Chapter 6

...Menyerah? No, gue terlalu keren buat kalah....

...>Zella <...

.......

.......

...☠️☠️☠️...

Teriakan Zella membuat semua orang terkejut, termasuk Arzen. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat ibu tirinya di sana, terlebih keringat yang masih menetes di pelipis Zella semakin membuat Arzen terheran-heran.

Zella mendekat ke arah pria yang sedang menyandera Arzen, langkahnya sangat tegas tidak ada raut ketakutan di wajah Zella, yang terlihat hanya guratan emosi di wajahnya.

"Lepasin tangan lo dari anak gue!" perintah Zella begitu sampai di hadapan pria tersebut.

Pria itu tak menjawab, justru Arzen yang menyahuti ucapan Zella.

"Ini pasti ulah anda, anda ingin membuat saya mati secara perlahan, kan."

Zella menatap sosok Arzen yang kini menguarkan aura kebencian padanya, "Kalau pun aku berniat membunuhmu, aku tidak akan meminta bantuan mereka tapi aku akan melakukannya dengan tanganku sendiri, bukankah kamu tau seperti apa sifatku, Arzen Naraga."

Degh.

Skakmat, Arzen tak bisa mengelak jawaban Zella. Sejak dulu memang Zella selalu bekerja sendiri, dia tidak suka jika mainannya di sentuh orang lain.

"Wow sepertinya hubungan kalian tidak baik, bagaimana kalau kau juga ikut bersenang-senang dengan kami, Nona." Cetus pria berewok itu memecahkan ketegangan di antara anak dan ibu tirinya.

"Berani bayar berapa lo ngajak gue hah? Muka mirip badak aja belagu," ejek Zella.

Sifat bar-barnya kembali muncul, sudah lama sekali Zella tak merasakan perasaan ingin menghajar seseorang seperti saat ini.

Pria berewok itu menggeram marah, hingga tiba-tiba dia mendorong tubuh Arzen ke arah temannya yang berdiri tidak jauh dari pria itu.

"Kurang ajar! Berani-beraninya jala** sepertimu mengejek ku hah!" teriak pria itu.

"Berani lah, lo cuma menang badan sama berewok doang! Soal tekad gue lebih tinggi." Sahut Zella dengan percaya diri.

"Brengsek! Kau harus membayar penghinaan ini padaku jala**!"

Tanpa aba-aba pria itu langsung mencekik leher Zella, baru beberapa detik tangan pria tersebut menyentuh leher Zella sebuah tinjuan melayang tepat di wajah pria itu, hingga membuat cekikan di leher Zella lepas.

BUUGH.

"Aarrghh!" tubuh pria itu mundur beberapa langkah, dia memegangi hidungnya yang mulai mengeluarkan darah.

Senyum smirk terlihat di wajah Zella, dia kembali mendekati pria tersebut dan menarik kerah bajunya.

Sreeett.

"Tadi gue lihat tangan lo nyentuh tubuh anak gue, kan?"

"Bac**, kau hanya beruntung karena berhasil memukulku sekali! Jangan banyak omong sialan." Sentak pria itu melepas paksa tangan Zella.

"Aish, lo jangan main kasar dong! Kalo kaya gini, kan, gue jadi enak mukulnya hehe."

Arzen yang melihat tingkah ibu tirinya merasa aneh, sifatnya sangat jauh berbeda bahkan yang lebih mencengangkan ibu tirinya bisa beladiri, entah sejak kapan Arzen mulai merasakan perubahan-perubahan kecil terus terjadi pada ibu tirinya.

Kembali pada Zella, dia mulai memasang kuda-kuda bersiap untuk menyerang. Selang beberapa detik Zella berlari menerjang pria itu, dia menendang perut pria tersebut namun pria itu tak terjatuh bahkan masih berdiri dengan tegak seolah tak merasakan sakit sedikit pun.

"Haha, cuma segini kemampuanmu heh?" ejek pria itu.

Zella menarik sudut bibirnya ke atas, tanpa menjawab dia kembali memberikan tendangan memutar hingga mengenai kepala pria itu dan membuat tubuhnya jatuh ke lantai.

BUUAAGH.

Bruuuk.

Seketika pria itu pingsan setelah kepalanya mendarat sangat keras menghantam lantai, Zella tersenyum puas pemanasan yang dia lakukan barusan membuat tubuhnya sedikit lemas.

Zella menunduk, dia meraih tangan kanan pria berewok itu lalu menarik dan memutarnya hingga berbunyi 'Krek' menandakan kalau tangan pria itu telah patah.

"Ini bayaran karena lo berani menyentuh anak gue." Ucap Zella dingin.

Baru saja dia hendak berbalik, sebuah pukulan menghantam tengkuknya hingga membuat dia jatuh tersungkur ke lantai.

Bruk.

"Ssstt," Zella mendesis pelan.

Tengkuknya terasa mau patah, pukulan barusan membuat kepalanya ikut pusing.

"Ck bedebah sialan, berani sekali gadis kecil seperti dia membuat teman kita pingsan!" dengus pria yang memiliki tato di bagian lengannya.

"Sudahlah, bawa saja mereka bertiga! Kita harus keluar dari gedung ini secepat mungkin." Ajak rekan pria tersebut.

Mendengar hal tersebut, sahabat Arzen yang bernama Orvie Evander menjadi ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat, keringat dingin mulai menetes di kening pemuda tersebut.

"Zen, g-gue takut." Cicit Orvie.

"Maaf gara-gara gue, lo jadi ikut terkena masalah, Vie."

Orvie menoleh, dia melihat wajah Arzen berubah sendu, "Gue nggak nyalahin lo, Zen. Gue cuma takut mereka bakal menyiksa kita, ini bukan salah lo jadi lo nggak perlu minta maaf."

Belum sempat Arzen menjawab, dia kembali melihat sosok Zella berdiri dengan susah payah. Arzen terdiam, begitu juga dengan Orvie yang tercengang melihat Zella bersiap melawan mereka kembali.

"Udah cukup main-mainnya! Anak gue harus pulang, besok mereka sekolah." Zella meregangkan lehernya sebentar, meski masih sakit namun dia berniat membereskan kedua pria di depannya secepat mungkin.

"Wah dia nantangin kita, lebih baik kita habisi dia di sini! Toh dia tidak berguna jika di biarkan hidup." Usul pria bertato itu.

Rekan pria itu mengangguk, mereka berdua menyerang Zella secara bersamaan. Beberapa pukulan berhasil Zella berikan pada mereka, namun perbedaan tinggi serta tenaga membuat Zella kewalahan.

BUAGH.

BRAAK.

Tubuh Zella terlempar hingga menabrak tembok, merasa belum puas kedua orang tersebut mendekati Zella dan langsung menarik rambutnya hingga dia mendongak ke atas.

"Bagaimana heh, apa kau menyukai permainan kami?" tanya pria bertato.

"Kalian kira ini sudah selesai? Sayangnya kita baru mulai brengsek." Sahut Zella.

Zella mengepalkan kedua tangannya, sesaat kemudian sebuah tinjuan mendarat di rahang pria itu hingga membuat dua giginya patah.

BUAAGH.

Tak ingin membuang waktu, Zella memberikan tinjuan kedua di dagu pria itu.

BUGH.

"Aarrghh, sialan." Pria tersebut menggeram marah.

Mereka kembali menyerang Zella, pukulan demi pukulan mereka berikan satu sama lain. Zella mulai merasa tubuhnya lemas, serta kepalanya pening. Dia tetap berusaha menjaga kesadarannya, selang beberapa menit Zella berhasil menumbangkan kedua orang tersebut, sayangnya Zella tak menyadari kalau salah satu di antara mereka masih tersadar.

"Hah.... Hah... Sialan, mereka menguras tenagaku habis-habisan." Dumel Zella.

Dia mendekat ke arah Arzen dan juga Orvie, "Kalian berdua nggak papa?"

Arzen tak menjawab, dia hanya diam sambil mengamati memar di wajah Zella. Terlihat sudut bibirnya robek dan pelipisnya berdarah.

"Nggak papa, Tan, makasih udah nolongin kita." Ucap Orvie dengan tulus.

Arzen mendengus sebal, "Buat apa lo bilang makasih sama iblis kaya dia? Paling ini juga rencana dia dan sekarang dia lagi pura-pura menyelamatkan kita!"

"Zen, nggak boleh gitu! Dia ibu lo dia udah nolongin kita, kalo nggak ada Tante Zella kita pasti udah di apa-apain sama mereka." Cetus Orvie.

Dia tak setuju dengan pendapat Arzen, sebenci apa pun Arzen pada ibunya. Orvie merasa tak pantas jika Arzen berkata terlalu kejam seperti itu, meski dia sendiri tau sikap asli Zella sebelumnya namun bagaimana pun bagi Orvie, Zella telah menyelamatkan nyawa mereka.

"Lo jangan termakan sama iblis itu, Vie! Dia cuma-"

"Udah, nggak usah di perpanjang yang penting kalian baik-baik aja," Zella menatap ke arah Orvie. "Makasih udah belain Tante, tapi ucapan Arzen benar Tante itu iblis dan Tante memang nggak pantas dapat ucapan seperti itu dari kalian."

Meski ucapan Arzen di tunjukan pada Zella yang asli, tapi tak di pungkiri sudut hatinya sedikit terluka.

'Nggak papa, Zel, lo harus semangat.' Batin Zella menyemangati dirinya sendiri.

Arzen dan temannya berjalan lebih dulu beberapa langkah dari Zella, namun baru saja Arzen tiba di depan pintu Zella melihat rekan pria bertato tadi hendak melempar belati ke arah putranya.

Sontak kedua bola mata Zella melotot saat belati itu melayang ke arah putranya, dengan mengerahkan tenaga yang tersisa Zella berlari ke arah Arzen.

Drap.

Drap.

Drap.

"ARZEN! AWAS..."

Terpopuler

Comments

Aprilia G. De Obelia

Aprilia G. De Obelia

the power of emak-emak

2024-07-06

9

Acherabelle

Acherabelle

YAH GANTUNGGANNN

2024-05-02

1

Maydian li Maydian

Maydian li Maydian

thor g up ya hari ini?

2024-04-27

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82: Main Story 1
83 Chapter 83: Main Story 2
84 Chapter 84: Tamat.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82: Main Story 1
83
Chapter 83: Main Story 2
84
Chapter 84: Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!