menarik perhatiannya.
Tak lama kemudian dia mengeluarkan handphone dari dalam sakunya. Digulirkan tombol pencarian, terlihat nama Bram di layar hpnya. Kemudian tanpa ragu dia menelfon temannya itu.
" Hallo Bram!!" sapa William saat tau telfonnya sudah diangkat di seberang sana.
" Hallo Will, ada apa menelfonku malam-malam begini?"
" Tidak ada apa-apa teman, aku hanya ingin mengobrol denganmu sebentar."
" Hahaha aku kenal kamu teman, ayolah katakan ada apa? apakah ini tentang wanita?" bisik Bram seolah sedang mengintimidasi William.
" Hahaha kau sungguh teman yang baik Bram. Ya ya ya...aku baru saja berpikir, wanita penjaga kasir di tokomu itu sepertinya benar-benar menarik, dia baru saja membuat andrenalinku terpacu teman, dan naluri lelakiku tertantang untung segera menaklukannya," kata William sambil tersenyum sendiri.
" Hei apakah yang kau maksud itu Dhe?"
" Hmmm kalau aku tidak salah sepertinya memang itu namanya."
" Kenapa kau tiba-tiba membahasnya? kau baru saja menemuinya?"
" Jangan salah paham teman, aku tidak menemuinya, tapi tidak sengaja bertemu dengannya di tokomu, berbeda antara tidak sengaja bertemu dan menemuinya ok!!"
" Lalu kenapa kau tiba-tiba berkata sepertinya Dhea menarik untukmu?"
" Karena dia gadis berani Bram, dan belum pernah ada wanita seberani itu padaku sebelumnya," kata William ada nada kesal dalam kalimatnya.
" Ayolah Will, jangan membuat masalah dengannya, dia gadis baik-baik, mungkin kau menyinggungnya sehingga dia bersikap seperti itu padamu?"
" Kau kenal aku kan teman, aku tidak akan pernah berhenti sebelum aku merasa bosan. Tapi jangan khawatir aku akan perlakukan dia dengan lembut, karena dia temanmu hahaha." Kemudian William menutup telfonnya. Dan segera konsentrasi menatap jalan di depannya, ada perasaan sedikit kesal di hatinya.
" Ahhh Dhea ada apa sebenarnya? kenapa kau membuat masalah dengan William, kau belum sepenuhnya tau siapa dia, aku takut tidak dapat melindungimu," kata Bram dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
Nur Hafni
yang dibahas cuman tidur Mulu Ama si Dhea kalo lagi beradu mulut Ama si Wil, seolah dia cemburu. Aneh!
2023-01-27
0
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓦𝓲𝓵𝓵𝓲𝓪𝓶 𝓳𝓭 𝓽𝓮𝓻𝓽𝓪𝓻𝓲𝓴 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓓𝓱𝓮
2022-08-03
0
mamah lia nia
lanjut.... 🤭🤭🤭
2022-01-15
0