Sepulangnya dari kampus Dhea hanya sempat beristirahat sebentar, karena sore ini harus berangkat lebih awal ke tempat kerja, banyak nota-nota barang yang harus diperiksa.
Dhea amat sibuk di depan meja kasir, sehingga tidak memperhatikan satu persatu orang yang masuk ke dalam toko. Tiba-tiba dia dikejutkan dengan suara ribut-ribut di dalam sana. Dhea spontan langsung berdiri dan mencari sumber suara itu, dan berjalan tergopoh-gopoh mengikuti suara yang sepertinya berasal dari dalam toko itu. Benar saja, ternyata salah satu rekan kerjanya Olive sedang dimarahi seorang pengunjung toko. Dilihatnya Olive sedang merangkak, memunguti beberapa benda yang berjatuhan di bawah wanita yang berdiri angkuh di atasnya sambil memaki-makinya. Tiba-tiba Dhea melihat ada sebuah benda yang menarik perhatiannya, sebuah alat kontrasepsi, ya wanita itu membeli satu kotak alat kontrasepsi pada barang belanjaannya.
" Maaf ada apa ya?" tanya Dhea.
" Lihat temanmu ini! apakah dia tidak punya mata sehingga menabrakku dan menjatuhkan semua barang belanjaanku?" sahutnya kesal.
" Ooohhh maaf nona, mungkin dia tidak sengaja."
" Mana bos kalian? aku akan menelfonnya karena memiliki pegawai yang tidak becus bekerja!!" teriaknya lagi.
" Sekali lagi maafkan dia nona, apakah anda benar-benar merasa dirugikan sehingga semarah ini?"
" Ya, jelas! aku merasa terkejut tadi, dan sekarang waktuku terbuang sia-sia, karena harus menungguinya memunguti belanjaanku!!"
" Maafkan saya nona, saya tadi benar-benar tidak sengaja!!" kata Olive memelas sambil berusaha berdiri.
Dhea membantunya bangun, dilihatnya wajah Olive begitu pucat, mungkin dia amat takut melihat kemarahan wanita tersebut.
" Mudah sekali kau meminta maaf, dasar pegawai bodoh!!!" teriaknya lagi.
" Nona cukup! anda sudah sangat keterlaluan!!" kata Dhea sedikit keras.
" Heiii....kau berani membentakku ya!!"
" Karena anda sudah di luar batas!!" jawab Dhea tak kalah sengit.
" Ooohhh kau mau membelanya?"
" Saya tidak membelanya, tadi saya hanya berusaha melerai, tapi justru anda semakin memaki-makinya!!"
" Ya ya ya....sepertinya toko ini memang berisi sekumpulan orang-orang bodoh dan tidak tau sopan santun!"
" Maaf, saya rasa andalah yang tidak mempunyai sopan santun, lihat sendiri sikap anda dari tadi, teriak-teriak dan memakinya seperti orang yang kurang waras saja."
" Kau ya, mulutmu memang kurang ajar!!" kata wanita itu sambil berusaha ingin menampar Dhea, tapi Dhea segera meraih tangannya, kemudian dipelintir semampunya.
" Auuuwww....lepaskan tanganku! kulaporkan kau ke pihak yang berwajib karena telah menganiayaku."
" Silahkan, laporkan saja, aku tidak takut. Lihatlah banyak orang di sekelilingmu, mereka semua bisa jadi saksi atas tingkah lakumu tadi."
Tiba-tiba saja Dhea mendengar teriakan seorang pria yang sedang berasal dari ujung sana.
" Sayang....!!! hei ada apa ini? apa yang terjadi?"
Dhea tidak tau siapa pria itu, karena posisi tubuhnya membelakangi pria tersebut.
Dhea tetap mencengkeram tangan wanita tersebut, tanpa memperdulikan suara pria yang berteriak di belakangnya.
" Sayang...tolong aku, pegawai gila ini menyakitiku!!"
" Hei lepaskan tangan dia!!!" kata pria itu sambil menarik kasar tangan Dhea.
" Auuuwww...!!" teriak Dhea, tenaganya begitu kuat mengibaskan tangannya, sehingga Dhea merasa kesakitan.
" Kau tidak apa-apa sayang?" kata teman pria wanita itu.
Dhea meringis sambil memegangi lengannya, Dhea merasakan sedikit ngilu di bahunya, mungkin tadi terkilir akibat ditarik terlalu keras.
" Lihat Will...pegawai gila ini sudah keterlaluan denganku," kata wanita itu.
Pria yang dipanggil Will tadi langsung membalikkan tubuhnya. Dhea masih meringis kesakitan. Namun alangkah kagetnya dia saat tau siapa pegawai yang berdiri di depannya tersebut.
" Dhea? kamu Dhea?"
Dhea terkejut saat menatap teman pria wanita itu.
" William!!"
" Ada apa Dhe? kenapa kalian bertengkar?"
" Ohhh rupanya wanita yang tak memiliki etika ini pacar anda tuan?"
" Kau jangan sembarangan bicara ya!! kaulah yang tidak beretika, idiot dan tidak berpendidikan!!"
" Hahaha kasian sekali teman anda ini Tuan William, mengatakan aku tidak berpendidikan, jelaskan padanya apa pendidikan terakhirku!! dan tolong ajarkan dia sopan santun untuk lebih menghargai orang lain, jangan pernah merendahkan kami!!" kata Dhea ketus.
" Ya Dhe, maafkan dia," kata William kemudian.
" Heii...kenapa kau justru meminta maaf padanya sayang? aku yang dirugikan saat ini?"
" Sudahlah Paula, malu dilihat orang, ayo kita pulang saja!"
" Tidak Will, aku harus buat perhitungan dengannya."
" Sudahlah, jangan kau perpanjang ", kata William sambil menarik tangan Paula, kemudian beranjak pergi dari toko.
" Hei....apa kalian tidak jadi membeli ini?? bukankah bisa berbahaya nanti jika tidak dipakai!!" teriak Dhea sambil menunjukkan sekotak alat kontrasepsi yang akan dibeli Paula tadi ke arah William yang menengokkan kepalanya, sembari tersenyum mengejek.
William hanya diam saja, sambil menarik tangan Paula yang tidak berhenti mengumpat.
William terus menarik Paula hingga masuk ke dalam mobilnya.
" Hei Will, kenapa sih kau malah membiarkan mereka? aku disini yang merasa dirugikan, kau lihat sendiri kan pegawai itu tadi menyakitiku?"
" Sudahlah Paula, aku tau kamu, emosimu itu tidak pernah bisa kau kendalikan."
" Hei kenapa kau menyalahkanku?"
" Aku tidak menyalahkanmu, seharusnya kamu bisa lebih sabar tadi, dan tidak perlu marah-marah di tempat umum, apakah kau tidak malu jadi tontonan banyak orang?"
" Hmmm sepertinya kau memang ingin membela mereka, apakah karena wanita penjaga tadi? oh ya siapa tadi kau sebut namanya? Dhe? ya Dhe, kamu tadi memanggilnya seperti itu. Apakah kalian sudah saling mengenal sebelumnya?"
" Dia itu teman Bram sahabatku, aku juga baru mengenalnya tadi malam saat Bram mengajaknya ke pesta."
" Ooohhh so sweet, ternyata benar dugaanku, apakah kau tertarik dengannya? aku lihat wanita itu memang lumayan cantik."
" Sudahlah jangan membuat masalah, aku tidak membela siapa-siapa, aku hanya tidak ingin kau mempermalukan dirimu sendiri di depan banyak orang tadi."
" Aahhh persetan, aku tidak perduli. Ingat!! masalah ini belum selesai, aku akan buat perhitungan dengannya nanti," kata Paula dengan mimik wajah penuh dendam.
" Terserah kau saja," jawab William kesal sambil terus mengemudikan mobilnya.
Sementara itu Dhea masih merasakan sedikit nyeri pada tangannya, sehingga sakit untuk digerakkan.
" Kuat sekali tenaganya saat menghempaskan tanganku, sampai tanganku terkilir seperti ini," bisik Dhea.
" Dhe, tanganmu masih sakit? sini aku bantu memijatnya."
" Oh tidak perlu Liv, terimakasih. Nanti juga akan sembuh sendiri, aku sudah memberinya obat gosok tadi."
" Baiklah kalau begitu," kata Olive sambil meninggalkannya.
" Sialan kamu Will, gara-gara ulahmu tanganku jadi sakit begini, ternyata kamu bukan cuma pria menyebalkan tapi juga kasar," umpat Dhea dalam hati.
Kemudian Dhea segera berjalan ke meja kasir, untuk kembali melanjutkan pekerjaannya yang tertunda tadi.
Sementara itu mobil William sudah hampir tiba di apartemen Paula.
" Sayang aku nanti langsung pulang ya?" kata William memberitahu Paula.
" Kenapa Will? bukankah tadi kau sudah janji ingin menemaniku sepanjang hari? apakah kau tidak tertarik untuk tidur di bawah selimut yang sama denganku nanti?"
" Maaf Paula, aku sepertinya berubah pikiran."
" Ada apa Will? apakah kau ada janji dengan wanita yang lebih menarik daripada aku?"
" Hahaha kau sepertinya tau sifatku, kau sungguh wanita yang pintar baby."
" Huh kamu memang menyebalkan Will!!" sahut Paula sambil membuang pandangannya keluar jendela.
Setelah Paula turun dari mobil, William langsung pergi meninggalkannya. Tiba-tiba saja moodnya untuk bersama paula malam ini hilang, karena sikapnya yang menyebalkan tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 298 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
𝓴𝓪𝓷 𝓓𝓱𝓮 𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹 𝓭𝓲 𝓷𝓮𝓰𝓪𝓻𝓪 𝓸𝓻𝓪𝓷𝓰 𝓳𝓭 𝓴𝓵 𝓓𝓱𝓮 𝓪𝓰𝓪𝓴 𝓴𝓪𝓼𝓪𝓻 𝔀𝓪𝓳𝓪𝓻 𝓴𝓪𝓻𝓷𝓪 𝓫𝓾𝓪𝓽 𝓶𝓮𝓵𝓲𝓷𝓭𝓾𝓷𝓰𝓲 𝓭𝓲𝓻𝓲 𝓼𝓮𝓷𝓭𝓲𝓻𝓲 𝓭𝓻 𝓶𝓪𝓻𝓪 𝓫𝓪𝓱𝓪𝔂𝓪
2022-08-03
0
Fa Rel
klo.berhijab mesti ngalah di rendahkan kagak kan aneh bgt meski kita berhijab klo di rendahkan wajib melawan woy jangan sok suci deh kalian aneh
2022-05-17
0
mamah lia nia
si paula bikin ulah..... 😅😅😅
2022-01-13
0