William sedang memperhatikan pemandangan dari balik kaca kantornya. Mobil-mobil yang berjalan di bawahnya terlihat sangat kecil dipandang dari balik kaca ruangannya yang berada di lantai 10 itu. William merasa bahwa sekarang dia telah memiliki segalanya, apapun yang diinginkannya bisa dengan mudah ia dapatkan. Namun sebenarnya kehidupannya terasa hampa, hatinya begitu kosong, kebahagiaan yang selama ini dia miliki adalah semu. Segalanya hanyalah sebuah pelarian untuk membunuh kesepiannya selama ini. Sebenarnya dia telah bosan dengan petualangan-petualangannya, namun entah mengapa tidak ada satupun wanita yang mampu memberikan rasa tenang pada dirinya. Saat William sedang asyik bercengkrama dengan perasaannya sendiri, tiba tiba saja hanphonenya berdering.
" Hallo Paul."
" Iya hallo tuan."
" Bagaimana tugasmu? Apakah sudah kau dapatkan informasinya semua?"
" Beres tuan, aku sudah mendapatkannya, tuan jangan khawatir."
" Ok bagus, nanti sore kau temui aku di rumah ya? Ingat jangan sampai lalai pengawasanmu, aku ingin kau menjaganya dengan baik?"
" Baik tuan, akan saya laksanakan perintah anda."
Kemudian telfon ditutup. Ada senyuman yang tersungging di bibir William. Sebuah kesenangan akan segera didapatkan. Dia sepertinya sedang menyusun rencana baru.
" Hmmmm sebuah awal yang baik, sepertinya ini akan sangat mengasyikan ", bisik William sambil tersenyum sembari membolak balikkan handphone di tangannya.
Tiba-tiba pintu ruangannya diketuk seseorang dari luar. William mempersilahkan masuk.
Hellen salah satu pegawainya yang seksi, nampak sedang berdiri di depan pintu ruangannya.
" Masuklah!!" Kata William sambil tetap berdiri di depan jendela tanpa memperhatikan sosok Hellen di belakangnya.
" Baik pak."
William membalikkan tubuhnya. Dia terkesima melihat penampilan Hellen yang semakin hari semakin menantang. Model pakaiannya yang dikenakannya saat ini begitu minim. Hellen memang sudah sejak lama tertarik dengan sosok tampan bosnya itu, dia selalu membayangkan suatu hari William bisa tergoda padanya. William sebenarnya menyadari hal tersebut, namun William memiliki prinsip, dia tidak akan pernah memiliki hubungan khusus dengan salah satu pegawai di kantornya, karena itu bisa merusak profesionalisme kerjanya.
" Duduklah!!" Kata William kemudian sambil mengalihkan pandangannya dari tubuh Hellen.
" Ini pak, saya ingin memberikan data-data yang bapak butuhkan tadi." Kemudian William mengambil sebuah map yang diserahkan Hellen kepadanya.
William membacanya sekilas, kemudian dia mengernyitkan dahinya.
" Statistik ini apa maksudnya? Coba kau jelaskan padaku ", kata William sambil tetap tidak mengalihkan pandangan dari kertas tersebut.
Kemudian Hellen beranjak dari duduknya, dan berdiri di samping William. William sedikit terkejut, Hellen berdiri begitu dekat dengannya, seraya sedikit menunduk sambil menjelaskan laporannya kepada William yang sedang duduk. Posisinya sekarang semakin mempermudah William melihat belahan dadanya, yang sepertinya sengaja dilakukan Hellen untuk menggoda bosnya itu. Hellen yang sangat mengagumi William dan tidak bisa menolak pesonanya itu. Hellen sangat menggebu-nggebu ingin menarik perhatian William.
William menahan nafas berusaha untuk menguasai libidonya yang mulai beranjak naik, dan mencoba konsentrasi pada laporan yang sedang dijelaskan Hellen saat ini.
" Baiklah cukup! Aku sudah paham, silahkan duduk kembali ", kata William.
Hellen kembali menuju tempat duduknya semula, walaupun sebenarnya dia ingin melihat reaksi bosnya lebih jauh terhadap dirinya, namun hingga sampai detik ini sepertinya William sama sekali tidak tertarik dengannya.
" Ok nanti kamu benahi laporan itu, aku sudah memberikan tanda di tulisanmu itu. Jangan lupa aku tunggu laporanmu besok siang di mejaku ini ya?"
" Baik pak."
" Silahkan kembali ke ruanganmu!"
Kemudian Hellen segeara beranjak dari tempat duduknya.
" Permisi pak."
William hanya mengangguk tanpa memperhatikan Hellen lagi, dan sibuk dengan android di tangannya.
" Jangan lupa tutup kembali pintunya ", katanya lagi.
" Baik pak."
" Oh ya satu lagi, besok-besok kau pakai baju yang lebih sopan, aku tidak suka melihatmu seperti itu, jika kau ulangi, kau tidak akan lama duduk di dalam ruanganmu itu lagi." Kata William tetap tanpa menatap Hellen dan masih asyik dengan androidnya.
" Baik pak, maafkan saya."
Hellen segera berlalu dari hadapan William dengan sejuta perasaan marah yang berkecamuk dalam dadanya, dia merasa terhina dengan perlakuan bosnya itu.
" Hmmm seandainya kau bukan pegawaiku, mungkin tadi aku sudah membawamu keluar dari ruanganku ini, dan kukurung di dalam kamar tidurku, shit....!!!" umpat William.
Sementara itu Dhea merasa ketakutan , karena sejak dia keluar dari tempat tinggalnya hingga menuju ke kampus, sepertinya ada seseorang yang sedang mengikutinya. Bahkan dia melihat orang tersebut sedang memasuki gedung administrasi kampusnya. Bram sahabatnya melihat gelagat yang tidak beres pada perubahan sikap Dhea.
" Ada apa Dhe? Sedari datang tadi kamu seperti orang ketakutan begitu, apa ada yang mengkhawatirkanmu?"
" Bram aku merasa ada seorang pria yang mengikutiku sejak aku berangkat ke kampus tadi, aku juga melihatnya memasuki gedung administrasi kampus kita."
" Ahh mungkin itu perasaanmu saja, barangkali dia memang ada keperluan pribadi, jangan berburuk sangka dulu."
" Tidak Bram, aku benar-benar merasa bahwa orang itu mengawasiku, karena sedari pagi tadi dia terus mengikuti di belakangku."
" Tenanglah Dhe, tidak akan terjadi apa-apa denganmu, jika ada sesuatu yang tidak beres segeralah telfon aku ok."
" Iya Bram."
Walaupun Bram sudah berusaha menenangkannya, namun masih ada rasa was-was dalam diri Dhea. Benar saja firasatnya, ternyata orang itu terus mengikutinya hingga dia pulang ke flatnya. Dan saat mengintipnya dari balik jendela kamarnya, orang itu sedang berdiri di bawah pohon di seberang jalan dan seperti sedang mengawasinya. Begitupun saat dia berangkat kerja hingga pulang kerja, orang tersebut seperti mengekorinya terus menerus. Dhea hari ini benar-benar dibuat senewen. Namun anehnya orang tersebut tidak berbuat apa-apa padanya, bahkan saat Dhea bertatapan langsung dengannya, dia justru memberikan senyuman pada Dhea.
" Apa sih maunya orang itu, kenapa dia terus mengikutiku?" tanya Dhea dalam hati.
" Dhea segera masuk ke kamarnya, dilihatnya kembali dari balik tirai jendelanya ", Dhea menarik nafas lega.
" Syukurlah orang itu sudah pergi ", gumamnya.
" Aku harus menelfon Bram ", kata Dhea kemudian.
" Hallo ", suara Bram terdengar di seberang sana.
" Hallo Bram, maaf menelfonmu malam malam."
" Iya Dhe tidak masalah, ada apa?"
" Bram firasatku benar, orang itu benar-benar mengikutiku, dan baru saja dia pergi. Aku sangat khawatir Bram."
" Ok Dhe, tenanglah...tapi kau tidak disakitinya kan?"
" Tidak Bram, dia hanya terus mengikutiku dari belakang, dan herannya dia selalu tersenyum padaku jika aku melihatnya."
" Ya ya ya, ok Dhe tutuplah telfonmu, dan tidurlah...Jangan khawatir tidak akan terjadi apa-apa denganmu, aku akan mencari informasi dahulu, jika sudah kudapatkan, besok aku kabari ya."
" Iya Bram terimakasih ya, maaf selalu merepotkanmu."
" Sudahlah jangan tak enak hati seperti itu."
" Iya Bram, kalau begitu aku tidur dulu."
" Ok selamat tidur Dhe, selamat mimpi indah."
" Iya Bram, selamat malam."
" Selamat malam Dhe."
Bram menarik nafas panjang, sepertinya dia tau siapa orang dibalik ini semua. Perlahan dia menggulirkan tombol pencarian, terlihat nama William di layar hpnya, kemudian Bram segera menelfonnya.
" Hai teman, tumben kau menelfonku malam-malam, untung saja aku tidak sedang bersama seorang wanita, jika tidak sudah pasti tak akan kuangkat telfonmu."
" Aahhh jangan terlalu basa basi Will, kau kan yang mengirim orangmu untuk mengikuti Dhea?"
" Hahaha kenapa? Gadis cantik itu mengadu padamu?"
" Ya Will, hentikanlah, kau sudah sangat menakuti dirinya."
" Hei siapa bilang aku sedang menakutinya, aku hanya ingin mengirimkan orangku untuk menjaganya, sebelum aku benar-benar bisa melakukannya sendiri Bram."
" Tolong hentikanlah kegilaanmu Will, dia bukan seperti wanita-wanita yang biasa kau kencani, dia gadis baik-baik Will, lepaskanlah dia."
" Itulah sebabnya Bram, karena dia berbeda makanya aku tertarik dengannya."
" Will...aku mohon carilah kesenangan dengan wanita lain, jangan dengan dia."
" Bram, kenapa kau berpikiran buruk denganku?"
" Karena aku tau sepak terjangmu Will."
" Sudahlah Bram, kau tidak perlu mengkhawatirkan temanmu itu, aku tidak akan menyakitinya, justru aku akan memberinya kesenangan ok ", kata William sambil tertawa dan segera menutup telfonnya.
" Ahhh kenapa dia tidak pernah bisa berhenti dengan kegilaannya itu, kuncinya semua ada di Dhea, jangan sampai Dhea jatuh dalam pelukan William ", gumam Bram pada diri sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓦𝓲𝓵𝓵𝓲𝓪𝓶 𝓭𝓪𝓱 𝓫𝓾𝓬𝓲𝓷 𝓪𝓫𝓲𝓼 𝓼𝓪𝓶𝓪 𝓓𝓱𝓮𝓪😅😅😅😅😅😅😅😅😅
2022-08-03
0
mamah lia nia
pasti orang suruhan william.... 😄😄😄
2022-01-15
0
Cici moci
kali aja klo william suka beneran sama dhea, bukan pelampiasan doank, karena dhea yg bda dr cewe2 yg dia kenal,, kali aja klo william bucin ma dhea dia bisa berubah jd org baik dan sukur sukur pindah keyakinan....
duh otak aq kok jd berspekulasi sendiri,, sorry thor lnjur baca aja dech biar jelas hehe
2021-01-02
1