Bram terus mengemudikan mobilnya menuju ke tempat tinggalnya, dia terus menambah kecepatan agar segera tiba di tempat tujuan.
" Sialan kau Will, gara gara ulahmu aku jadi kehilangan waktuku bersama Alice ", gerutu Bram sambil melihat William yang tertidur di kursi belakang dari balik kaca mobilnya.
Mobil Bram terus melaju membelah kesunyian malam di kota itu.Tak lama kemudian Bram sudah tiba di depan halaman rumahnya. Dia segera mematikan mobilnya, dan memapah tubuh William yang setengah sadar dan merancau tidak jelas.
" Ahhh berat sekali tubuhmu, kalau tidak ingat kau ini temanku, tak akan sudi aku membawamu tadi. Lihat saja, besok pagi aku akan membuat perhitungan denganmu karena telah mengacaukan semua acaraku ", gerutu Bram lagi.
Bram membawa masuk tubuh William, dan menidurkannya di ranjang.
" Sialan!! Kau ini mabuk sendiri, tapi kenapa harus menyusahkan orang lain?" Gerutu Bram.
Kemudian Bram segera membuka sepatu yang dipakai William, dan segera beranjak keluar serta membiarkan William tidur sendiri. Bram langsung masuk ke dalam kamarnya, dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Tak lama kemudian dia segera terlelap.
Keesokkan paginya William bangun dengan kondisi bingung, yang dia ingat semalam dia masuk bar, dan minum beberapa botol wiski.
" Apakah mungkin semalam aku mabuk? Lalu dimana aku sekarang? Sepertinya ini bukan kamarku?" Tanya William pada diri sendiri.
William segera beranjak keluar dari kamar tidur, diliriknya arloji di tangannya, pukul 10 pagi. Itu berarti dia tidur nyenyak dari semalam hingga bangun kesiangan.
William menarik handle pintu kamarnya. Dihatnya sekeliling ruangan, dan matanya berhenti pada foto kecil yang ada di atas meja. Foto Bram bersama kedua orang tuanya. William segera tau, dia sekarang sedang berada di rumah Bram.
Akhirnya William segera berjalan memasuki ruang demi ruang yang ada di rumah itu.
" Bram? Bram? Hei dimana kamu? Bram." Teriak William sambil terus mencarinya.
Yang diteriaki ternyata sedang berada di dapur.
" Hei kenapa kau teriak-teriak? Seperti orang ketakutan saja." Jawab Bram.
" Kenapa aku bisa berada di rumahmu Bram?"
" Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau sampai mabuk separah itu, hingga seperti orang gila tertidur di trotoar?"
" Aku tidak ingat sama sekali kalau aku sampai tertidur di trotoar, jadi semalam kau yang menemukanku?"
" Bukan aku, tapi Dhea."
" Apa? Dhea? Dhea penjaga tokomu itu?"
" Ya, kenapa? Terkejut?"
" Kenapa dia bisa menemukanku?"
" Mana aku tau? Yang aku tau dia menelfonku semalam, dan saat aku datang dia sedang menungguimu tertidur di trotoar."
" Ya semalam aku mabuk berat, dan aku tidak ingat bahwa aku keluar dari bar itu."
" Untung saja kau bertemu dengan Dhea, kalau tidak sudah pasti semua barangmu habis dicuri orang."
Tiba-tiba William ingat, semalam dia mengantungi dompet dan handphonenya.
" Lalu dimana dompetku Bram?"
" Itu aku simpan di dalam lemari kamarku bersama handphonemu. Tenang saja uangmu masih utuh, aku tidak mengambilnya sepeserpun."
" Hahaha aku percaya kamu teman."
" Lalu di mana mobilku Bram?"
" Hah kau bertanya padaku pula, mungkin masih kau tinggal di parkiran bar itu."
" Mana handphoneku Bram?"
" Itu ambil saja di dalam lemari kamarku paling atas", jawab Bram sambil menyeruput kopi buatannya sendiri.
Lalu William segera beranjak dari duduknya, dan segera menuju kamar Bram. Diambilnya handphone dan dompetnya. Kemudian dia menelfon salah satu pegawai, untuk mengambil mobilnya yang masih berada di depan bar semalam.
" Ada apa sebenarnya Will? Tidak biasanya kau mabuk sampai seperti itu, kau sedang ada masalah?" Tanya Bram sambil menyodorkan segelas kopi kepada William.
William menerima kopi tersebut dan langsung menyeruputnya.
" Aku baru saja bertengkar dengan Mike."
" Apakah Jessi lagi penyebabnya?"
William hanya mengangguk.
" Hhhh sudah kutebak, lagi-lagi wanita itu. Kenapa kau masih saja membencinya Will? Bukankah sekarang dia sudah jadi istri adikmu? Apakah kau justru masih mencintainya?" selidik Bram.
" Hahh, walaupun dia telanjang bulat di depanku saat ini Bram, tak akan sudi aku melihatnya, apalagi kau tuduh aku masih mencintainya."
" Lalu kenapa kau seperti dendam dengannya?"
" Aku hanya tidak ingin suatu hari nanti dia menyakiti adikku dan meninggalkannya, Mike itu pria baik, aku tidak tega wanita jalang itu mempermainkannya."
" Apa kau yakin Jessi hanya mempermainkannya seperti dulu dia mempermainkanmu?"
" Aku yakin, karena aku baru tau setelah Jessi meninggalkanku, ternyata dia itu bukan wanita baik-baik seperti yang aku pikir sebelumnya, dan aku berani bertaruh denganmu, jika aku mau menggodanya pasti dia akan kembali tertarik denganku ", kata William begitu antusias.
" Hhhhhh ya ya ya, aku juga tidak pernah tau Jessi seperti apa sesungguhnya. Mudah mudahan saja yang kau pikirkan itu tidak benar Will, dan seandainya itu benar-benar terjadi, Mike bisa lebih kuat daripada kamu dulu hahaha."
" Ahhh sialan kau Bram ", sahut William.
" Hei ngomong ngomong temanmu itu kenapa bisa kerja di tokomu?"
" Dia itu berasal dari Indonesia Will, mungkin dia butuh uang untuk membiayai kuliahnya."
" Kenapa kau mempekerjakannya hingga malam hari?"
" Dia yang meminta Will, bukankah siang harinya dia kuliah?"
" Hei kenapa kau tiba-tiba perduli dengannya? Apakah karena kau merasa dia sudah membantumu semalam teman?"
" Hhhhh tidak, aku hanya tidak habis pikir, jika semalam dia yang menemukanku, berarti dia pulang dari tokomu begitu malam Bram. Apakah tidak terlalu bahaya buat seorang gadis pulang hingga larut seperti itu sendirian?"
" Tidak teman, biasanya tokoku tutup pukul 10, dan tadi malam dia harus lembur untuk menyelesaikan pekerjaannya."
" Ya ya ya gadis yang sangat mandiri ", kata William lagi.
" Hmmmmm jangan kau bilang kau mulai tertarik dengannya Will?"
" Hahaha apakah aku salah Bram?"
" Oh tidak teman, aku hanya tidak ingin kau mempermainkannya."
" Kalau itu aku pikir-pikir lagi Bram ", jawab William sambil tersenyum.
" Hah kau ini, menyesal aku mengenalkannya padamu Will."
" Hahaha salah siapa gadis itu berani mengusikku?"
" Mengusikmu? Maksudmu?"
" Maksudku mengusik jiwa kelelakianku hahaha ", kata William sambil tertawa.
Bram diam saja, ada sedikit kekhawatiran di hatinya akan keselamatan Dhea.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓶𝓭𝓱"𝓪𝓷 𝓦𝓲𝓵𝓵𝓲𝓪𝓶 𝓽𝓸𝓫𝓪𝓽 𝓹𝓪𝓼 𝓭𝓮𝓴𝓮𝓽 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓓𝓱𝓮𝓪 𝔂𝓪 𝓪𝓪𝓶𝓲𝓲𝓷🤲🤲🤲🤲🤲🤲
2022-08-03
0
KBW
i hope
2022-06-04
0
mamah lia nia
nakal kamu will.... 🤣🤣🤭
2022-01-15
0