Chapter 19

...Di paksa maju oleh perasaan, tapi di pukul mundur oleh kenyataan....

...>Zella <...

...☠️☠️☠️...

Mansion mewah bergaya modern milik keluarga Allyshon, terlihat sedang di liputi kebahagiaan. Kabar bahwa putri sulung mereka berhasil meraih penghargaan bergengsi kali ini, membuat mereka sangat bangga.

"Pah, kita harus menyiapkan pesta yang mewah nanti saat Silla pulang!" ujar perempuan paruh baya bernama Nadin Allyshon.

"Tentu saja, kita perlu menunjukan pada dunia siapa itu Silla dan keluarganya," sahut Toni Allyshon.

Nadin mengangguk antusias, sampai datang pertanyaan sang suami yang membuat senyum di wajah Nadin meredup, di gantikan raut sinis di wajahnya.

"Mah, kita ke rumah Zella yuk, udah lama kita nggak pernah jenguk dia,"

"Ngapain ke sana sih, Pah? Anak itu nggak berguna! Dia cuma bikin aib buat keluarga kita," protes Nadin.

Toni meraih lembut tangan istrinya, dia mengelus punggung tangan Nadin.

"Zella juga anak kita, Mah, bagaimana pun juga Papah menyayangi dia, Zella anak yang baik dia sudah bertahan sejauh ini demi keluarga kita, sekarang waktunya kita menemui dia," usul Toni.

Nadin berdecak sebal, namun dia tetap menyetujui ajakan suaminya. Toni menyambut hangat persetujuan sang istri, dia mengecup singkat punggung tangan Nadin lalu meminta Nadin bersiap-siap sebelum hari semakin siang.

...***...

Beberapa menit kemudian, Nadin dan Toni sudah berada di dalam mobil mereka. Perjalanan menuju kediaman Zella memakan waktu cukup lama, saat melewati toko kue Toni meminta supirnya berhenti sejenak. Dia berniat membelikan kue kesukaan putrinya, baru saja Toni membuka pintu seruan sang istri menghentikan pergerakannya.

"Pah, buat apa repot-repot beli kue segala? Anak itu bisa beli sendiri, jangan terlalu di manja, Pah! Nanti Zella besar kepala." Tukas sang istri.

"Mah, meski pun sekarang Zella sudah berkeluarga tapi bagi Papah dia masih anak kecil, apa Mamah nggak malu ke sana tanpa membawa apa pun?" sahut Toni.

Kesabarannya hampir habis menghadapi protes Nadin sejak tadi, jika saja dia tidak mencintai istrinya mungkin saat ini pertengkaran sudah terjadi di antara mereka.

Nadin membuang muka ke samping, membiarkan Toni turun dan membeli kue kesukaan Zella.

Satu jam kemudian mereka berdua sampai di mansion Zella, namun rumah itu nampak sepi hanya ada tukang kebun dan beberapa pelayan yang sedang bersih-bersih.

Toni turun lebih dulu, dia menghampiri satu pelayan yang sedang membersihkan kaca.

"Permisi, apa nyonya kalian ada di rumah?" tanya Toni sopan.

Pelayan itu menggeleng pelan, dia lalu menjawab, "Nyonya sedang pergi ke time zone, Tuan besar."

"Sudah berapa lama dia pergi?" lanjut Toni.

"Sudah tiga jam, Tuan, mungkin sebentar lagi nyonya pulang." Sahut pelayan tersebut.

Toni mengangguk-anggukan kepalanya, dia kembali melangkah menuju mobil untuk mengajak Nadin menunggu di dalam rumah.

"Zella sedang keluar, lebih baik kita tunggu di dalam," usul Toni.

Meski malas Nadin tetap mengikuti langkah suaminya, mereka di pandu menuju ruang tamu. Para pelayan mulai menyiapkan camilan serta dua cangkir teh untuk kedua orang tua Zella.

Nadin mengamati kondisi mansion itu, terlihat foto-foto pernikahan yang dulu berjejer rapi di meja kaca serta nakas kini sudah menghilang. Hanya ada satu foto yang masih terpajang di pojok ruangan itu, yaitu foto Arzen dan juga Zella tanpa adanya Zion di antara mereka.

Nadin merasa ada yang aneh, dia tahu betul seperti apa Zella dan seberapa besarnya rasa suka yang dia miliki. Tapi sekarang yang dia lihat seolah Zella sedang membuang Zion dari kehidupannya.

...***...

Di sisi lain, Zella dan ketiga orang lainnya baru saja keluar dari time Zone. Mereka berbincang-bincang ringan seraya berjalan menuju restauran, sesekali Zella melihat Arzen curi-curi pandang padanya, Zella hanya berpura-pura tidak melihat hal tersebut dia tak ingin membuat Arzen merasa kikuk.

Saat mereka tiba di restauran, mereka langsung memesan beberapa makanan yang menurut Zella itu sangat mahal.

'Astaga, mahal banget! Ini sih bisa buat gue ongkos ke kampus.' Batin Zella teringat kenangannya di masa lalu.

Ziven mengernyitkan kedua alisnya saat melihat Zella sedang menghitung jemarinya, makanan di atas meja tersaji dengan baik mereka mulai menikmati makanan itu dengan santai.

Beberapa menit berlalu, ponsel di saku jaket Zella berdering. Dia meletakan sendok dan garpunya di atas piring, Zella mengeluarkan ponselnya dan melihat nama yang tertera di layar.

Perempuan itu segera mengangkat panggilan dari nomor rumahnya, saat sudah terhubung Zella segera menanyakan alasan mereka menghubunginya.

Awalnya ketiga pemuda yang duduk di satu meja dengan Zella masih acuh tak acuh, akan tetapi mereka semua menjadi cemas saat Zella tiba-tiba menggebrak meja namun mengenai piringnya, hingga membuat piring di depan Zella terbelah menjadi dua.

"Sialan! Sialan," racau Zella.

"Zel, lo kenapa?" tegur Ziven menepuk pundak Zella pelan.

Arzen melihat tangan ibu tirinya memerah, dia ingin memberitahu Zella bahwa tangannya memar. Namun belum sempat Arzen berkata, Zella sudah berbicara lebih dulu.

"Arzen, Mommy pulang dulu. Kamu jangan pulang ke rumah sampai Mommy jemput kamu, kamu bisa main ke rumah Orvie dulu sambil nunggu Mommy, yah?" ujar Zella penuh harap.

Arzen menaikan satu alisnya ke atas, dia kembali bertanya, "Kenapa gue nggak boleh pulang?"

"Bukan nggak boleh pulang, Sayang, tapi Mommy ada urusan penting di rumah, kamu bisa penuhi permintaan Mommy, kan?" ujar Zella memelas.

Dia tidak ingin menunjukan sisi beringasnya lagi pada Arzen, karena dia sendiri takut nanti akan lepas kendali saat bertemu orang tuanya.

Arzen mengangguk paham, meski dia penasaran dan ingin menanyakan lebih lanjut namun sepertinya perempuan itu tak ingin membahasnya.

Zella menoleh ke arah kiri, di sana terlihat Ziven sedang menatapnya dengan kening berkerut.

"Gue titip anak-anak, Ven, anterin dia ke rumah Orvie lo bisa?"

Tanpa ada keraguan sedikit pun, Ziven mengangguk, "Bisa, lo tenang aja anak-anak pasti aman sama gue."

"Makasih, Ven, gue pergi dulu." Pamit Zella seraya berdiri dari kursinya.

Sebelum pergi dia mengusap pucuk kepala Arzen, senyum lembut Zella berikan padanya. Setelahnya dia berlari kecil menuju mobil yang terparkir di halaman restauran, mereka bertiga datang dengan kendaraan masing-masing, karena Arzen masih enggan satu mobil dengannya.

Melihat kepergian Zella, Arzen merasa ada hal tidak beres yang di sembunyikan oleh ibu tirinya. Tak ingin membuang waktu Arzen berdiri dari kursi dia berniat menyusul Zella, tapi saat dia hendak keluar pergelangan tangannya di tahan oleh Ziven.

"Kamu mau kemana? Tadi ibu kamu nyuruh kamu tetap di sini, kan?" ujar Ziven.

"Minggir, gue nggak punya urusan sama anda!" Arzen menyentak tangan Ziven dengan kasar.

"Kamu mau bikin ibumu cemas hm?" lanjut Ziven kembali mencegah langkah Arzen.

Tanpa menoleh Arzen menjawab, "Justru karena gue cemas, gue harus pulang."

Ziven tertegun, nada suara Arzen terdengar gemetar dan panik. Dia berniat kembali mencegah langkah Arzen, namun Orvie menyelanya.

"Jangan, Om. Mungkin ini satu-satunya cara biar hubungan Tante Zella dan Arzen bisa menjadi lebih baik," ujar Orvie.

"Maksudmu?" Ziven terlihat kebingungan.

Namun Orvie tak menjawab, dia memilih diam dan melanjutkan makanannya. Membiarkan Ziven bermain-main dengan pemikirannya sendiri.

Terpopuler

Comments

s_lestari

s_lestari

haii thor...q selalu suka dengan kata" pembuka disetiap awal chapter,,,semangatt thor...

2024-05-24

3

Anggie Melliani

Anggie Melliani

double up ka thor

2024-05-12

0

Armyati

Armyati

laannjuutttt lagi kak 😍🙏 semangat terus 💪💪❤️

2024-05-12

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82: Main Story 1
83 Chapter 83: Main Story 2
84 Chapter 84: Tamat.
Episodes

Updated 84 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82: Main Story 1
83
Chapter 83: Main Story 2
84
Chapter 84: Tamat.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!